Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kekhilafan memandang istilah "Talk Less Do More!" dan Istilah "No Action Talk Only"

10 Juli 2012   15:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 12355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Talk Less Do More,begitu sebuah Iklan Rokok tertuang dalam Billboard ,ditepi jalan di kotaku.Artinya kata orang "kurangi bicara,banyak berbuat".Hal ini sebenarnya tak perlu diperdebatkan lagi.Apalagi dalam ilmu kepemimpinan.Sudah merupakan tabiat pemimpin yang baik lebih banyak menjadi tauladan dengan banyak berbuat,dan bukan hanya bicara dan memerintah

Akan tetapi,aku merasa terdapat semacam kekhilafan dalam menginsafi kata diatas.Hal ini ,aku sadari ketika dikampusku ,beberapa kawan cenderung berikan hinaan kepada seoarang kawan lainnya yang terkesan sering mengutip Ayat dan Hadis,Kata kata pepatah dari Mario Teguh,Kick Andi atau kutipan bijaknya.Sedangkan kawan ku ini ,memang belum tergabung di dalam kelembagaan sebelumnya,sehingga tak jarang kawan kawan lain yang mungkin merasa sudah banyak berbuat dan sebagainya,cenderung memandang sebelah mata teman yang tadinya berikan "pencerahan melalui perkataan"

Talk = Do something

hal ini merupakan pandangan ku,sesungguhnya ketika seseorang itu bicara,menurut perpektifku dia sudah melakukan kegiatan ,coba buka lagi mindset kita. Ketika ia berani berbicara dan mengeluarkan semacam sugesti yang ingin disampaikannya bukankah ini sudah merupakan sebuah tindakan? Tak pernah kah kita menyadari betapa besarnya pengaruh dari sebuah pembicaraaan? ini yang perlu kembali kita ceermati

Menyikapi istilah saduran "Talk Less Do More"

Meyikapinya menurutku harus se adil adilnya.Dalam artian,Memang terkadang dalam sebuah perspektif  kita dibutuhkan untuk lebih banyak bertindak Real dan menghasilkan sesuatu yang bersifat fisik-dapat disentuh.Terutama ungkapan diatas bisa pula kita perhatikan dari "asal usul"nya,sebuah kegelisahan ketika seorang pemimpin hanya bisa berjanji tanpa membuktikan dalam aksi nyata ,dalam pilkada contohnya.Akan tetapi,setidaknya,jangan sampai istilah diatas diterjemahkan ,sehingga kita pula seolah memandang manusia (mahkluk berbahasa) sebagaimana Robot,yang bertindak dan bekerja,sesuai engan instruksi yang berlaku ,secra turun temurun,ikut tradisi.Sehingga berdampak tertutupnya pintu Inovasi .

Karena sudah seharusnya kita menyadari pula,arti penghargaan yang harus kita berikan kepada mereka yang berani bicara (penyampaian kata) ,kata berasal dari akumulasi pemikiran.Dan Apakah yang lebih Tiggi Dampak Positifnya serta lebih hina dampak negatifnya dari sebuah hasil Pikiran?

Akhirnya,kembali kami mengajak kawan kawan untuk terus lakukan pencerahan melalui pembicaraan (tulisan salah stunya mngkin).Akan tetapi juga ikut mengimbanginya dengan perbuatan.Bahkan kalaulah terdapat golongan yang mungkin "NATO (NO Action ,Talk Only)-Patut juga diberikan penghargaan -Karena setidaknya,keberanian mengeluarkan gagasan untuk pencerahan  itu sudah cukup menjadi pengingat dan pencerah diantara kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun