Mohon tunggu...
Reyshita Wima
Reyshita Wima Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya suka belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleransi Sebagai Jati Diri Hindu: Kebanggan yang Tak Tergantikan

12 September 2025   08:00 Diperbarui: 12 September 2025   08:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajaran Hindu mengandung prinsip-prinsip universal yang mendorong pengikutnya untuk hidup harmonis. Salah satu nilai penting adalah Tat Twam Asi "Engkau adalah Aku" yang menanamkan pemahaman bahwa setiap makhluk hidup memiliki inti ilahi yang serupa. Ajaran ini menciptakan rasa empati dan mengurangi ego terhadap orang lain.

Di samping itu, prinsip Ahimsa (tidak melukai) merupakan dasar etika dalam setiap tindakan. Tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam pikiran dan kata-kata. Dalam Bhagavad Gita dan kitab suci yang lain, umat Hindu diajarkan untuk menghargai kehidupan dalam berbagai bentuknya.

Konsep Vasudhaiva Kutumbakam, yang berarti "seluruh dunia adalah satu keluarga", juga menunjukkan bahwa toleransi dalam Hindu tidak hanya untuk kelompok sendiri, tetapi juga meliputi seluruh umat manusia. Ini adalah gambaran dari sikap spiritual Hindu yang menerima keberagaman.

  • Praktik Kongkret Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Toleransi dalam Hindu tidak hanya sekadar teori, tetapi juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya terlihat di Bali, di mana penganut Hindu hidup rukun bersama pemeluk agama lainnya. Ritual keagamaan, aktivitas sosial, serta pertemuan musyawarah sering dihadiri oleh berbagai agama, menunjukkan semangat kerjasama yang kuat.

Penelitian yang dilakukan di Pura Giri Prajanatha, Lombok, menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Tri Hita Karana hubungan harmonis dengan Tuhan (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan), dan alam (Palemahan) dilaksanakan dalam mempertahankan kerukunan di antara umat Hindu dan antar agama lain. Komunikasi antar agama berlangsung secara terbuka, dan konflik jarang muncul karena nilai dasar saling menghormati sudah tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari (LITPAM, 2023).

Di sektor pendidikan, di Desa Panglipuran Bali, ajaran Hindu disampaikan kepada anak-anak sejak kecil untuk membangun karakter yang penuh toleransi, keterbukaan, dan kasih sayang. Ini mengindikasikan bahwa toleransi tidak hanya diterapkan, tetapi juga diturunkan sebagai sifat kehidupan.

  • Hindu dalam Konteks Masyarakat Pluralis

Indonesia merupakan negara yang beragam, dan eksistensi Hindu sebagai salah satu agama resmi telah memberikan dampak positif dalam memelihara keharmonisan. Umat Hindu tidak sekadar bertoleransi secara sempit, tetapi juga proaktif dalam membangun ruang dialog dan kolaborasi antara pemeluk agama. Contoh menarik terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, di mana komunitas Hindu dan Muslim pernah mengalami perseteruan. Namun, dengan mengadopsi prinsip Vasudhaiva Kutumbakam dan kearifan lokal, komunitas Hindu berperan dalam membangun rekonsiliasi dan menciptakan ruang untuk dialog. Mereka menyatakan bahwa toleransi bukan sekadar membisu ketika berbeda, tetapi juga berusaha menyatukan kembali hubungan yang telah terputus (Jayapangus Press, 2022).

  • Tantangan dan Keterkaitan di Zaman Modern

Toleransi sebagai identitas Hindu kini menghadapi tantangan baru, terutama di zaman modern yang dipenuhi polarisasi, fanatisme ekstrem, dan penyebaran kebencian lewat media sosial. Globalisasi sering kali menghadirkan budaya cepat dan individualisme yang merongrong nilai-nilai kebersamaan dan keseimbangan.

Akan tetapi, prinsip-prinsip Hindu masih penting. Di tengah kekacauan ini, prinsip-prinsip Hindu seperti Ahimsa, Satya (kejujuran), dan Karuna (kasih sayang) berfungsi sebagai penyeimbang.

  • Toleransi Sebagai Kebanggaan dan Ciri Khas

Menjadi pengikut Hindu berarti menyebarkan misi kedamaian dalam hidup. Kebanggaan tidak timbul dari keunggulan, melainkan dari kemampuan untuk memelihara nilai-nilai mulia di tengah perbedaan. Toleransi merupakan kekuatan etika yang membuat umat Hindu dihormati dan diandalkan dalam komunitas sosialnya.

Dengan menjadikan toleransi sebagai ciri, umat Hindu memperlihatkan kepada dunia bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan karunia. Ajaran nenek moyang tidak hanya untuk diingat, melainkan untuk dipraktikkan dan dalam proses itu, kita menemukan esensi kehidupan yang sejati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun