Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihlah Ekskul Inklusif Bukan Eksklusif

24 September 2020   06:15 Diperbarui: 24 September 2020   06:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masuk bulan September, beberapa remaja yang sudah dinyatakan lolos masuk perguruan tinggi, akan memulai kegiatan belajarnya. Terlepas dari mekanisme belajar daring yang harus dilakukan sesuai dengan protocol kesehatan karena wabah pandemic ini, mereka harus tetap kita pantau dalam menghadapi dunia barunya.

Sebagai orangtua, hal yang harus diwaspadai adalah paparan radikalisme yang menerpa hampir sebua perguruan tinggi negeri khususnya di Jawa dengan kedok himpunan mahasiswa dengan dasar agama Islam.  Dari beberapa penelitian baik dari stakeholder maupun lebaga riset dan pihak universitas itu sendiri, banyak dari universitas yang sudah dimasuki oleh faham intoleransi dan radikalisme dengan berbagai cara.

Dari penelitian yang dilakukan lembaga dan masing-masing universitas akhirnya mereka memiliki peta besar yang dapat menjelaskan dari mana, di mana dan bagaimana paparan intoleransi tersebut. Apakah bersifat ideologis atau politis. Ideologi biasanya sampai tingkat takviri atau jihadis, amun jika bersifat politis, maka seperti yang kita temukan di Harmoni Amal Titian Ilmu (HATI) atau Gema Pembebasan (GO) dimana keduanya punya afiliasi ke Hisbut Tahrir Indonesia (HTI)  suatu organisasi masyarakat yang sudah dilarang oleh pemerintah karena nyata ingin mengganti bentuk dan lambang negara Indonesia, ingin membentuk ke-khalifahan.

Fenomena ini harus terus diwaspadai karena intoleransi dan radikalisme di kampus itu mirip virus yang tidak kelihatan tetapi kita bisa melihat dan merasakan apakah orang tersebut terpapar atau tidak. Kita juga bisa merasakan apakah dia bisa bergaul dengan lingkungan kecil maupun lingkungan besar, karena mereka selalu merasa berbeda dengan yang lain baik keluarga maupun teman-teman akrabnya sejak mereka bergabung dengan kegiatan mahasiswa yang berafiliasi dengan kelompok seperti diatas atau tidak.

Karena biasanya kelompok-kelompok itu bersifat eksklusif  dan sulit dijangkau oleh orang diluar komunitas mereka. Mereka kerap menghuni sudut-sudut masjid universitas dengan pengajian dan telaah-telaah ekslusif . Mereka juga kerap mengundang orang-orang yang bersifat radikal  ke kampus mereka dengan sembunyi-sembunyi.

Sifat-sifat kelompok mahasiswa yang eksklusif ini berbeda dengan kelompok mahasiswa inklusif yang bersifat terbuka dan menghormati Pancasila sebagai dasar negara. Mereka juga berbaur dengan mahasiswa lain yang berbeda suku atau keyakinan. Mereka juga tidak menjauhi atau merasa berbeda dengan keluarga atau teman-temannya.  Bisa disebutkan kelompok-kelompok mahasiswa inklusif dan bersifat toleran itu seperti Himpuanan Mahasiswa Islam (HMI) atau PPMI .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun