Mohon tunggu...
Winda Novianti
Winda Novianti Mohon Tunggu... Penulis, pembelajar, IRT -

Cool, Friendly, Cheerfull and LowProfile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Ga Lau"

24 Agustus 2018   23:06 Diperbarui: 24 Agustus 2018   23:24 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah sudah berapa kali Ocha, mondar - mandir di kamarnya, ia menanti jawaban dari pertanyaannya di Wa. Ia sangat berharap jika orang yang tanyanya itu akan berkata "Ya, saya bersedia."

Jangankan kata "Ya" yang dinantinya, wa nya saja belum terbaca oleh orang yang dimaksud. 

Sejak dua tahun lalu, Ocha tengah jatuh hati pada seorang dosen di kampusnya. Ia tak berani bercerita pada kak Alena, Mama yang biasa menjadi tempat sampahnya untuk mengeluarkan kegalauannya, keresahannya, amarahnya dan bahagianya. Apalagi jika bercerita pada teman kampusnya. "Oh...big No." ucap Ocha dalam hati. 

Ia tak mau, jadi bahan ejekan teman sekelas jika sampai ada yang bocori rahasianya yang sedang naksir dosen senior yang lebih pantas jadi ayahnya sendiri.

Ocha, tambah bingung, bagaimana cara mendekati dosen idolanya itu, karena ia tidak lagi mengajar dirinya, alasan apa yang akan dipakainya agar bisa mendekati dosennya itu. Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, Ocha menemukan ide brilian yanh mungkin saja memberikan Ocha kesempatan untuk pendekatan dan tahu lebih banyak tentang kehidupan pribadi sang dosen.

Ocha sangat tahu, jika dosen idolanya itu adalah orang cerdas dan kaya pengalaman dalam mengajar. Ocha mengajaknya bekerja sama untuk menulis sebuah buku yang membagikan pengalamannya dalam mengajar selama ini.  Dengan modal beberapa buku antologi dan solo yang pernah ditulis Ocha, ia memberanikan diri untuk menjadi Ghost Writer bagi sang dosen. Dengan harapan, sambil menyelam minum air.

Namun harapan tinggal harapan, sang dosen belum juga memberikan jawaban secara langsung ataupun melalui WA, meaki waktu telah berlalu sepekan dari saat Ocha bertanya.

Malam ini, Ocha memberanikan diri untuk bertanya lagi, namun sang dosen taknjuga  memberikan jawaban. Dan membuat Ocha menjadi Galau tingkat dewa.

Ocha terus memandangi gawainya sambil tiduran. Rasa kantuknya tiba - tiba hilang begitu saja, ia menanti jawaban sang idola. 

"Argh....., ada apa sich sama gue? Kenapa gue gak naksir sama si Anto aja sich, padahal dia, kan juga naksir gue. Dia masih kuda, ganteng dan gak kalah pinter sama pak Yudi. Tapi...pak Yudi itu memang jauh lebuh cerdas dari cowok yang pernah gue kenal, sekilas ngobrol bareng dia, bikin gue betaaah, mau berlama - lama. Hu..huh...hu..., mulai lagi kan, Ocha!" Ocha bicara sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun