Berbicara tentang sambal, Indonesia adalah tempat yang kaya akan jenis sambal. Hampir setiap daerah memiliki sambal khasnya masing-masing. Tentu saja karena didukung oleh bumi Indonesia yang subur ini.
Seperti lagunya Koes Plus, "orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman".
Saking suburnya negeri kita ini, sambal pun menjadi kekayaan yang tak bisa diabaikan, berbagai jenis tanaman tumbuh untuk menciptakan berbagai jenis sambal di nusantara ini.
Seperti dari daerah si Abang, Toba. Ada satu jenis rempah yang ditengarai hanya tumbuh disekitar Toba yakni Andaliman. Sehingga, dari daerah Toba ada namanya Sambal Andaliman.
Begitu juga dari daerah-daerah lain, pasti memiliki kekhasan sambal masing-masing. Oleh sebab itu, mungkin hanya di Indonesia ada Festival Sambal.
Tetapi terlepas dari nikmatnya rasa sambal-sambal ini. Tetap saja dari beberapa kalangan ada yang harus menghindarkan makan sambal.
Sambal juga diidentik dengan berminyak. Setelah diulek, untuk membuat rasa dan aroma sambal menjadi lebih menarik dan lebih enak, pada umumnya di masak terlebih dahulu dengan minyak goreng (semi-digoreng/ditumis).
Bahkan sebagian sambal ada juga yang di goreng dulu bahan-bahannya, lalu kemudian diulek. Artinya tidak terlepas dari "berminyak".
Wah, bercerita sambal, dimusim hujan seperti ini, di tanah dingin seperti kota Bandung ini. Bikin program diet Abang jadi gagal terus. Bagaimana tidak, lagi makan, kalau sambalnya itu "pas", tak terasa nambah nasi dua kali masih kurang kenyang. Hehe..
Bagi sebagian orang, sambal menjadi sesuatu yang harus dihindarkan. Mungkin karena pedasnya, atau munkin juga karena minyak yang terkandung didalamnya. Namun secara umum, kebanyakan menghindarkan minyak. Makanan berminyak.
Mungkin karena menjaga kondisi tubuh, seperti untuk kecantikan dan juga untuk keperluan kebugaran badan, seperti para atlit.
