Mohon tunggu...
Diana Wardani
Diana Wardani Mohon Tunggu... Sederhana

I Love You, Kangmas Matahariku. I love your sign and signature - I always be with you wherever you are, because we are one.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tak Berdaya

14 Agustus 2012   02:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luruh...
Roh yang beraga kusam
Pedih membujur di sekian rasa
Luka; penuh lumur dosa
.
Nikmat ragawi hanya sesaat
Sementara roh yang diam di dalamnya terluka
Oleh nista dan tipu daya setan
Rebah dalam ketidak berdayaan
.
Sepotong asa kini mampir
Menjalani setiap sahur dan berbuka
Menemani langkah yang kian terseok
Adakah ampunan bagiku?
.
Dalam penat kehidupan yang penuh tabir misteri
Aku tak peduli lagi dengan semuanya
Aku hanya ingin sebuah rekonsiliasi denganMu
Patutkah aku menyebut namaMu dalam linang air mataku ini, Tuhan?
.
MenyapaMu dalam kehampaan hidup
MerayuMu dalam ketidak berdayaanku
Hati yang tak berdaya ini
Memohon sekeping rahmat dariMu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun