Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PSBB "Copas" Pekanbaru Gagal dibawah Walikota Pekanbaru

29 April 2020   11:30 Diperbarui: 29 April 2020   12:44 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pekanbaru Kota Bertuah ,kini sudah menjadi Kota Madani.

Slogan berubah akan tetapi selagi karakter tidak berubah ini akan tetap menghasilkan hal yang sama,kekurangan yang seperti bom waktu akan tersingkap kemana mana.kali ini covid 19 cukup menarik perhatian publik,sebelum salah satu kota di Makasar,Pekanbaru adalah satu satunya Kota yang ada diluar pulau Jawa yang ditetap pemerintah sebagai Zona Merah dengan diizinkannya ber PSBB

Akan tetapi ini terkesan tergesa gesa oleh publik,benar saja ketika hal ini ditunjukkan melalui Peraturan Walikota mengenai PSBB yang mana dicantumkan dalam aturan tersebut penggunaan Kerera Api di Pekanbaru,kekeliruan ini sungguh memalukan sekali,dapat dibayang kan betapa kacau nya fenomena ini,tapi ini ibarat gunung Es,puncak nya saja dibawahnya ada hal hal yang lebih besar perlahan tapi pasti akan terkuak ke publik

Dapat dibayangkan,terhitung hari ini 29 April PSBB sudah berjalan yang awalnya seminggu ini masuk Fase tambahan,sementara diminggu minggu awal terdapat banyak kelabakan dimana mana.Warga Pekanbaru yang sudah di LockDown ini dipaksa berhenti sejak lama beraktifitas,jalanan di jaga oleh Aparat kepolisian.Tetapi ,sudah dua minggu berjalan PSBB yang angkanya Fantastis itu disertai dengan lelucuan berikutnya.

Di beberapa tempat RT bahkan menolak bantuan sembako yang diedarkan melalui BUMD SPM.Alasannya karena RT RW melakukan pendataan ,dari 200 KK yang mereka ajukan ke Walikota yang diakomodir pemerintah hanya 20 KK,sementara dampak Covid 19 ini dirasakan oleh Semua lapisan masyarakat ,terutama rentan sekali untuk masyarakat menengah kebawah.Belum lagi ,dalam pertemuan pimpinan kabupaten bersama Gubernur Riau,terungkap fajta bahwa data yang dimiliki Pemko yang PsBB ini berbda dengan data yang dimiliki pemprov 

Hal ini memperpanjang tanya ,apakah ini bentuk ideal dari PSBB,yang paling penting kebijakan ini harus di evaluasi

Bagaimana Relawan PSBB Pekanbaru?

Relawan Covid Pekanbaru ? Miris atau memang sudah ideal?

Pekanbaru PSBB,aku senang minta ampun meski kota ini akan lumpuh setidaknya bahaya mengancam akan berhenti secara paksa,karakter masyarakat yang ngeyel,minim pengetahuan soal Covid 19 memang harus dihajar dengan kebijakan yang keras pula.Tetapi ,nalar kritis tetap harus ada tujuannya untuk penyelamatan masyarakat,pemerintah harus hadir

Pekanbaru ini memang lucu ,lumayan Walikota nya dibuat malu ,rilis Perwako terkait PSBB ini bocor,dan memalukan ,sebab dicantumkan adanya "Kereta Api" sejak kapan Pekanbaru punya layanan kereta api ? bukan itu saja coba geser sedikit soal relawan covid,mohon tanggapan bagi yang sudah biasa jadi relawan

Pagi jam 8 mereka berkumpul kemudian datang ke Posko yang telah ditentukan,kau tau berapa gaji relawan Covid ? mereka digaji 73 Ribu Rupiah ,semua sudah di dalam itu semua,hari pertama mereka bekerja mereka dikasih pinjaman 50 ribu rupiah ,minyak mereka disana,makan mereka disana,oh iya ini bulan puasa,kau pasti akan berswasangka bahwa mereka benar benar dapat berbuka? 

Tidak ,adik adik ini benar benar makan dari 73 ribu rupiah itu ,mirisnya? Mereka tidak mendapatkan uang itu per hari ,kalau perhari masih mungkin mereka akan dapat hak itu secara rapel bisa jadi bulan depaan.Disini pemberian sembako,berjalan hancur sekali.Bayangkan kota sebesar ini dapat jatah Cuma 15.000 sembako ,artinya per RT yang dikasih itu Cuma 5 KK ,di kota ini wajar saja RT RT tidak merasa di hargai.

Pernah ku dengar,Gubernur kami sampai mengamuk terhadap walikota yang tidak sampai suaranya 30 persen dari warga disini.Kita folus lagi,pendataan sangat buruk disini ,data pembagian menggunakan data 9 tahun yang lalu,2011.Selain validitas,entah apa yang terjadi gaji gaji RT dan RW tidak dibagikan ,entah kenapa,tapi konon memang Sri Mulyani buat kebijakan begitu banyak rasionalisasi ,dampak nya ke RT ini tak bergaji,beberapa mengambil inisiatif dengan menggalang iuran warga bayar RT nya sendiri

Situasi Covid ini ,pemerintah mohon maaf sekali lagi dipertentangkan kenapa bis alekas ber PSBB,satu sisi aku sepakat untuk PSBB,karena warga ngeyel

Covid ini harus tangani secara serius,tapi yang paling menyedihkan itu tadi,kita melihat untuk kasus PSBB ,anggaran sangat mudah diselewengkan ,kita tak tahu apa apa akses terkait tendernya bagaimana,pengawasan ku pikir tak akan begitu ketat,dana milyaran menguur,dikota ini 100 milyar,sementara rumor beredar bahwa salah satu bumd yang mebagikan ini ,itu mengambil sumbangan bukan dari dinsos,tapi guru guru yang menyumbang secara iklas tapi sistematis,jadi kemana anggaran Covid.Walikota agaknya selain kurang komunikasi atau terlalu ngerti ini tidak sistematis geraknya.

Tapi fokus kepada relawan covid 19 ini ,seandainya diketahui akan lebih baik lagi ,73 ribu itu tidak layak ,apalagi Main rapel ,tak ayal ,mereka pun berbuka dapat dan nyari santunan ke mana mana ,jam kerja dari jam 08.00 sampai jam 05.00 sore.

Oh iya satu lagi ,kemarin sempat viral bahwa ada relawan yang memijak beras,ini keluar dari Goriau.com, media ini dpaat panggungnya dengan menyorot ini  kemana mana,sebenarnya faktanya itu bukan relawan,itu dari dinas sosial yang berkunjung,menggelikan mereka datang,memijak beras,lalu semua menyalahkan relawan covid 19 .

Disatu sisi kita harus menyadari saling menyalahkan bukanlah hal yang tepat,tapi kebijakan ini memang harus di evaluasi dan diawasi ditengah tengah pandemi jangan sampai ada yang bunting dalam lipatan memanfaatkan situasi.Walikota harus sinergis dengan berbagai pihak.

Ini belum cukup,satu lagi PR kedepan,Pekanbaru ini sebenarnya rentan sekali karena bisa dimasuki semua penjuru ,jaraknya yang sangat dekat dengan negara tetangga,Malaysia yang sudah parah duluan adalah tantangan tersendiri,kota ini memiliki banyak kamlus yang jadi tujuan mahasiswa rantau dari Sumbar dari Sumut,Sumsel dan jambi,pak wako pak Gubri segera pandataan ada ratusan Mahasiswa yang rentan sekali masih berada di Kota Pekanbaru.Pekanbaru PSBB itu mahasiswa rantau yang rentan itu diperhatikan atau segera paksa mereka pulang melalui tangan dan komunikasi dengan pemerintah provinsinya,kemarin ada pendataan,dari Sumut itu terbanyak,dan yang lumayan susah itu yang dari Meranti,sebab akses ke pulau meranti dari Pekanbaru via laut itu sudah di tutup ada puluhan yang masihh di Pekanbaru,begitu juga mahasiswa Kepulauan Riau yang saat ini mungkin kita tidak tau kawan kawan ini sampai kapan harus bertahan,mau pulang via jalur mana.Mereka ini rentan sekali mengingat ,LockDown Pekanbaru yang tampaknya penuh ketidak jelasan ini-semoga segera diperbaiki,sedangkan warga tempatanya saja masih tidak terdata dan terkonsolidasi dengan baik,apalagi mahasiswa rantau ini -alamak

Semoga Covid 19 ini segera berakhir,dan sekali lagi ,semua dari kita layak untuk bertanya ,anggaran milyaran itu kemana saja,sebab 1 minggu Pekanbaru PSBB ,warganya tidak dapat bantuan,RT RW bahkan menolak ,semoga kekejian dibalik bencana non alam ini segera berakhir .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun