Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Orang-orang di Kebun Sawit (41)

13 September 2017   21:44 Diperbarui: 13 September 2017   21:50 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Adin Umar Lubis

Sebelumnya baca di sini

Sedangkan bagi Nafisah, dia juga merasa heran melihat perobahan sikap mandor Sarmin, tidak lagi kasar dan jahil terhadap dirinya. Dia berpikir apakah mandor besar Bambang telah mengingatkan mandor Sarmin tentang kekasarannya terhadap dirinya. Andai kata Nafisah tahu bahwa perobahan sikap mandor Sarmin bukan karena peringatan yang diberikan oleh mandor besar Bambang atas laporannya tempo hari, tapi melainkan karena situasi perkebunan yang mengalami masa sulit, tentu Nafisah kecewa.

" Nafisah, sebaiknya kau masuk kedalam barisan Gerwani ?", Usul mandor Sarmin membuat Nafisah terheran heran. Kenapa mandor Sarmin mengusulkan agar dirinya masuk dalam barisan Gerwani.

" Mengapa tuan mandor mengusulkan itu kepada saya?",

" Jika kamu masuk dalam barisan Gerwani, tentu kamu tidak akan mengalami kesulitan diperkebunan ini".

" Maksud tuan mandor?", Nafisah sama sekali tidak tahu, bahwa teman temannya sesama kuli perempuan telah banyak memasuki barisan Gerwani. Karena masuk dalam barisan Gerwanilah makanya mereka berani untuk tidak masuk kerja .

Mandor Sarmin terdiam sejenak, bagaimana dia harus mengatakannya kepada Nafisah, jika dia masuk dalam barisan Gerwani, tentu dia memiliki tulang belakang yang dapat memperjuangkan nasibnya ketika terjadi sesuatu diperkebunan. Namun sipat colonial yang telah melekat dijiwa mandor Sarmin, apa yang ada dihatinya yang ingin disampaikannya kepada Nafisah, kemudian berbalik arah, jika Nafisah masuk kedalam barisan Gerwani, tentu dia akan leluasa untuk berdekatan dengan Nafisah, karena dia adalah pengurus PKI diperkebunan.

" Jika sampean masuk kedalam barisan Gerwani, sampean akan mendapat perlindungan dari saya, karena saya termasuk pengurus PKI diperkebunan ini. Sampean akan merasa aman jika saya berdekatan dengan sampean ", mandor Sarmin mencoba untuk memasukan pengaruhnya kepada Nafisah. Namun Nafisah tidak mengerti kemana arah perkataan yang dikatakan oleh mandor Sarmin.

" Perlindungan apa yang tuan maksudkan, saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang tuan katakan". Mata hari semakin meninggi sinarnya yang terik membakar apa saja yang ada dibawahnya, sesekali Nafisah menghapus keringatnya yang bercucuran membasahi wajah dan tubuhnya. Mandor Sarmin kembali melihat kearah lokasi pembibitan, namun  dia tetap melihat jumlah kuli yang itu itu juga.

" Nafisah, perlindungan yang saya maksudkan, adalah perlindungan terhadap dirimu dan anak anakmu jika terjadi sesuatu diperkebunan ini, tapi jika sampean tidak masuk kedalam barisan Gerwani, bagai mana saya untuk melindungi sampean ". Nafisah hanya mangut mangut. Apapun yang dikatakan oleh mandor Sarmin sedikitpun tidak membuat Nafisah tertarik untuk memasuki Partai Politik dan enderbaonya.

" Bagaimana?, maukah sampean masuk menjadi anggota Gerwani?". Mandor Sarmin menatap Nafisah, Nafisah menundukkan wajahnya. Dia terbayang bagaimana mandor Sarmin menidurinya dengan secara paksa. Apakah dia harus menerima tawaran dari mandor sarmin? Hatinya berkata kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun