Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari "Jangkrik" Hingga Si Doel; Me-Reborn Nasib Dengan Film Remake

29 Januari 2022   17:07 Diperbarui: 31 Januari 2022   00:20 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Srimulat the Movie; "Srimulat; Hil yang Mustahal", adalah gagasan remake atas film atau catatan kisah kehidupan para seniman tua yang kiprah keseniannya telah menjadi pembuka jalan bagi kesuksesan para komedian top Indonesia. Melalui panggung hiburan dari jalanan, hingga kepanggung TVRi, sebagai televisi Nasional satu-satunya di jamannya, hingga ke dunia komedian kekinian. 

Tapi sayang, sebagian nasibnya jatuh terpuruk, dan kepedulian kita, para seniman terhadap nasib mereka juga tak ada yang dapat menjelaskan. Seperti ada yang hilang dari tali temali-missing link, antara kiprah kesenian mereka dengan dunia saat ini, dengan ketenaran para komedian saat ini.

Padahal pencinta komedi Indonesia, pasti tidak asing dengan grup lawak Srimulat. Grup lawak bentukan Teguh Slamet Rahardjo pada 1950 silam, dengan mengambil nama Srimulat, yang diambil dari nama istri Teguh pada saat itu. Grup itu mejadi pelopor seni pertunjukan di Indonesia yang lahir dari kesenian tradisional, Keroncong dan Ludruk.

Awalnya, pemeran asli Srimulat memulai karier mereka di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun, mereka bertransformasi menjadi mega bintang di Indonesia pada pada era 1980-an dan 1990-an, dengan puluhan juta penggemar yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

Sebagai grup komedi pertama yang berhasil tampil di televisi nasional, lelucon Srimulat tak lekang di makan zaman, walaupun sebagian personilnya telah pergi.

Film ini tak hanya dimaksudkan mengingatkan lagi pada bangsa besar ini, tentang mengapa kita dulu bersatu menjadi Indonesia tanpa meninggalkan jatidiri kita yang terdiri dari berbagai suku bangsa di negeri ini, tapi juga nasib mereka yang pernah membuat kita tertawa gembira.

Mungkin remake-remake atas karya panggung, dan sinema lawas akan menjadi "kelahiran baru (reborn) nasib para seniman kita. Semoga.

referensi; 1.2.3.4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun