Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kompasiana Award: Bukan Soal Reward, tapi Awareness

5 Desember 2020   22:06 Diperbarui: 7 Desember 2020   04:33 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianival 2020. Sumber: Kompas

Kompasianival 2020 mulai dari kita, tidak hanya slogan atau semboyan, kalimat pendek itu seakan menjadi narasi panjang yang menyadarkan, betapa pentinya menyebarluaskan informasi yang mendidik, mencerahkan dan mencerdaskan. 

Seluruh kompasianer bukan hanya yang berkesempatan masuk nominasi kompasiana award dan menjadi pemenang, adalah tokoh-tokoh penulis yang mencerdaskan, mencerahkan sekaligus menyadarkan. 

Para kompasianer yang telah berkarya, dengan tulisan-tulisannya yang edukatif, merupakan anak-anak bangsa yang memberi kesadaran penting, bahwa kita ada untuk berkarya, dan kita berkarya untuk bangsa. 

Kepada para pemenang Kompasiana Award, saya mengucapkan selamat, anda bukan semata-mata menjadi pemenang, namun juga mewakili seluruh kompasianer, adalah duta-duta literasi yang penting sebagai komponen bangsa, dalam mengisi pembangunan, melalui karya literasi yang bermutu. 

Kepada para kompasianer lain yang belum memenangkan award, tidak ada yang perlu membuat kecil hati, sebab kita berkarya bukan semata-mata untuk mendapat award, apalagi reward, namun karya para sahabat kompasianer adalah proses awareness, proses kesadaran. Tingkatan award dan reward yang paling tinggi diantara seluruh penghargaan terhadap pencapaian sebuah karya. 

Awareness atau kesadaran, bagi saya adalah sebuah komitmen, juga tanggungjawab bahwa kita harus memiliki peran, sekecil apapun untuk bangsa ini. Melalui karya-karya tulis para sahabat kompasianer, baik karya fiksi maupun non fiksi, selalu mengandung pesan dan makna. 

Lalu, pesan dan makna itu oleh sahabat ingin diperdengarkan atau diperlihatkan kepada dunia, bahwa setiap pesan itu harus tersampaikan, karena mengandung makna dan manfaat bagi kehidupan dalam berbagai aspeknya.  

Setiap kompasianer, menulis bukan hanya ingin menunjukkan kemampuan untuk menulis, namun jauh lebih bermakna, adalah bahwa para kompasianer ingin menunjukkan dan menyampaikan gagasan dan pikiran yang penting bagi keberlangsungan kehidupan, perkembangan dan kemajuan dalam perjalanan zaman. 

Setiap tema dan topik yang dipilih oleh kompasianer, bukan semata pilihan atas kemampuan kompasianer dalam minat dan passionnya, namun jauh dari soal itu, adalah karena setiap pilihan topik selalu bermuatan dengan aspek-aspek kehidupan kita sehari-hari. 

Pilihan terhadap topik, bukan semata-mata berdasarkan kemampuan atau minat dan passion seperti yang sudah saya sebutkan, namun lebih bermakna soal itu, adalah karena kompasiner ingin menghadirkan value atau nilai yang sahabat pahami dalam setiap topik atau aspek kehidupan sehari-hari.

 Jadi pilihan topik atau topik pilihan, bukan semata-mata tentang perihal kecenderungan, trend, atau kemampuan, minat dan passion namun berhubungan dengan alam pikiran kita sehari-hari dalam menangkap pesan dan makna berbagai aspek kehidupan yang kita alami. Lalu, kita ingin berbagi pemahaman tentang aspek-aspek kehidupan yang kita alami kepada orang lain. 

Sahabat kompasianer misalnya mengangkat topik humaniora, tidak semata-mata karena itu passion dan minat anda, namun karena anda pada saat itu lebih peka menangkap makna aspek kehidupan di sekitar anda tentang humaniora, lalu ingin berbagi apa yang anda pahami atau yang anda tangkap dalam aspek kehidupan itu. 

Tentu saja, membagikan pengetahuan dan pemahaman anda terhadap sesuatu atau perihal di sekitar kehidupan sahabat kompasianer, bukan semata-mata ingin berbagi pengetahuan, tetapi lebih jauh sesungguhnya anda ingin melakukan proses kesadaran bersama. 

Yaitu, proses kesadaran bersama terhadap fenomena kehidupan dengan orang lain. Sahabat ingin melakukan proses berbagi pengetahuan, namun juga proses penyadaran bagi para pembaca kompasiana. 

Jadi seluruh tulisan-tulisan di Kompasiana yang baik atau bermutu, adalah proses edukasi, mencerdaskan, mencerahkan, juga berbagi kesadaran tentang fenomena kehidupan di sekitar kita. 

Contoh soal ini dengan mudah misalnya soal topik lingkungan, misalnya tentang banjir. Pemahaman anda menangkap fenomena banjir, bukan hanya soal pengetahuan atau pengalaman yang anda bagikan, namun ada proses ingin menyampaikan kesadaran bersama tentang pentingnya melestarikan lingkungan, agar terhindar dari banjir.

Contoh kecil ini, betapa kita sebagai kompasianer, para penulis adalah insan-insan yang memiliki peran penting, membuat karya untuk kepentingan kehidupan kemanusiaan. 

Inilah yang saya maksudkan, bahwa proses menulis di Kompasiana, lalu disahuti oleh berbagai ajang kompetisi kompasiana, seperti kompasiana award pada kompasianival 2020. 

Hal ini bukan semata-mata soal award atau penghargaan, atau juga soal reward atau hadiah, namun justru soal awareness atau kesadaran, adalah capaian yang tertinggi kita sebagai seorang kompasinaer.  

Kita menulis, kita membaca, kita belajar, sehingga kita juga berproses menumbuhkan kesadaran diri sendiri. Sebelum kita membagikan tulisan kita, tentu ada proses belajar dan proses menumbuhkan kesadaran diri. Oleh karena itu, tidak ada istilah kita mengajari atau menggurui orang lain. 

Tidak ada yang muluk-muluk dari capaian yang ingin dihasilkan dari proses menulis. Hal ini karena proses menulis adalah juga proses belajar, di dalamnya tentu ada proses membaca tulisan kita sendiri, dan yang paling penting adalah self awareness, kesadaran diri. 

Kompasiana, dengan sendirinya adalah bukan semata-mata ruang berbagi informasi dan pengetahuan, namun juga ruang bagi tumbuhnya proses self awareness, atau kesadaran diri. Juga ruang bagi tumbuhnya proses kesadaran kita sebagai anak bangsa, untuk berkarya bagi bangsa. 

Demikian. Selamat berkarya..Salam Kompasiana...Salam literasi

Salam Hormat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun