Mohon tunggu...
Wilkar Loisoklay
Wilkar Loisoklay Mohon Tunggu... Jurnalis

Saya seorang jurnalis sekaligus pengajar Pendidikan Pancasila pada tingkat sekolah menengah. Berminat pada politik, agama, hukum, dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Monolog Hans-Georg Gadamer: Kebenaran Terjadi dalam Dialog

29 April 2025   13:15 Diperbarui: 29 April 2025   13:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadamer di Pinterest

Namun pertemuan itu bukan penaklukan. Bukan aku yang harus membentuk teks sesuai pikiranku, atau sebaliknya. Melainkan sebuah peleburan yang jujur, di mana aku berubah karena aku mendengar.

(ia berhenti, menatap audiens sejenak)

Hermeneutika, dengan demikian, menuntut kerendahan hati. Ia mengandaikan bahwa kita tidak pernah datang dengan pikiran kosong. Kita membawa pra-pemahaman—sejarah hidup, keyakinan, bahasa kita. Tapi justru dengan menyadari itu, kita bisa membuka diri pada makna yang lain.

Bahasa… ah, bahasa! Ia bukan sekadar alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah tempat di mana pemahaman terjadi. Ia adalah medium realitas manusia. Dalam bahasa, kita bukan hanya berbicara—kita juga dididik, dibentuk, dan dibatasi.

Dan inilah yang paling penting:

Pemahaman adalah dialog. Bukan dominasi. Bukan klaim sepihak atas makna. Tapi pertemuan dua pihak yang mau mendengar dan bersedia berubah. Dalam dialog inilah, kebenaran tak lagi dimiliki, tapi terjadi—seperti peristiwa.

(ia kembali duduk, menatap jauh seperti memanggil ingatan masa lalu)

Dalam dunia modern yang terlalu mencintai teknik dan kecepatan, hermeneutika menawarkan sesuatu yang lambat, yang mendalam. Sebuah pengingat bahwa manusia bukan mesin logika, melainkan makhluk sejarah. Kita adalah makhluk yang mengingat, yang menafsirkan, dan yang terus mencari makna.

Penutup

(Gadamer tersenyum tipis. Ia menutup bukunya dengan lembut, lalu berkata dengan suara pelan namun penuh bobot.)

“Kebenaran bukanlah sesuatu yang kita kuasai. Ia adalah sesuatu yang terjadi—dalam pertemuan, dalam dialog, dalam bahasa.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun