Mohon tunggu...
Ahmad Andriyanto
Ahmad Andriyanto Mohon Tunggu... Insinyur - Nuclear Engineer

Engineering-Startup Technology enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menanam Nasionalisme Lewat Program TV Lokal dan Konten Damai Internet

31 Agustus 2019   15:46 Diperbarui: 31 Agustus 2019   16:07 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sila kelima sebagai tujuan berbangsa dan bernegara rupanya tidak di-amin-i oleh semua pihak. Banyak ketimbangan yang dibiarkan terbuka tanpa ada penyelesaian dari sesama dan selalu menunggu adanya turun tangan jabatan struktural untuk menyelesaikan.

Lantas, Solusi apa yang tepat? Bercermin dari kurangnya implementasi Pancasila, maka solusi yang tepat adalah kembali mengevaluasi kinerja-kinerja individu dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila.

Lalu, bagaimana sistem yang tepat untuk kembali ke Pancasila? Dengan berbagai kendala baik secara struktural dan kultural, hal ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Dengan memanfaatkan atmosfer globalisasi yang terjadi, maka penanaman kembali nilai Pancasila menjadi sangat terbuka. Dengan memanfaatkan media televisi sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam masyarakat.

Pertama, mengembalikan fungsi sosial media massa seperti televisi melalui pembentukan program-program yang mengandung nilai Pancasila, dan wajib ditayangkan baik di TV nasional maupun lokal.

Program yang ditayangkan di televisi perlu pembaharuan dan konsep menarik agar masyarakat mau untuk menonton acara tersebut. Program televisi interaktif yang mengusung konsep game interaktif Pancasila seperti Program Kuis Survey Family 100 yang di dalamnya diterapkan nilai-nilai Pancasila, histroris Indonesia, budaya-budaya lokal, dan rasa nasionalisme.

Selain itu, program ramah anak seperti Bocah Petualang menjadi salah satu pemantik pemahaman Pancasila kepada anak-anak agar mampu mengenal Indonesia secara menyeluruh dengan heterogenitasnya.

Pengurangan berita-berita negatif yang disiarkan dan diganti dengan berita positif berupa prestasi Indonesia dengan keragaman budayanya secara massif menjadi salah satu cara untuk doktrinasi pemahaman Pancasila.

Partisipasi aktif orangtua dalam mendampingi dan menyeleksi tayangan yang akan dilihat oleh anaknya menjadi syarat penting. Melihat animo masyarakat Indonesia yang menyukai sinetron-sinetron yang ditayangkan, perlu dilakukan pembinaan terhadap kualitas sinetron yang ditayangkan.

Sinetron yang ditayangkan harus mulai menjamah sisi nasionalisme dan Pancasila. Pemerintah melalui lembaga penyiaran Indonesia harus semakin giat dalam menyeleksi dan menerbitkan kualitas tayangan yang layak untuk disiarkan di televisi.

Penayangan dakwah keagamaan harus memuat konten nilai Pancasila. Hal ini dibertujuan untuk menunjukkan peran setiap lembaga dalam menjalin sinergitas penanaman nilai Pancasila.

Kedua, penayangan konten-konten damai di internet. Maraknya informasi yang tidak terbatas dan tidak tersaring, menjadikan siapapun mampu mengakses berbagai konten tanpa tau tujuan dari konten tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun