Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Budaya Positif dalam Pendidikan, Refleksi Terbimbing 1.4.a.6.1

12 Oktober 2021   17:54 Diperbarui: 12 Oktober 2021   17:58 8480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sulit karena terkadang apa yang ada dalam konsep tidak dapat dipraktekkan langsung dalam menuntun dan mendampingi murid. Masih terbawa konsep lama dan kata-kata yang diungkapkan belum sepenuhnya sebagai guru yang bersikap seperti manager. 

Ternyata sebagai guru kita harus kreatif, cepat tanggap dan mampu menjadi manager dalam menuntun murid.

 Contoh ketika saya menuntun murid yang hasil nilai tengah semesternya sangat jelek, padahal murid ini di tingkat SD dan SMP sering ikut lomba mata pelajaran dan juara. Ternyata murid ini hanya membutuhkan cinta dan perhatian. Ketika saya memposisikan diri sebagai manager dengan memberi penguatan kepada murid ini ternyata mulai muncul kepercayaan diri dan semangat belajar.

Sebelum mempelajari modul ini sebagai guru saya pernah menerapkan segitiga restitusi tetapi belum sepenuhnya mengikuti semua alur yang ada, belum sadar bahwa tenyata sudah sering lakukan karena ketidaktahuan tentang materi ini. Posisi saya ketika menerapkan segitiga restitusi saya rasa berada pada tingkatan menanyakan keyakinan yang sering menanyakan tentang nilai-nilai apa yang dilanggar, yang perlu diperbaiki.  

Perubahan cara berpikir saya dalam menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah yaitu semuanya harus dilihat dalam kacamata bahwa murid perlu dituntun, diarahkan, didampingi dan mereka adalah bagian dari diri kita. KHD menyatakan bahwa murid memiliki kelebihan dan kekurangan. Sejak lahir sudah memiliki garis-garis kecil dan bukan seperti kertas kosong. 

Tugas kita sebagai guru adalah menebalkan garis-garis tersebut dengan perilaku dan nilai-nilai karakter dan budaya sehingga tidak tergerus oleh budaya atau kodrat jaman yang semakin agresif. 

Kemudian KHD juga mengatakan bahwa menuntun siswa umpamanya kita merawat padi. Sejak disemai sampai padi itu berbuat harus dipelihara dengan baik sehingga yang kita harapkan menanam padi akan berbuah padi dan bukan berbuah jagung. Inilah pola pikir yang berubah dari diri saya dalam menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah. 

Murid adalah makhluk yang mulia dan diciptakan dalam keadaan sempurna maka tugas guru adalah mengangkat murid menyadari dirinya dengan Pendidikan Nilai Pelajar Pancasila dan Karakter. Guru tentu harus siap karena perkembangan jaman. Maka guru perlu memahami dengan baik nilai dan peran guru penggerak; mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.

Seberapa penting mempelajari modul ini sebagai pemimpin pembelajaran. Menurut saya sangat penting karena inilah dasar konsep atau prinsip dasar menuntun dan membimbing murid supaya memperoleh kemerdekaan belajar. Jika tidak menguasai materi ini maka sebagai pemimpin pembelajaran akan kembali ke pola pemikiran lama. Padahal pola pemikiran lama murid tidak merdeka. 

Secara pribadi pun saya merasa sangat malu apabila tidak mampu berperilaku atau bersikap membangun budaya positif karena budaya positif ini sebenarnya mudah untuk dipratekkan, tinggal bagaimana niat kita untuk mengaplikasikannya.

Memang tidak mudah dalam realisasi, karena itu perlu kembali memahami nilai dan peran guru penggerak. Guru juga dapat bekerja sama dengan aset yang dimiliki beserta kekuatan yang ada. Guru perlu berpikir kreatif dalam menuntun murid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun