Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisakah Julian Nagelsmann Memberikan Bayern Gaya Bermain Baru?

28 April 2021   12:05 Diperbarui: 28 April 2021   12:09 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Julian Nagelsmann memiliki gaya bermain tersendiri, akankah hal itu bisa diterapkan pada FC Bayern yang tradisional? (AFP via kompas.com)

Pada tulisan ini, kita akan mengetahui taktik apa yang akan diterapkan Nagelsmann dan bagaimana pengaruhnya kepada Bayern Munich.

Anda bisa membaca bagian pertama yang menjelaskan perjalanan karir Julian Nagelsmann serta kegemarannya dalam mempromosikan anak muda ke dalam klub yang dilatihnya.

Pertahanan Yang Ringkas

Ketika seorang manajer dibandingkan dengan Jose Mourinho, orang sering menyimpulkan bahwa mereka mengandalkan bek dengan etos kerja yang tinggi, dan Nagelsmann tidak terkecuali.

Namun, ada perbedaan besar dalam cara kedua manajer mengoperasikan lini belakang dan manuver defensif mereka.

Baca juga: "Nagelsmann Buktikan Keputusan Mourinho Salah" oleh IrfanPras

Sedangkan Mourinho tradisional mengandalkan blok pertahanan yang dalam, Nagelsmann cenderung menggunakan pressing a la Ralf Rangnick ditambah dengan sentuhan kreatifnya sendiri.

Dia suka memvariasikan taktiknya berdasarkan lawan dan telah bereksperimen dengan bentuk timnya.

Hal ini memungkinkan timnya untuk tetap fleksibel dan mengkhususkan pertahanan mereka pada gaya serangan masing-masing lawan.

Meski ini terdengar lugu dan sembrono, tim yang dilatih Nagelsmann tak henti-hentinya memotong jalur umpan dan memberikan tekanan.

Di Hoffenheim dan Leipzig, dia mendorong pemain dari setiap lini ambil bagian dalam perebutan bola.

Dengan gelandang tengah yang paling dekat bergabung dengan pemain sayap untuk ikut menekan lawan yang menguasai bola, anggota tim lainnya secara fleksibel mengisi ruang kosong untuk menjaga formasi sekaligus memberi lebih banyak tekanan pada area yang dibutuhkan.

Di luar itu, Leipzig punya daya luar biasa untuk langsung menekan usai kehilangan bola.

Pemain seperti Sabitzer tak kenal lelah dalam bergegas kembali untuk mempertahankan formasi dan menutup serangan balik bahkan sebelum itu dilancarkan.

Tidak kaget untuk kemudian mengetahui tim asuhan Nagelsmann menjadi salah satu rezim pertahanan terbaik di Bundesliga selama lima musim terakhir.

Statistik kebobolan bagi tim yang dilatih Nagelsmann dan perbandingannya dengan klub Bundesliga lain (disusun oleh Jake Fenner)
Statistik kebobolan bagi tim yang dilatih Nagelsmann dan perbandingannya dengan klub Bundesliga lain (disusun oleh Jake Fenner)

Selama lima musim Nagelsmann menangani tim Bundesliga, ia finis di paruh atas dalam statistik paling sedikit kebobolan kecuali di musim 2017/2018.

RB Leipzig saat ini memimpin statistik tersebut dan berpeluang memenangkan gelar Defensive Team of the Year untuk musim ini.

Memang hanya ada selisih tujuh gol antara mereka dan VfL Wolfsburg, tetapi mengingat rata-rata Leipzig hanya kebobolan 0,8 gol per pertandingan dan tidak pernah kebobolan lebih dari tujuh gol dalam tiga pertandingan berturut-turut musim ini, segalanya terlihat sudah ditakdirkan.

Meski begitu, ada alasan yang cukup bagus mengapa ada bercak hitam dalam statistik pertahanan dari klub yang dilatih Julian Nagelsmann.

Musim 2016/2017 adalah musim yang epik bagi pertahanan Hoffenheim dan semuanya bubar pada jendela transfer musim panas 2017.

Meskipun membawa bek seperti Nico Schulz dari Borussia Mnchengladbach, tidak ada kualitas yang cukup untuk menggantikan empat pemain yang dijual: Jeremy Toljan ke Dortmund, Fabian Schr ke Deportivo La Corua, dan Sebastian Rudy dan Niklas Sle ke Bayern Munich.

Hilangnya poros utama dalam sosok Sebastian Rudy bersama dengan tiga bek tengah berkualitas yang tidak mudah tergantikan jelas terlihat.

Musim berikutnya, mereka hanya bisa mendapatkan Kasim Adams sambil meminjamkan tiga bek lainnya.

Pasukan bek tengah mereka musim itu terdiri dari Kevin Vogt, Benjamin Hbner, Stefan Posch, dan Ermin Bicakcic.

Tim itu masih berhasil finis ke-3 di Bundesliga.

Saat tiba di Leipzig, Naglesmann diberkati dengan lini belakang yang diisi dengan pemain muda menjanjikan seperti Upamecano, Konate, Lukas Klostermann, dan Nordi Mukiele.

Energi mereka menyatu dengan baik dengan sistem Nagelsmann dan membuahkan hasil yang fantastis.

Jadi, apa artinya ini bagi Bayern? Perubahan pada sistem pressing Bayern mungkin menjadi pertanda baik bagi tim yang dikenal kesulitan bertahan tahun ini.

Ketergantungan yang berlebihan pada garis pertahanan tinggi sering mengekspos Bayern, yang menyebabkan mereka kebobolan gol yang krusial.

Dengan lini belakang terbuka untuk diutak-atik, Nagelsmann dapat mendorong pemain yang ada untuk mengadaptasi sistemnya.

Sule telah bekerja di sistem ini sebelumnya. Alphonso Davies dan Benjamin Pavard masih cukup muda untuk belajar, dengan yang pertama tampaknya membutuhkan gaya berpikir baru dalam membantu pertahanan.

Adapun Chris Richards, yang sudah menunjukkan potensi di Hoffenheim, dapat menarik perhatian Nagelsmann. Dengan waktu adaprasi dan arahan yang diberikan cukup, dia bisa menjadi bek tengah Bayern berikutnya.

Temui Gaya Ofensif Baru, (relatif) Sama Dengan Gaya Ofensif Lama

Sekarang dalam hal serangan, sistem Nagelsmann mirip dengan yang digunakan di Allianz Arena.

Dalam kedua sistem, permainan biasanya akan dimulai dengan bek tengah yang maju dan mundur untuk membuka jalur umpan.

Seringkali, kedua sistem menggunakan operan tajam ke pemain yang sedang maju agar tercipta tekanan kepada pertahanan.

Perbedaan baru muncul ketika langkah selanjutnya diambil.

Sementara Bayern cenderung menggedor pertahanan lawan hingga ambruk, para pemain Leipzig memilih untuk melakukan operan klinis yang dengan cepat mematahkan pertahanan.

Operan satu sentuhan yang membelah pertahanan oleh Sabitzer dan Nkunku akan memanjakan penyerang Leipzig yang datang dari segala arah.

Hal ini memungkinkan pemain sayap untuk berlari cepat menerobos pertahanan dengan bek sayap ikut maju.

Mengingat kembali masa-masa Timo Werner, permainan menyerang balik sangat penting bagi Leipzig.

Bahkan ketika Werner sudah pergi, permainan sayap yang cepat masih menunjang kesuksesan tim.

Walaupun Alexander Sorloth yang diplot sebagai pengganti Werner masih belum memberikan kontribusi setimpal, dinamisme gelandang Leipzig - khususnya Forsberg, Nkunku, dan Sabitzer - sejauh ini tampaknya mampu membawa Leipzig menantang gelar.

Di Bayern, gaya bermain Nagelsmann bisa menjadi surga bagi dua pemain: Kingsley Coman dan Alphonso Davies.

Dimulai dengan Davies, gaya bermain Leipzig dapat langsung nyetel dengan karakter pemuda Kanada itu.

Sayap kiri biasanya menjadi rumah bagi salah satu dari dua pemain Leipzig: Angelino atau Marcel Halstenberg.

Musim ini, Angelino memiliki empat gol dan empat assist dalam 24 pertandingan selagi Halstenberg meraih dua gol dan dua assist dalam 22 pertandingan.

Catatan di atas masih lebih baik dibandingkan Davies yang baru meraih 1 gol, 2 assist, dalam 20 pertandingan. Dia bisa hidup lagi di musim depan lewat bantuan Nagelsmann.

Adapun Coman, kecenderungannya untuk lebih menyerang daripada rekan-rekannya di sayap akan cocok untuk melakukan terobosan dalam gaya bermain Nagelsmann.

Jika Nagelsmann diberi ruang kreatif dalam menerapkan taktik, Kingsley Coman akan bersinar (AFP via kompas.com)
Jika Nagelsmann diberi ruang kreatif dalam menerapkan taktik, Kingsley Coman akan bersinar (AFP via kompas.com)

Ini tidak berarti bahwa pemain seperti Serge Gnabry dan Leroy Sane, yang menjadi bagian penting dalam struktur Bayern musim ini, tidak akan berhasil.

Kita mungkin akan melihat kontribusi mereka lebih ditekankan untuk mencetak gol.

Pertanyaan akhir adalah apakah para pemain Bayern akan mau ikut sistem Nagelsmann atau tidak -- dan sebelum menjawab itu, apakah sistem Nagelsmann dapat digunakan di Bayern Munich.

Struktur tradisional Bayern telah mencekik beberapa manajer (Niko Kovac contohnya) dan tidak sefleksibel seperti gaya Nagelsmann.

Yang perlu disadari Bayern Munich adalah sosok Nagelsmann itu sendiri: dia adalah salah satu pemikir taktis paling cemerlang di dunia sepakbola.

Sama seperti seseorang yang tidak disarankan untuk menjinakkan kuda liar, Bayern harus memberinya kesempatan Nagelsmann untuk menjadi kreatif dan inovatif di lapangan.

Karena jika mereka mencoba menjinakkannya, Bayern mungkin akan terluka, kalah, dan sangat kecewa atas rekrutan pelatih baru mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun