Bandar Lampung -- Warisan budaya kain Kebung Tikhai, yang dirajut penuh makna oleh perajin di Desa Bandar Kejadian, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Lampung, kini mendapat suntikan inovasi dari tim dosen Universitas Malahayati. Program pelatihan dan pendampingan ini digelar berkat Hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) DPPM Kemdikbudsaintek dengan Nomor Kontrak: 119/C3/DT.05.00/PM/2025, tertanggal 28 Mei 2025.
Kebung Tikhai, kain adat bermotif belah ketupat yang biasa menjadi ornamen upacara adat Lampung, berkembang bukan sekadar hiasan, melainkan simbol identitas budaya yang diwariskan turun-temurun. Namun, tren zaman perlahan meredupkan peran kebudayaan ini.
Menyadari hal tersebut, tim dosen yang dipimpin Lestari Wuryanti, S.E., MM., bersama Dr. Febrianty, S.E., M.Si., dan Rezania Agramanisti Azdy, S.Kom., M.Cs., menerapkan pelatihan teknis, digitalisasi pemasaran melalui e-katalog Dandan Nayuh, serta pemberian alat produksi modern ke Mitra IKM Perajin Kebung Thikai.
"Perajin tidak hanya terbantu dalam peningkatan desain dan efisiensi produksi, tetapi juga semakin siap menghadapi era pemasaran digital," jelas Lestari. Imbasnya, omzet IKM mitra meningkat hingga 30 persen, dengan kemampuan pemasaran digital meningkat 85 persen. Lestari juga mengucapkan terimakasih kepada DPPM Kemdikbudsaintek yang telah mendanai PKM ini untuk Tahun Anggaran 2025.
Dukungan teknologi dan strategi pemasaran digital dalam program ini membuka gerbang persaingan Kebung Tikhai di pasar nasional. Nilai budaya Lampung pun semakin lestari dan berdampak nyata bagi pemberdayaan ekonomi desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI