Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Long Life Learner

Hi, welcome to my universe! Exploring self-development and social issues, from science to digital marketing. Believing that thoughts shape actions, I strive to inspire positive change through impactful narratives.

Selanjutnya

Tutup

New World Artikel Utama

Bahagia Tanpa Memiliki Apapun, Mungkinkah? Sebuah Ide dari World Economic Forum di 2030

19 Februari 2025   17:33 Diperbarui: 20 Februari 2025   12:51 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sumber kebahagiaan (Sumber gambar: myvaastu.in via Tribunnews.com)

8. 'Western values' akan diuji sampai ke titik maksimal.

Dari delapan poin ini, apakah ini sebuah peringatan terkait sebuah agenda besar di tahun 2030? Tentunya, kita berhak untuk tidak mempercayai ini merupakan bagian dari 'The Great Reset', namun penting untuk kita menguji semua informasi dan memikirkan dengan baik berdasarkan common sense atau akal sehat kita.

Jika kita mengulik lebih dalam lagi melalui website resmi WEF, tentu, informasi tentang 'The Great Reset' post Covid-19 bisa kita peroleh dengan mudah. Pertanyaan selanjutnya, apakah agenda ini sudah berjalan?

Baca juga: Hidup Mapan, Bukan Sekedar Penghasilan tapi Perencanaan

Serangga Sebagai Pengganti Daging: Perubahan dalam Sistem Pangan?

Apakah agenda ini sudah berjalan? Sudah. Jika kamu melihat kemajuan negara China hari ini, dimana drone bukan hanya diperuntukkan untuk mengambil video atau gambar, malahan membantu konstruksi.

Bahkan tidak hanya membantu konstruksi, namun drone juga digunakan sebagai alat perang, dimana nyata terjadi di perang Ukraina dan Rusia. Maka suatu keniscayaan untuk poin pertama kian nyata.

Lantas, bagaimana dengan poin lainnya seperti pengurangan konsumsi daging? Melalui campaign "Eat insects, save the world", sudah banyak digaungkan di western countries. Memang ini merupakan aspek kontroversi dari narasi The Great Reset adalah dorongan untuk mengadopsi pola makan berbasis serangga.

Organisasi seperti PBB dan WEF telah mempromosikan serangga yang dapat dimakan, seperti jangkrik, ulat tepung, dan belalang, sebagai alternatif pangan berkelanjutan terhadap daging.

Para pendukung berpendapat bahwa serangga menyediakan protein berkualitas tinggi, membutuhkan sumber daya yang jauh lebih sedikit untuk dibudidayakan, dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan ternak tradisional.

Beberapa negara, terutama di Asia dan Afrika, sudah memasukkan serangga dalam pola makan mereka. Namun, di negara-negara Barat, ide ini disambut dengan skeptisisme dan penolakan.

Para kritikus melihat dorongan ini sebagai upaya disengaja untuk menghilangkan konsumsi daging tradisional, yang berpotensi membuat masyarakat bergantung pada makanan alternatif yang sangat diproses dan dipatenkan oleh perusahaan besar.

Beberapa orang khawatir bahwa kebijakan mungkin diperkenalkan untuk mencegah atau bahkan membatasi konsumsi daging, yang semakin selaras dengan agenda kontrol terpusat atas sumber daya yang penting, yaitu sumber makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun