Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Loloda, Menemukan Sejarah yang Hilang

14 Agustus 2020   15:37 Diperbarui: 23 Agustus 2020   17:13 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi dengan penduduk lokal. Sumber: Dokpri

Sejarah Yang Hilang

Sebelum dikenalnya empat aliansi kerajaan atau Kesultanan Islam, yang disebut Moluko Kie Raha, yakni Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo, konon pernah hidup sebuah kerajaan yang sama besar pengaruhnya yaitu Kerajaan Loloda. 

Moluko Kie Raha, adalah sebutan bagi empat wilayah penguasa Islam, yang  diartikan sebagai tempat berdirinya empat gunung yg merupakan kawasan kesultanan ternate, tidore, jailolo, dan bacan sebagai kawasan kesatuan kultural yang memiliki peradaban dengan bentuk pemerintahan monarki, dipimpin oleh seorang Sultan.

Konon kerajaan Loloda ini dianggap lebih tua, dari empat kerajaan Islam lainnya itu. Namun, di abad 17 M, kekuasaan Loloda dianggap sudah hilang, berikut hilang pula wilayah-wilayah kekuasaannya. 

Loloda merupakan sebuah nama kerajaan di wilayah Maluku Utara, terletak di sebuah tanjung di Pulau Halmahera bagian barat dan bagian utara.

Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan yang sudah berdiri sejak abad ke-13, sebagai bekas kerajaan pertama, tertua, dan terbesar di kawasan laut dan kepulauan Maluku bagian utara. 

Ironisnya, dalam beberapa sumber asing dan lokal, kerajaan ini justru dianggap sudah runtuh dan hilang dalam percaturan sejarah politik kerajaan sejak abad 17 M. Selanjutnya, Loloda menjadi wilayah taklukan atau wilayah vassal dari Ternate.

Kerajaan ini dianggap hilang tak berbekas pada sekitar tahun 1900an, akibat kalah bersaing dengan pihak kolonial. Tahun 1908 terjadi perang Loloda, pada kekalahan yang diderita oleh masyarakat Loloda. 

Kerajaan Loloda yang terletak di tepi sungai Soasio atau sering dikenal juga Sungai Loloda, kemudian ditinggalkan kosong begitu saja oleh penduduknya, yang kemudian menyebar dan menempati tempat-tempat baru baik di sepanjang pesisir pantai Loloda utara ataupun Loloda kepulauan.

Diskusi dengan penduduk lokal. Sumber: Dokpri
Diskusi dengan penduduk lokal. Sumber: Dokpri
Menurut cerita rakyat di daerah ini, perkawinan antara Ratu Jailolo dengan Raja Loloda merupakan perkawinan politik untuk memberikan akses kepada Jailolo menguasai seluruh Halmahera. Politik Jailolo berhasil, sebab sebelum tahun 1250, teritorial Kerajaan Jailolo telah meliputi hampir seluruh Halmahera, termasuk Loloda.

Sumber Nagarakartagama mengungkapkan bahwa ketika Jailolo terbentuk sebagai Kerajaan, wilayahnya belum mencakup Halmahera Utara bagian barat, karena di sana terdapat Kerajaan Loloda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun