Mohon tunggu...
Winda Ari Anggraini
Winda Ari Anggraini Mohon Tunggu... Guru - A novice writer

Terus belajar untuk menantang semua ketidakmungkinan. Jika ada pertanyaan tentang kuliah di Birmingham/ Pendidikan/ Bahasa Inggris/ Beasiswa, silahkan menghubungi: http://pg.bham.ac.uk/mentor/w-anggraini/

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Percik di Bulan Juni

29 Juni 2022   11:37 Diperbarui: 30 Juni 2022   15:40 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setelah sekian lama meninggalkan tulisan non ilmiah, saya kembali ke sini dalam rangka memenuhi tantangan menulis 10 menit setiap harinya dari Kelas Kreatif Menulis. Sulit sekali untuk tetap konsisten, alasan kesibukan pekerjaan menjadi tameng bagi saya untuk mulai bergerak. Sehari dua, saya sempat meluangkan waktu namun sisanya lebih banyak yang kejar tayang, menulis memang 10 menit untuk setiap topiknya di hari yang sama namun di jam yang berbeda. Menulis kali ini membuat saya juga bingung akan tone tulisan saya yang entah sulit sekali untuk diseragamkan. Begitu juga dengan panjang tulisan yang sama sekali tak beraturan. Tulisan berikut bukan sebuah kisah yang saling bertaut satu sama lain, namun lebih kepada apa yang muncul saat jemari menyentuh tuts keyboard. Tak mengapa, toh tujuannya adalah pembiasaan 'kembali' mungkin untuk saya, bukan kesempurnaan. Semoga kebiasaan yang 'memaksa' saya kembali ke blog ini dapat memberi pencerahan dan membuka pintu kembali ke masa-masa dimana menulis menjadi bagian dari merekam apa yang terjadi dan merefleksi diri.

Day 1
Bersyukur

Saat masih di bangku sekolah, saya suka sekali membaca buku seri Chicken Soup dengan berbagai tema. Tak tahu mengapa, mungkin karena ada banyak pesan moral yang bisa saya petik saat saya belum menjadi apa-apa dan masih sangat belia. Didalamnya terdapat banyak kisah nyata, pemikiran, atau pengalaman yang bisa diambil pelajaran. Salah satunya yang hampir selalu ada ialah tentang pentingnya rasa syukur di setiap kesempatan. Bersyukur dari pagi hari atas segala nikmat yang diperoleh yang kadang kita lupakan. Betapa kita lupa bahwa kemampuan menghirup udara setiap saat, menikmati makanan, tidur tanpa gangguan, dan lainnya merupakan nikmat yang seharusnya disyukuri. Tak salah jika kita menyempatkan waktu untuk sejenak bersyukur setiap harinya.

Day 2
Memilih/ pilihan

Sering sekali kita berada di persimpangan yang memaksa untuk menentukan pilihan. Nyaman jika pilihan tersebut terdiri dari benar atau salah sehingga mudah untuk ditentukan. Tetapi menjadi dilema saat harus menentukan satu diantara dua hal benar, dua hal penting. Yang lebih menantang lagi saat pilihan tersebut datang di saat yang kurang tepat namun mendesak untuk segera dipilih. Berbagai pertimbangan pun mau tidak mau harus ditimbang dan dipikirkan. Lantas apa yang diperlukan untuk dapat memilih yang tepat? Apakah perlu belajar modul Guru Penggerak bagian Konsep Pengambilan Keputusan?

Day 3
Sahabat


Semakin bertambah usia, semakin sempit pula lingkaran pertemanan yang diciptakan. Circle meminjam istilah anak muda Jaksel. Dahulu saya pikir, adalah anomali jika seseorang tidak mampu berteman dengan banyak orang. Namun, ternyata perkara menjalin relasi pertemanan memang tak semudah itu. Saat masih kecil, seorang anak biasanya bisa blending dengan mudah, saat memiliki sebuah mainan yang ingin dimainkan pun, anak tersebut langsung turun ke lapangan dan berinteraksi dengan siapapun yang memegang mainan tersebut. Hal seperti ini tidak sama dengan orang dewasa karena orang dewasa lebih rumit dalam memutuskan untuk berinteraksi di sebuah lingkaran pertemanan dengan sederet pertimbangan.

Sahabat di usia ini bagi saya ialah orang-orang terdekat yang memiliki ketertarikan yang sama atau paling tidak menghargai apa yang saya sukai tetapi tidak dia sukai. Orang-orang yang dengannya saya mampu terbuka untuk membagi isi pikiran saya walaupun bagi kebanyak orang malah terdengar absurd. Sahabat membuat saya merasa nyaman menjadi diri sendiri tanpa harus bermuka dua, tiga, dan seterusnya. Sahabat adalah orang yang saat saya terluka merasakan hal yang sama, dan ikut tersenyum kala saya berbahagia. Sahabat memberi kesempatan saat saya ingin sendiri tanpa banyak bertanya. Saya bersyukur memiliki orang-orang yang bisa saya sebut sebagai sahabat dalam perjalanan hidup yang singkat ini.

Day 4
Berbagi

"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari).
Salah satu alasan mengapa berbagi harus menjadi bagian dari kehidupan. Berbagi bukan sekadar memberi namun juga menerima. Bagaimana  bisa? Saat memutuskan untuk berbagi kepada orang lain, ada pula yang dapat kita terima, entahkah itu keberkahan ilmu yang telah dibagikan atau bahkan memperoleh ilmu baru. Misalnya seorang guru harus mengajarkan materi yang sama, guru bisa mendapatkan hal baru meski bukan tentang materi tersebut. Hal yang didapat bisa diperoleh dari hasil interaksi dengan murid kala menyampaikan materi, semangat untuk menemukan hal baru, cara menyelesaikan masalah yang berbeda dan hal lainnya yang dapat menambah wawasan dan pengalaman.

Day 5
Maaf/ Memaafkan

Apa kalian termasuk orang yang pendendam? Orang yang menyimpan luka dalam jangka waktu lama saat disakiti oleh orang lain. Atau sebaliknya kalian termasuk orang yang mudah memaafkan? Orang yang mudah mengatakan let it go atas segala jenis luka atau kesalahan orang lain.
Memaafkan mungkin tak semudah itu bagi sebagian orang. Memberi maaf butuh tenaga besar karena prosesnya tidak mudah, ada hati yang harus disembuhkan, ada jiwa yang mesti ditegarkan.

Day 6
Harapan

Subuh ini menjadi spesial dan tidak biasa, karena pulau kami yang dikenal dengan Negeri Laskar Pelangi ini dianugerahi hujan. Menjadi spesial karena sepanjang minggu   kami merasakan panas luar biasa, terakhir kemarin suhu mencapai 33 (terasa seperti 38), menurut aplikasi di hp saya. Saya pribadi sudah tidak mampu lagi memprediksi seberapa panasnya karena dinginnya AC pun kadang sudah seperti angin lalu.

'Lok sui', kata pertama yang muncul di grup guru yang memang terdiri dari banyak etnis ini. 'Lok sui" dalam bahasa khek berarti turun hujan. Masing-masing anggota grup mulai melontarkan harapan. Dari 'Lok sui', murah rejeki, akan ada yang cair kawan, hingga harapan-harapan lainnya. Selayaknya lantunan doa-doa dalam agama kita pun banyak yang melantunkan harapan kala hujan turun. Harapan tak harus besar bukan? Berharap meski hujan, murid-murid tetap hadir ke sekolah untuk melaksanakan PAT, berharap semua kegiatan hari ini tetap berjalan lancar. Semoga hujan hari ini membawa harapan baru.

*Belajar nulis sambil berteduh di emperan sebuah toko beratap kokoh.

Day 7
Ibu

Dialah yang bangun paling pagi, menyiapkan sarapan, membangunkan anaknya untuk sholat subuh, membereskan rumah sebelum bekerja.

Dialah yang harus menanggapi cibiran tentang ibu bekerja vs ibu rumah tangga, ibu ASI vs ibu sufor, ibu lahiran normal vs ibu lahiran caesar, dan lainnya yang membuat seorang ibu kadang terluka dalam diam.

Dialah yang memprioritaskan kepentingan keluarga diatas segalanya. Bahkan ada kalimat umum di kalangan para ibu yang berbunyi 'ibu dilarang sakit' karena dalam kondisi apapun ibu tetap berusaha siaga, mengerjakan semua hal untuk memenuhi kepentingan anggota keluarga.

Dialah yang harus menjalani banyak peran, bendahara pengatur keuangan, ahli gizi yang memilah menu harian, guru yang meluangkan waktu mengajari putra putrinya mengerjakan PR atau sekadar membaca cerita.

Dialah yang berada di garda terdepan saat ada yabg sakit, rela mengurangi jam tidur demi memastikan pasangab atau anak-anaknya bisa tidur pulas dan berada dalam kenyamanan pelukan malam.

Ibu ialah definisi seorang ahli dengan beragam peran tak tergantikan.

Semangat untuk para ibu.

Day 8
Prestasi/ Pencapaian

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (KBBI, 2022). Dalam dunia sekolah, berbeda dengan definis asalnya, dahulu prestasi selalu identik dengan juara berapa di kelas atau di sekolah alias rangking yang didasarkan pada nilai-nilai rapor. Namun prestasi saat ini sudah lebih sesuai dengan mengakui setiap hasil usaha terlepas dari angka di rapor saja, tetapi juga mencakuo bidang-bidang lain seperti olahraga, seni, hapal quran, dan masih banyak lagi yang dikategorikan sebagai prestasi non-akademik.

Kata prestasi selalu saja menarik bagi hampir setiap orang. Coba sesekali dengarkan saat orang tua berbicara tentang anak-anaknya, pasti sekali dua atau berulang kali yang dibahas adalah sederetan hasil pencapaian yang telah diperoleh si anak atau bagaimana proses panjang yang dilewati. Atau perhatikan betapa banyak anak tetangga dari anak berprestasi yang tertekan karena orang tuanya terus membandingkan apa yang telah dicapai tersebut. Kadang malah dalam sebuh rumah proses membandingkan satu anak dengan yang lain juga terjadi, lagi-lagi karena prestasi.

Tak hanya itu, saking kerennya kata ini juga mendapat tempat tersendiri, misal dalam penerimaan siswa baru, ada jalur prestasi yang ditujukan khusus untuk anak-anak yang dapat membuktikan perolehan lewat sertifikat.
Terlepas dari kata ini yang seolah memiliki daya tarik tersendiri, semoga kita tidak termasuk guru atau emak yang menjadikan prestasi sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan hidup.

Day 9
Kegagalan

'Aku tidak mau lagi berjuang.' Ucapnya.
Ajakan untuk makan bersama siang ini rupanya adalah ajang curhatnya, yang sebenarnya sudah biasa.

'Aku lelah. Kali ini sangat lelah.' Matanya mulai mengeluarkan riak. Aku tak pernah sanggup melihatnya terluka tetapi sebagai orang terdekatnya, aku mencoba siaga.

'Ini bukan pertama kalinya aku gagal. Mungkin ke-10 atau ke-100.' Dia mulai menyatakan kalimat hiperbola jika ia terluka. Bukan pertama kali ini terjadi, aku pernah menyaksikan episode cuhat yang lebih pilu, lebih diam, ataupun lebih menyesakkan.

Tetapi lagi-lagi dia akan menangis sejadi-jadinya. Kemudian diam, menatap ke suatu titik di tempat kami berada. Ini sudah kesekian kalinya, di kafe A, pernah di lapangan bola, di taman kota, di ruang santai rumahnya, dan masih banyak lagi.

Kejadian ini selalu berulang karena dia wanita yang punya banyak daftar keinginan dan selalu berjuang mewujudkannya. Meski dia harus gagal, dia tetap berusaha, gagal, bangkit lagi, begitu seterusnya.

Day 10
Aku

Aku yakin tidak ada yang lebih sulit daripada menjadi seorang aku.

Aku lebih sering tidak mengerti dengan pertumbuhan fisikku. Dalam beberapa hari, tiba-tiba ada yang berubah dengan perutku yang semakin gendut, kakiku yang semakin panjang atau rambutku yang suka mengganggu karena masuk ke mulut akibat bertambah panjang.

Aku juga kesulitan mendefinisikan pertumbuhan keahlianku. Awalnya aku hanya bisa menjadi pengamat setia, memperhatikan sekelilingku yang bergerak dengan tabah sambil berbaring, hingga akhirnya aku menjadi bagian dari dinamika itu. Aku bisa menggerakkan tangan, kaki, dan kepalaku dengan leluasa.

Aku dibuat bingung oleh berbagai rasa yang masuk mulutku. Yang awalnya hanya itu-itu saja lalu berganti dengan rasa yang lebih beragam, kompleks, rumit untuk dijelaskan.

Aku, entah bagaimana caranya, terus belajar dengan meniru mengekspresikan emosiku. Aku juga bisa tersenyum, tertawa terpingkal, atau menangis jika situasinya tampak menyedihkan.

Aku selalu merasa khawatir saat orang-orang yang kupercaya tiba-tiba melambaikan tangan mereka, pergi dalam waktu lama, lalu pulang dengan wajah lelah dan kurang ramah.

Aku merasa sedih saat orang-orang disekitarku nampak kesal atau mungkin marah karena berbagai eksperimen ajaibku seperti membongkar pakaian yang sudah disetrika untuk mencari harta karun, menumpahkan semua isi bedak yang baru saja dibeli saat awal bulan karena seru, atau mencoba semua hal dengan mencicipinya. Bukankah kalau tidak dicicipi, aku tidak akan pernah menemukan standar rasa layaknya Gordon Ramsay?

Aku merasa kesal saat semua orang disekitarku tidak paham meski aku sudah berteriak. Kadang melelahkan saat aku sudah menggunakan segala petunjuk bahkan melibatkan apa namanya facial expression atau body language, namun orang-orang juga tak paham bahasaku.

Kamu tahu kan siapa aku?

Aku selalu suka wangi ibuku, entah memakai parfum atau tidak, bahkan mungkin ibu belum mandi. Bagiku keberadaan ibu adalah definisi cukup walau kadang ibu sudah tidur dengan lelahnya sedangkan aku masih memainkan jemari ibu, tak bisa tidur karena siang terlalu banyak istirahat. Ibu adalah orang yang bisa menerjemahkan berbagai keinginanku yang hanya keluar dalam bentuk babamamalala.

Kamu sudah tahu kan siapa aku?

Ya benar, aku adalah seorang bayi lucu.

Hari 11
Bahagia

'Happiness is not something you find, but rather something you create' (Zig Ziglar)

Sebuah kalimat bijak yang membuat sebagian orang langsung mengangguk setuju. Apakah dengan setuju berarti kita paham? Paham bahwa untuk merasa bahagia tak perlu menunggu persetujuan orang lain; bahwa bahagia adalah perasaan yang sifatnya personal yang harus diciptakan bukan menunggu, menunggu untuk ditemukan. Lucunya meski bahagia itu personal, perasaan ini rentan menular. Lihat saja, betapa banyak diantara kita yang ikut tersenyum saat melihat orang-orang penting dalam hidup kita diliputi rasa bahagia. Mari terus menciptakan dan menebar kebahagiaan.

Day 12
Keberanian/ Berani


Siapa yang berani keluar dari zona nyaman? Sebut saja selama ini saya nyaman untuk menulis di bidang yang saya sukai saja setiap tahunnya, misal tahun ini saya sedang mengikuti Program Guru Penggerak, sehingga tulisan saya pun tidak jauh-jauh dari refleksi dari apa yang sudah saya pelajari.
Tidak mudah untuk mencoba berani, berani keluar dari jalur nyaman. Karena saat mengambil keputusan untuk berani, maka konsekuensi yang diterima pun mengikuti. Saat ini saya memberanikan diri untuk menjawab tantangan Kelas Kreatif Menulis untuk menulis 10 menit saja meski ada ketakutan bahwa saya akan mangkir dari tantangan ini. Tidak jarang saya tiba-tiba harus berhenti di tengah jalan sebuah kegiatan karena saya tidak berani mengambil kesempatan atau dibayangi rasa takut tidak mampu menjalani konsekuensi dari keputusan tersebut.

Day 13
Kenangan


Hey, ada kalanya kenangan datang tak terduga. Berbentuk kilasan adegan yang membawa senyuman atau malah tangisan. Lucunya kenangan dapat bertingkah positif. Misalnya, kenangan tentang pencapaian diri di masa lampau membawa secercah harapan bahwa diri ini mampu atau layak untuk berdiri di tempat penuh penghargaan. Kenangan dapat pula berpolah negatif dengan mengingatkan goresan luka yang sudah diperjuangkan kesembuhannya. Hanya dengan melihat sebuah benda tak berarti atau mendengar potongan lagu sederhana tiba-tiba air mata sudah jatuh tidak diduga.

Day 14
Istimewa


Kalian tahu apa yang menjadi hal ditunggu-tunggu para guru setiap tahun pelajaran baru? Murid-murid baru? Seragam olahraga baru? Atau bahkan menu baru di kantin sekolah?

Variatif sekali bukan? Itulah istimewanya menjadi seorang guru. Profesi ini memberikan kesempatan serta tantangan yang berbeda setiap tahunnya. Pekerjaan yang mengharuskan bertemu dengan manusia berbeda  membuat hal yang dihadapi pun berubah, ada kalanya unik dan menarik.

Menjadi istimewa ketika sebuah cara mengajar yang sama tidak mempan jika diterapkan pada kelas atau angkatan yang berbeda. Setiap murid adalah unik, ah guru mana yang tidak tahu akan hal ini. Namun apakah kemudian keunikan tersebut diperlakukan dengan berbeda pula? Itu lain lagi ceritanya.

Ada banyak keistimewaan lain yang bisa disebutkan diantaranya guru harus siap dengan perubahan zaman. Kalau dulu guru biasa mengajar dengan hanya membawa buku dan absen, sekarang guru ideal digambarkan sudah memakai satu set gawai yang mendukung seperti komputer jinjing, ponsel pintar, atau yang paling sederhana penyediaan in fokus. Profesi ini mengajak para guru untuk terus belajar menyesuaikan diri agar definisi istimewa tadi tidak berubah menjadi 'b aja' di mata murid. Saat seorang guru memutuskan untuk berhenti belajar, saat itu pula guru tersebut sulit untuk bertumbuh karena sejatinya mengajar adalah mengajak murid untuk bertumbuh bersama ke arah yg lebih baik.

Day 15
Jujur


Apa iya manusia bisa benar-benar jujur kepada manusia lainnya?
Membuka pintu secara terbuka, bercerita tentang setiap rasa atau asa.
Sulit mungkin, meski katanya berkisah kepada seseorang dapat meringankan beban tak kasatmata yang menggantung berat dipundak.
Bagaimana dengan jujur dengan diri sendiri? Menyepi, berdialog dengan diri jujur meratapi satu per satu kebenaran yang akan tersingkap jika diberi kesempatan. Atau inipun juga sulit? Dengan jujur berarti harus berani menghadapi kenyataan yang mungkin saja pahit untuk diiyakan.

Day 16
Rumah

Pernahkah kalian mengalami merasa lelah di suatu tempat dan ingin segera kembali ke rumah?

Rumah selalu menjadi tempat kembali yang menyenangkan meski kadang tidak menenangkan.

Rumah yang berisi orang-orang terkasih dan benda-benda favorit menjadi tempat melakukan kegiatan menyenangkan.

Rumah, bagaimanapun bentuknya, apapun warnanya, menjadi tempat berteduh di kala hujan, penghangat saat kedinginan.

Sebagian orang mungkin merasa kurang atau tidak nyaman berada di rumah karena adanya masalah. Sebagian lagi sangat merindukan rumah dan tidak punya kesempatan untuk kembali. Sebagian sedang dilimpahi keberkahan kenyamanan kondisi rumah.

Apapun kondisinya, hanya kitalah yang dapat membuat rumah menjadi tempat seperti yang kita inginkan.

Day 17
Ujian

Hidup terdiri dari rangkaian ujian tak berujung. Dari kecil kita dibiasakan untuk berhadapan langsung dengan ujian. Mulai dari ujian masuk sekolah, ujian semester, ujian kenaikan kelas, hingga ujian masuk perguruan tinggi.

Tidak berhenti disitu saat sudah menerima ijazah pun, manusia harus bertarung lagi dengan ujian penerimaan pekerjaan dari perusahaan atau tempat bekerja yang diharapkan.

Faktanya, berbagai jenis ujian di atas hanyalah bentuk ujian yang jelas waktunya dan bisa diprediksi terjadi jika kita memilih untuk mengikuti alur pikiran umum sekolah SD, SMP, SMA lalu universitas, dan memasuki dunia kerja.

Sayangnya kenyataan di lapangan tidak semudah dan sejelas prediksi itu. Berbagai ujian datang tak diundang dan tak pernah diharapkan. Ujian-ujian tadi datang dalam berbagai bentuk baik itu kesenangan maupun kesulitan hidup.

Namun katanya, ujian dihadirkan agar kita bisa semakin kuat, tangguh, dan bertumbuh. Jika berhasil melewati ujian, maka kita akan diantarkan pada level yang lebih tinggi. Level pemahaman akan hidup mungkin maksudnya.

Day 18
Lupa


Lucunya si ingatan, mudah melupakan saat tak diinginkan. Coba lihat seringkali kita dimarahi ibu karena lupa menaruh sebuah kunci atau terpaksa menerima hukuman dari gury karena lupa membawa buku PR, tugas yang sudah dicetak, atau buku catatan di atas meja belajar.

Di sisi lain cara kerja ingatan seperti sulit dikendalikan saat tidak mampu melupakan yang ingin dilupakan. Saat memperoleh luka di badan atau luka di hati oleh orang-orang di sekitar tidak mudah menghapusnya dari ingatan. Hingga frasa move on muncul dan populer karena sulitnya manusia untuk melupakan.

'Tolonglah Tuhan bantu aku melupakan' adalah doa-doa yang dihaturkan di malam-malam panjang penuh pengharapan dari hati-hati yang tersakiti, entahkah ditinggal menikah sang kekasih pujaan atau ditinggalkan orang-orang tersayang.

Day 19
Ayah


Ada yang bilang kalau anak perempuan adalah anak kesayangan ayah. Meski tidak berlaku global, saya atau banyak yang merasakannya.

Ayah menjadi teladan dalam hal kepemimpinan. Figur yang nyaman ditanya tentang apa saja saat tidak paham.

Ayah selalu melindungi dibalik senyumnya yang bersahaja, memastikan setiap anggota keluarga bisa mendapat asupan setiap harinya.

Ayah menjadi tempat mengobrol favorit karena ayah tidak suka mengomel jika menemukan kesalahan, bahkan menutupi.

Ayah selalu seru saat diajak ke tempat pusat belanja karena tidak pernah menolak keinginan, dan tidak perhitungan menghabiskan uang.

Day 20
Cinta

'Aku tak percaya lagi cinta?' Ucapnya sendu. Dia lagi-lagi berada di sini. Mungkin aku harus bersyukur karena aku selalu menjadi tempat ia menumpahkan keluh kesah.

'Kupikir cinta selalu dekat dengan bunga-bunga, definisi hidup berwarna yang selalu indah.' Lanjutnya, aku masih diam, mencoba menafsirkan saat ini iya sedang berbincang tentang siapa lagi. Lagi kukatakan, karena ini sudah ke sekian wanita dengan rambut berombak ini berceloteh tentang dia yang hendak dicapainya. Dia yang didefinisikannya sebagai cinta.

'Kau tentu ingat saat pertama kali kuceritakan tentang dia, enam bulan lalu saat kamu bertemu. Meskipun dia mengalahkanku, membuatku kalah dalam kompetisi, aku tidak marah, aku malah tenggelam dalam pesonanya.' Iya tentu aku ingat saat ia menumpahkan kesedihan atas kegagalannya namun tiba-tiba berubah menjadi senyum saat mengingat sosok yang membuatnya kalah tersebut.

'Ternyata dia definisi cinta yang berbeda. Aku mencintainya, kurasa. Tapi sepertinya dia hanya menerjemahkan kedekatan kami sebatas teman, bahkan tidak masuk ke dalam kategori sahabat.' Ah rupanya ini kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Aku sangat paham rasanya, perihnya, namun juga terkadang hadir secercah harap saat orang tersebut kembali datang. Haruskah aku juga bercerita daripada selalu menjadi pendengar yang diam, menjadi tong sampah tempat curhat yang lama-lama mulai menanam rasa, yang sayangnya hanya dari pihakku saja.

Day 21

Bisa


'Aku pasti bisa'. Sebuah kalimat yang selalu disebutkan oleh orang tua untuk menyemangati anak-anaknya melalui berbagai fase kehidupan.

Coba lihat pada saat seorang anak mulai berani melangkahkan kaki, orang tua baik ibu, ayah, kakek, nenek, dan orang dewasa di sekitar lainnya bersorak menyemangati, 'Ayo, kamu pasti bisa.'

Tidak berhenti disitu, saat seorang anak mulai menunjukkan ketertarikan dengan sebuah skill, mencoba hal-hal baru, orang tua juga mendukung dengan mengucapkan kalimat serupa. 'Ayo, kamu pasti bisa.'

Saat beranjak dewasa, seorang anak juga sering menyebutkan 'Yuk, bisa yuk.' dengan tujuan memberi motivasi satu sama lain.

Meski sederhana, kalimat-kalimat ini mampu memberi suntikan energi positif kepada anak yang sedang berjuang.

Kalimat yang bahkan digunakan dalam kampanye dunia politik ‘We can do it’ juga menjadi trademark yang kemudian menguatkan dan mendorong semua orang terlibat dalam gerakan perubahan.

Jadi, apakah kamu bisa untuk menjadi bisa jika diberi salah satu dari sepotong kalimat di atas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun