Mohon tunggu...
Wisnu Dewa Wardhana
Wisnu Dewa Wardhana Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

Seorang pembelajar dan pengagum pemikiran Bung Karno

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Persembahan Cinta kepada Musi Rawas Utara

13 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:39 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc pribadi: Siti Nurizka Puteri Jaya

Ketika mengetik tulisan ini, yang terus terngiang di pikiran saya adalah bayangan seorang perempuan anggun, namun memiliki jiwa petarung. Satu-satunya perempuan yang berani menampilkan sikap kegigihan mental saat ikut serta dalam kompetisi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2015. 

Pilkada yang digelar pertama kali setelah terlaksananya pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai DOB (Daerah Otonomi Baru) dari Kabupaten Musi Rawas di tahun 2013. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki tempat tersendiri di memori otak saya.

Tentu Kabupaten Musi Rawas Utara lebih besar dari cerita personal saya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan ada 192,369 ribu penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2022, yang berarti ada 192,369 ribu cerita yang berbeda pula di wilayah yang memiliki Jerambah Lamo sebagai ikonik daerah ini. Ada pula budaya, kuliner, dan sejarah yang panjang dan berkesan.

Dua hari lalu (11/6), Kabupaten Musi Rawas Utara merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Hari yang selalu diiringi dengan khidmat, juga menjadi hari yang istimewa. Dipenuhi oleh ragam kegiatan, karnaval, dan keriuhan lainnya. Seperti pada Kamis (8/6) pagi. 

Pemkab Muratara merangkai perhelatan hajatan kemasyarakatan dengan menggelar berbagai macam acara; jalan santai, senam sehat serta berobat gratis dan pembagian hadiah bagi peserta yang beruntung.


Kegembiraan terhampar luas ketika ratusan tangan merekam festival kerakyatan tersebut untuk mereka bagikan keceriaannya di media sosial. Juga sebagai bentuk pengabadian momen rasa syukur atas selalu terjalinnya kerukunan antar masyarakat yang mencintai Kabupaten Musi Rawas Utara atas kesadaran menjaga utuhnya keindahan bangsa Indonesia.

Lautan manusia pun bakal terjadi pada tanggal 14 Juni 2023 yang akan menggenangi kantor DPRD Muratara saat pelaksanaan puncak perayaan ulang tahun ke-10 Kabupaten Musi Rawas Utara. Media yang meliput hajatan rakyat tersebut dipastikan tidak akan kekurangan stok foto/video dengan insan-insan manusia yang hadir membawa senyum keceriaan dan riang gembira atas momen satu dekade terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara.

Jika melihat latar belakang terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai DOB pada tahun 2013 adalah karena persoalan rentang kendali dan jarak yang cukup jauh diakses masyarakat Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Karang Jaya, dan Kecamatan Ulu Rawas untuk menuju pusat pemerintahan Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas. 

Atas dasar itulah yang mendasari pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai solusi untuk mempermudah akses pelayanan publik kepada masyarakat Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Karang Jaya, dan Kecamatan Ulu Rawas, juga memfokuskan persoalan rentang kendali serta memperpendek jarak yang ditempuh masyarakat menuju pusat pemerintahan Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas Utara yang berada di Rupit.

Berbasis daerah yang hampir 50% dari luas wilayahnya adalah kawasan hutan. Terdiri dari hutan suaka alam, hutan lindung, dan hutan pengelolaan. Ada pula potensi kekayaan tambang yang terdiri dari batubara, minyak dan gas bumi serta emas. Potensi-potensi lain yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara juga terdiri dari pertanian, perikanan, perkebunan dan agro industri seperti yang tergambar dalam logo daerah Muratara.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dalam gelaran pilkada serentak 2015 adalah awal dari bergairahnya asa masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki pemimpin yang bisa melakukan berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi, pemberdayaan, dan peningkatan sumber daya manusia, serta pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan demi mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang sebelumnya menghadapi persoalan rentang kendali.

Pilkada Kabupaten Musi Rawas Utara yang menghadirkan tiga pasang calon sebagai kontestan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, dengan komposisi 5 laki-laki, dan 1 perempuan ini membuat Rizka yang hanya satu-satunya perempuan.

Terus terang, saya baru-baru ini meneliti tentang peta politik Kabupaten Musi Rawas Utara setelah diperkenalkan oleh semesta seorang figur yang di awal tulisan ini telah saya deskripsikan; Siti Nurizka Puteri Jaya, sosok perempuan sederhana yang memiliki tekad dan jiwa sosial tinggi tentang kerakyatan. Berlandaskan kekokohan idealisme serta ideologi kerakyatan, Rizka (panggilan karibnya) yang berlatarbelakang ilmu hukum mewakafkan dirinya yang masih muda untuk berpartisipasi di dunia politik dengan memiliki peran dan fungsi mewujudkan supremasi hukum agar tidak ada lagi yang menjadi akar persoalan bangsa atas berbagai hal.

Kesadaran Rizka harus berpolitik ketika ia melihat ketimpangan sosial di tanah leluhurnya, Kabupaten Musi Rawas Utara. Ikhtiarnya dimulai di tahun 2014 saat ia mengikuti kontestasi Pileg DPR-RI dari Dapil 1 Sumsel yang mencakup wilayah Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Kota Lubuklinggau, dan Palembang. 

Dalam kegiatan sosialisasinya saat proses kampanye, Rizka memanfaatkan setiap momen bertemu warga untuk mengedukasi tentang pentingnya partisipasi politik bagi masyarakat agar juga menjadi pengontrol dan mengawasi kebijakan pemerintah dan pejabat agar masyarakat terhindar dari tindakan penyelewengan kekuasaan yang dapat merugikan rakyat.

Saat kontestasi Pileg DPR-RI periode 2014-2019 Rizka memang gagal. Namun, ia tetap bangga karena berpegang teguh pada prinsip dalam idealismenya bahwa ia berpolitik untuk berusaha menggapai kehidupan masyarakat yang lebih baik. Politik bagi Rizka bukan sebagai arena perebutan kekuasaan, tapi sebagai cara untuk membangun pendidikan kebersamaan, bukan individu.

Kemudian di tahun berikutnya, 2015, Rizka kembali melanjutkan perjuangan politiknya. Dalam kesempatan pilkada yang digelar pertama kalinya di Kabupaten Musi Rawas Utara setelah pemekaran, Rizka tampil sebagai Calon Wakil Bupati. 

Berpasangan dengan Khairul Alamsyah sebagai Calon Bupati, Rizka membawa visi dan misi meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk memanfaatkan kondisi geografi dengan potensi kekayaan bumi di Kabupaten Musi Rawas Utara. Rizka juga tak pernah luput mengusung program pendidikan. Karena Rizka memiliki keyakinan bahwa pendidikan adalah cara terbaik untuk melihat cerahnya masa depan bangsa.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas Utara periode 2015-2020 seolah menjadi arena terbaik Rizka dalam mengaktualisasikan gagasan politiknya. Ia sangat total dalam berjuang. Kepeduliannya kepada Muratara tampak begitu jelas saat ia berhasil membedah satu-persatu persoalan di tanah leluhurnya itu. 

Dengan komitmennya yang kuat, Rizka juga menunjukkan sikap mental baja ketika ia tampil di acara debat kandidat. Berhadapan dengan 4 laki-laki sebagai kompetitornya tidak membuat Rizka gugup. Tegasnya nada bicara, menjaga sopan santunnya dalam bertutur kata, lugasnya dalam berargumen, dan pelontaran ide gagasan membuat Rizka berhasil menguasai panggung. Perwujudan seorang perempuan petarung di balik wajahnya yang manis.

Hasil memang tidak berpihak kepada Rizka. Ia kembali gagal dalam kontestasi politik. Namun lagi-lagi Rizka tetap bangga atas ikhtiarnya. Ia betul-betul istiqomah dalam memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan ideologi kerakyatan yang menjadi landasan pemikirannya. Apalagi berkaitan dengan daerah yang merupakan tanah leluhurnya. Darah militer dari kakeknya mengalir deras dalam tubuh Rizka yang membuat dia tidak sudi memasukan kata menyerah dalam kamus hidupnya.

Sebuah pembuktian ditunjukkan Rizka atas pijakan konsistensi serta sikap tawadhu ketika ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2019-2024 yang dilantik pada tanggal 12 April 2022. 

Hanya memiliki masa waktu kurang dari 2 tahun bekerja dalam kapasitasnya sebagai legislatif, Rizka memaksimalkan setiap kegiatan reses berkunjung ke Dapil 1 Sumsel untuk menerima masukan, menghimpun informasi persoalan, dan menyerap aspirasi masyarakat untuk ia bawa dan memperjuangkannya dalam setiap rapat kerja di Komisi 3 DPR-RI tempat ia bernaung.

Dalam berkehidupan di era digital saat ini, sangat mudah bagi kita untuk mencari informasi upaya progresivitas yang dilakukan oleh para pejabat negara. Termasuk mencari informasi pemberitaan atas apa yang telah dilakukan Rizka dalam mengemban tugas sebagai pejabat negara. 

Merupakan salah satu bentuk transparansi publik, juga sebagai ajakan kepada masyarakat untuk berperan serta mengawasi kebijakan pejabat agar masyarakat terhindar dari tindakan penyelewengan kekuasaan. Sebuah pemahaman yang selalu disampaikan Rizka kepada masyarakat sebagai cara dia mengedukasi masyarakat agar terus memiliki sikap kritis.

Bukan tanpa alasan jika Rizka kerap menyampaikan edukasi kepada masyarakat. Ia tidak ingin terjadinya apatisme dari masyarakat terhadap isu yang terjadi di sosial. Itulah yang menjadi sebab jika Rizka sangat gemar bertemu masyarakat. Selain ia dapat menikmati hangatnya tangan ketika bersalaman dengan masyarakat, juga dijadikan momentum untuk dia selalu berikhtiar memupuk kepekaan hati nurani masyarakat yang ditemuinya agar terus memiliki kepedulian sosial.

Sepertinya tidak berlebihan jika saya mengapresiasi atas beruntungnya masyarakat Sumatera Selatan memiliki Rizka sebagai perwakilan rakyat di DPR-RI yang memaknai konteks demokrasi bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Sebuah pemahaman konsep dari filsuf Perancis bernama J. J Rousseau. Konsep yang juga tertuang dalam konstitusi negara Republik Indonesia pada UUD '45 pasal 1 ayat 2.

Juga, apresiasi mendalam serta ucapan terima kasih kepada Musi Rawas Utara yang telah menyuplai tunas muda potensial bernama Siti Nurizka Puteri Jaya, sosok perempuan hebat, dan anak muda yang bisa dijadikan teladan bagi siapapun atas kegigihannya melakukan perubahan dengan pendekatan sosial. 

Dengan kemampuan serta perannya sebagai legislatif di DPR-RI, kami sangat percaya sosok Rizka akan membantu percepatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah yang memiliki semboyan Bumi Beselang Serundingan tersebut. Dan kami juga meyakini bahwa selama senyuman manis yang dimiliki Rizka masih mengembang, maka itu adalah pelita yang memancarkan sinar harapan dalam membuka asa kehidupan untuk kita meraih kebahagiaan.

Selamat berhajatan, Muratara!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun