Akan tetapi seperti dilansir bola.net dari Daily Mail, pihak EFL sepertinya tidak akan mengambil langkah seperti yang  diinginkan banyak pihak itu. Pihak EFL tidak akan melakukan penyelidikan terhadap Liverpool terkait  kasus positif palsu.
Menurut EFL, bukti yang diajukan Liverpool terkait banyaknya pemain dan staf tim yang positif sudah benar dan proses yang seharusnya sudah diikuti.
Dengan demikian Liverpool tidak akan mendapat sanksi apa pun. Termasuk sanksi pencoretan dari Carabao Cup seperti yang ramai dibicarakan. Laga semi final leg pertama Carabao Cup antara Liverpool versus Arsenal tetap digelar di Anfield (14/01) dan semi final leg kedua digelar di Etihad Stadium (21/01).
Nah sekarang siapa yang akan lolos menjajal Chelsea di final Carabao Cup, Liverpool atau Arsenal? Menilik kekuatan Liverpool dan Arsenal, keduanya relatif seimbang.
Namun jika melihat track record di Carabao Cup, Liverpool unggul jauh dari Arsenal. Liverpool adalah "Raja" Carabao Cup. Liverpool adalah peraih gelar terbanyak di kompetisi itu sejak bernama Piala Liga Inggris.
Liverpool tercatat pernah juara Carabao Cup sebanyak 8 kali dan runner-up 4 kali. Liverpool juara Carabao Cup empat tahun berturut-turut, yaitu tahun 1981, 1982, 1983, dan 1984. Kemudian tahun 1995, 2001, 2003, dan 2012.
Sementara itu Arsenal tercatat baru mampu jadi juara Carabao Cup sebanyak dua kali dan runner-up sebanyak 6 kali. Arsenal juara Carabao Cup tahun 1987 dan tahun 1993.
Artinya jika mengacu kepada track record di Carabao Cup, Liverpool lebih layak diunggulkan dibandingkan Arsenal. Tapi jangan lupa, bola itu bulat. Segala kemungkinan bisa terjadi dalam suatu pertandingan sepak bola.