Aku masih ingat dulu saat kau bilang, "tanpamu apalah aku", dengan nada lembut penuh harapan. Sekarang aku dengar lagi kalimat yang sama, di video tiktok dengan orang baru. Kemudian ditambah caption, "Akhirnya yang ditunggu datang juga.". Hebat. Kurir cintamu cepat sekali mengantar paket kebahagiaan yang baru.
Sementara aku di sini masih cukup lama menunggu promo 11.11, buat beli kebahagiaan dan semangat yang baru. Kadang aku iri, bukan karena kamu bahagia. Tapi karena kamu bisa upload story tanpa harus mikir caption. Sementara aku upload status dan ngetik caption waktu di cafe sendirian, "Ternyata sendiri juga lebih asyik", harus beberapa kali kuhapus biar gak kelihatan nyesek.
Kamu tahu gak, mantan? Aku sesungguhnya sudah belajar ikhlas. Tapi algoritma masih terus kasih wajahmu dan kenangan: di google foto, di reels, di mimpi, bahkan di tempat biasa kita nongkrong, Kadang orang yang lewat juga nampk mirip denganmu, tapi dengan versi yang lebih "soft and friendly".
Sekarang aku sadar, kamu itu memang bukan pasanganku. Kamu itu hanya trailer dalam film kehidupanku, yang sayangnya rating-nya rendah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI