Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Chess.com Mengadili Dewa_Kipas (Bagian Tiga)

18 Maret 2021   09:38 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:17 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Fair Play chess.com telah meneliti aktivitas akun Dewa_Kipas setelah drama dengan GothamChess. Implikasi atas putusan mereka begitu signifikan.

Baca bagian pertama dan bagian kedua cerita dengan menklik tautan

Artikel asli yang ditulis Cecilia D'Anastasio untuk publikasi WIRED dapat anda baca di sini. 

Tantangan besar tim fair play Chess.com adalah menentukan jenis kecurangan apa yang terjadi dalam catur online: Apakah pemain menggunakan robot catur untuk memandu mereka selama pertandingan? Apakah pemain berkonsultasi dengan ahli catur ketika menjalani pertandingan? Atau pertandingan mempertemukan pemain dengan akun yang digerakkan robot sepenuhnya?

Algoritma situs mengukur kecurangan dengan melihat seberapa mirip gerakan pemain menyerupai robot catur. Karena robot catur beragam jenisnya, Chess.com menggabungkan beberapa yang terbaik dalam software Stockfish yang bersifat open source.

Apa yang terjadi selanjutnya mirip tindakan Komite anti-doping Olimpiade, ucap Danny Rensch, COO dari Chess.com.

Mereka tahu apa yang mampu dilakukan atlet terbaik ketika jumlah sel darah putih dan kadar oksigen mereka normal dan meningkat. Jika ada sesuatu yang menyimpang di luar standar yang ada, katanya, kondisi tersebut mengindikasikan kecurangan.

Kemenangan beruntun, keluar masuk tab chess.com selama pertandingan dan apakah pemain yang diselidiki pernah diakui FIDE atau memiliki gelar nasional adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh algoritma dan tim fair play.

"Kami beroperasi dalam konteks untuk mengetahui siapa saja yang sudah menjadi pemain terbaik di dunia," kata Rensch. Rensch menunjuk ke Alireza Firouzja, pemain asal Iran yang mencapai status grandmaster pada usia 14 tahun.

"Anak ini (Alireza) tumbuh di dalam chess.com," kata Rensch. "Saya sudah melihatnya bermain seperti ahli sejak dia 11 tahun. Rensch tidak mengatakan secara detil berapa banyak orang yang menuduh Firouzja curang, namun dia mengatakan jumlahnya cukup besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun