Tantangan dan Prospek.Â
Keputusan untuk bergabung dengan BRICS bukanlah hal yang sepele bagi Indonesia. Ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
Kepentingan yang Beragam.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, anggota BRICS memiliki kepentingan yang beragam. Indonesia harus memastikan bahwa kepentingannya selaras dengan tujuan kelompok tersebut dan tidak akan mengorbankan hubungan yang sudah terjalin baik dengan mitra-mitra lain.
Dinamika Geopolitik.Â
Lingkungan geopolitik global yang dinamis menuntut kehati-hatian. Bergabung dengan BRICS bisa diinterpretasikan sebagai pergeseran aliansi, yang mungkin memicu respons dari negara-negara Barat.
Konsensus Internal.Â
Keputusan strategis seperti ini memerlukan konsensus yang kuat di dalam negeri, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga sektor swasta.
Di masa depan, posisi Indonesia terhadap BRICS kemungkinan akan tetap pragmatis. Alih-alih terburu-buru menjadi anggota penuh, Indonesia mungkin akan memilih pendekatan yang bertahap, memaksimalkan kerja sama bilateral dan multilateral dengan anggota BRICS di area yang saling menguntungkan, sembari tetap menjaga keseimbangan dalam hubungan internasionalnya.Â
Keterlibatan dengan NDB bisa menjadi langkah awal yang signifikan, membuka jalan bagi integrasi yang lebih dalam jika manfaatnya terbukti dan tantangannya dapat dikelola.
Indonesia, dengan posisinya yang strategis dan aspirasi untuk menjadi kekuatan ekonomi global, akan terus menavigasi kompleksitas hubungan internasional dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan nasionalnya. (WMH)Â