Mohon tunggu...
Shri Werdhaning Ayu
Shri Werdhaning Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Brang Wetan

Anak Lumajang yang lahir di Bumi Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manik-manik dalam Status Sosial dan Harapan Setelah Kematian

4 Mei 2019   23:33 Diperbarui: 4 Mei 2019   23:42 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kamsiamhutalib96.blogspot.com

Manik -- manik merupakan benda tinggalan hasil kebudayaan manusia yang ditemukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Manik-manik bisa berbentuk bulat, persegi atau lonjong yang p[ada bagian tengahnya sengaja  diberi lubang agar bisa dirangkai menjadi perhiasan (kalung, gelang, dan lain lain). 

Bahan pembuatan manik-manik sangat beraneka ragam, tergantung dari jaman pembuatannya. Pada masa awal manusia mengenal manik-manik, mereka membuatnya batu atau tulang yang kecil yang langsung dilubangi begitu saja. 

Perkembangan berikutnya adalah membuat manik-manik dengan menghaluskan batu menjadi bentuk yang presisi dan kemudian pada sekitar jaman batu baru, manusia menggunakan tanah liat yang dikeringkan dan terkadang diberi ukiran/gambar untuk dijadikan manik -- manik.

Teknik pembuatan manik-manik sangat beraneka ragam. Diantaranya adalah dengan penggosokan pada batu-batuan untuk memperoleh bentuk tertentu. Pembuatan lubang pada manik-manik bisa dilakukan dengan cara menggunakan bambu yang diruncingkan dan digosokan dengan mencampurkan pasir dan air diatas batu kemudian menggosokannya. 

Manik-manik berbahan tanah liat lebih mudah pembuatannya. Sebelum dibakar, bagian dalam tanah liat dilubangi dengan kayu/bambu yang kemudian bisa dilepas setelah tanah liat dibakar. Pada jaman mode3rn ini, pembuatan manik-manik sudah menggunakan bor listrik (untuk melubangi batu) dan kawat (untuk melubangi manik -- manik berbahan tanah liat sebelum dibakar).

Dalam perjalanan sejarah, manik -- manik sering kali dijumpai pada penggalian situs arkeologi era pra-sejarah atau sebelum masehi. Manik -- manik bisa dijumpai sendirian dan/atau seringkali dijumpai bersama peralatan yang lain seperti gerabah, besi, perhiasan, dan lain sebagainya. Lokasi penemuan manik -- manik sangat menentukan fungsi dari manik --manik itu sendiri. 

Manik-manik yang ditemukan sendirian atau bersamaan dengan perhiasan maupun keramik cina, bisa diindikasikan merupakan benda yang digunakan sebagai perhiasan secara umum. Akan tetapi, manik-manik yang ditemukan bersama-sama dengan kerangka tubuh manusia dan gerabah, bisa diindikasikan merupakan salah satu bekal kubur yang umum dijumpai pada era pra-sejarah.

Manik -- manik sebagai status sosial

Manik -- manik bisa jadi merupakan perhiasan pertama yaang dikenal oleh manusia. Manik -- manik sebagai perhiasan bisa berupa sebagai gelang dan kalung. Dikutip dari laman epnri.indonesiaheritage.org, penggunaan manik-manik sebagai perhiasan juga menandakan status sosial dan usia yang dimiliki oleh pemakainya. 

Semakin banyak manik-manik yang dimiliki dan dipakai, menandakan status sosial yang smakin tinggi dan demikian juga sebaliknya. Sebagai penanda usia, masing-masing rentang usia memiliki warna manik-manik yang berbeda. Usia 15 -- 25 tahun mengenakan manik-manik merah hitam. Usia 25 -- 30 tahun mengenakan manik-manik berwarna merah ungu. Usia 30 tahun ke atas mengenakan manik-manik berwarna kuning.

Penggunaan warna yang berbeda untuk masing-masing rentang usia dan perbedaan status sosial yang muncul dari banyak sedikitnya manik-manik yang dimiliki menunjukkan jika sekat-sekat sosial dalam suatu masyarakat sudah ada sejak jaman pra-sejarah. 

Hal ini sama seperti kebiasaan suku-suku di wilayah Indonesia bagian Timur yang mengukur kekayaan dengan jumlah peliharaan babi yang dimiliki. Kekayaan dan status sosial masih belum diukur dengan uang, tetapi dengan harta benda yang dimiliki. 

Hal ini disebabkan oleh fungsi manik-manik yang selain sebagai perhiasan, juga sebagai alat perdagangan dengan sistem barter. Seorang manusia yang memiliki kulut kerang berlimpah akan dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi dikarenakan mampu untuk melakukan transaksi pertukaran atau barter lebih banyak dari pada golongan mereka kebanyakan.

Manik-manik sebagai bekal kubur : wujud harapan pasca kematian

Manik-manik seringkali ditemukan dalam sebuah kubur batu atau bersama tulang kerangka manusia dengan sebuah tempayan dan peralatan lainnya. Dalam hal ini, manik-manik berfungsi sebagai bekal kubur, sehingga diletakkan disamping jasad seseorang ketika ia dikuburkan. 

Manik-manik yang dalam kehidupan umum juga difungsikan sebagai penolak bala, kemungkinan diharapkan mampu menghalau hal-hal buruk pada kehidupan jasad pemilik setelah meninggalkan alam dunia ini. Selain itu, juga dimungkinkan pemberian manik-manik sebagai bekal kubur juga dimaksudkan untuk menjaga status sosial jenazah di alam setalah kematian. 

Dengan demikian, masyarakat era pra-sejarah sudah mengenal kahidupan religius dan sudah mempercayai adanya kehidupan atau aktivitas lain setelah kematian terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun