Mohon tunggu...
Wisnu Darjono
Wisnu Darjono Mohon Tunggu... Presiden CSAS Indonesia ; Pembina Yayasan Dirgantara ; Dosen PPI Curug ; Pengamat Penerbangan, Masalah Sosial dan Kebijakan Publik

Hobi membaca dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Penerbangan, masalah sosial maupun Kebijakan Publik, diskusi dan bertukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Bendera "One Piece" Menyalakan Alarm Demokrasi

2 Agustus 2025   18:58 Diperbarui: 2 Agustus 2025   18:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

UU No. 24 Tahun 2009 melarang pelecehan bendera negara, dengan ancaman pidana hingga satu tahun penjara atau denda Rp 100 juta. Namun bendera One Piece bukan Merah Putih. Selama tidak menggantikan atau merendahkan bendera negara, dasar hukum untuk menindak menjadi lemah.

Ekspresi simbol fiksi yang dipasang di bawah atau di samping Merah Putih tidak termasuk pelanggaran. 

Karena itu perlu dijaga   agar tidak terjadi respon represif oleh siapapun, karena respons represif justru berpotensi memperkuat persepsi bahwa kebebasan berekspresi sedang dipersempit, menciptakan preseden yang membatasi ruang demokrasi.

Menempelkan label "makar" atau "gerakan pecah belah" pada fenomena ini berisiko mempolarisasi publik. Komunitas penggemar menegaskan bahwa aksi ini adalah protes damai. Jika pemerintah memandangnya sebagai ancaman keamanan, risiko stigmatisasi terhadap generasi muda dan komunitas kreatif akan semakin besar.

 

Momentum Reformasi, Bukan Represi

Fenomena ini adalah lampu kuning bagi pemerintah. Ada tiga langkah strategis yang lebih konstruktif:
1. Dialog Simbolik -- Membuka forum publik untuk memahami makna di balik simbol ini, melibatkan akademisi, komunitas penggemar, dan aktivis sipil.
2. Pembedaan Simbol dan Pelecehan -- Menegaskan bahwa hukum berlaku untuk pelecehan Merah Putih, bukan kritik simbolis yang sah.
3. Reformasi Kebijakan -- Menunjukkan komitmen nyata memberantas korupsi, memperbaiki birokrasi, dan mengembalikan keadilan sosial.

 

Penutup

Bendera One Piece yang berkibar di bulan kemerdekaan bukan sekadar aksi iseng generasi muda. Ia adalah barometer kepercayaan publik terhadap negara. Dari sisi budaya, ini adalah protes kreatif; dari sisi politik, ini peringatan bahwa ruang aspirasi konvensional semakin menyempit.

Pemerintah kini dihadapkan pada pilihan: melihatnya sebagai ancaman atau menjadikannya panggilan reformasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun