Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gas Elpiji 3 Kg Langka, Siapa yang Bermain?

13 Desember 2017   00:45 Diperbarui: 13 Desember 2017   00:49 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Megapolitan.kompas.com

Sulitnya  masyarakat miskin untuk mendapatkan gas elpiji, kini terulang kembali. Sepanjang dua bulan terhitung  Nopember sampai bulan Desember 2017, terjadi kelangkaan terhadap gas elpiji 3 Kg, terjadinya kelangkaan itu sama persis dengan kelangkaan minyak krosin seperti tujuh belas tahun yang lalu.

Dalam menanggapi terjadinya kelangkaan terhadap gas elpiji 3 Kg ini, lagi lagi pihak PT Pertamina memberikan alasan yang tidak rasional. Menurut PT Pertamina, terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 Kg diberbagai daerah, karena dipicu oleh permintaan yang naik menjelang Natal dan Tahun Baru.

Sementara Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan,  penyebab terjadinya kelangkaan terhadap gas elpiji 3 Kg, karena disebabkan inkonsitensi pada pola pendistribusiannya yang terbuka atau bebas. Karena pendistribusiannya terbuka dan bebas, maka siapa saja bisa untuk membelinya, meski bukan kategori warga miskin. (Detik News, Sabtu (9/12/2017).

Apa yang dikatakan oleh Ketua YLKI itu ada benarnya. Gas elpiji 3 Kg yang diperuntukkan bagi warga miskin, akan tetapi juga dinikmati oleh orang orang yang prekonomiannya mampu. Mereka tidak segan untuk membeli gas 3 Kg milik warga miskin. Sementara Pihak PT Pertamina minghitung pasokan berdasarkan jumlah keluarga miskin diseluruh Indonesia.

Persoalan kelangkaan gas elpiji 3 Kg itupun semakin rumit, dengan adanya penyimpangan atau pengoplosan yang dilakukan oleh distributor atau agen yang nakal. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, karena harga gas elpiji 3 Kg harganya berbanding jauh dengan gas elpiji lima Kg.

Kondisi ini semakin diperparah dengan  adanya tanda tanda dari sisi kebijakan subsidi, bahwa pemerintah akan mencabut subsidi elpiji 3 Kg dengan cara memangkas slot kuota gas elpiji 3 Kg yang semula sebanyak  6,5 metrik ton dipangkas menjadi 6,1 metrik ton/tahun.

Pencabutan subsidi ini dikabarkan akan dialihkan kepada gas elpiji 5 Kg. artinya pemerintah akan mengganti gas elpiji dari 3 Kg kepada gas elpiji 5 Kg. namun yang menjadi pertanyaan, apakah gas elpiji 5 Kg, juga diperuntukkan bagi warga miskin.  Jika memang gas elpiji 5 Kg itu adalah untuk warga miskin, tentu harganya akan lebih tinggi dari harga gas elpiji 3 Kg.

Jika gejala ini menjadi kenyataan, berarti pemerintah tidak berpihak kepada masyarakatnya yang miskin. Pengalihan gas elpiji 3 Kg kepada gas elpiji 5 Kg akan menjadi beban bagi masyarakat miskin ditengah prekonomian mereka yang serba sulit.

Perlu Pengawasan

Seharusnya pemerinh mempertimbangkan pencabutan subsidi terhadap gas elpiji 3 Kg dan mengalihkannya kepada gas elpiji 5 Kg. tapi yang perlu dilakukan  oleh pemerintah adalah pengawasan terhadap distributor dan agen penyalur gas elpiji itu.

Kemudian menciptakan sistim penyaluran yang benar benar dengan mudah untuk dapat diawasi. Dengan melakukan pembedaan antara keluarga miskin dengan keluarga yang mampu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun