Mohon tunggu...
P. Vinsen Sarah
P. Vinsen Sarah Mohon Tunggu... Pemuka Agama - “Menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dalam penghayatan

Kalau tak bisa jadi pena, jadilah pensil untuk merangkai kisah dan jejak hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peretas Media Sosial dan Penipu di Media Online, Tak Takut Dosa?

15 Mei 2021   22:24 Diperbarui: 15 Mei 2021   22:38 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diedit dari Facebook Pribadi

Media sosial dan dunia digital berkembang pesat dan menyita perhatian umat manusia sejagat. Dari anak kecil sampai nenek-nenek dan kakek-kakek kini melek handphone android dalam berbagai merek dan tipe. Apa lagi ketika dunia dihirukpikukkan dan dibingungkan dengan covid-19. Hampir semua karya dan pekerjaan dalam berbagai segi kehidupan kita umat manusia berlangsung secara online. Terasa sekali dalam bidang pendidikan kita di Indonesia, cara belajar Daring terjadi dalam berbagai level dan kategori lembaga pendidikan kita. Terkait dengan ini, kita bersyukur kepada Allah atas rahmat dan kurnia talenta yang sangat luar biasa bagi kemudahan kelangsungan hidup kita di dunia.
Meski media digital mengantongi segudang hal positif dan baik, tak dapat dipungkiri juga di sana terjadi segudang kepincangan dan penyelewengan penggunaannya pada jalan dan cara yang tak baik dan terpuji.

Berhubungan dengan ini, pada hari-hari belakangan, saya disibukkan oleh peretas media facebook (hacker) yang meretas media facebook saya dengan menggunakan nama dan foto profil saya untuk membohongi teman-teman saya meminta-minta pulsa. Teman-teman saya di facebook tiba-tiba chat saya dan bertanya, benarkah saya buat akunt baru dan minta pulsa? Umumnya semua bertanya hal yang sama. Tetapi ada juga yang sudah tahu aksi penipuan ini sebagai 'lagu lama,' malah dimain-mainkan sebelum akhirnya sang peretas sendiri kapok lalu mem-'block' teman saya itu. Saya segera membuat pengumuman dengan foto maupun video dan siaran langsung bahwa saya belum membuat akunt baru dan apa lagi minta pulsa. Dari semua chat dan komunikasi terkait hal tak terpuji ini, ada yang menarik dari seorang teman yang bercerita bahwa ia ber-chat ria dengan si peretas seputar di mana dia tinggal, apa kesulitannya saat itu, lalu bagaimana teman saya itu bisa menolongnya jangan hanya pulsa tapi mungkin hal-hal lain yang lebih berguna baginya. Semua itu dilakukannya hanya untuk mempermainkannya sekaligus mengajari dia bagaimana hidup dengan cara yang elegan, bertanggungjawab dan jangan menjadi orang yang putar balik alias penipu-pembohong. Lebih dari semua itu apakah hacker itu tidak takut dosa kalau berbohong dan menipu? Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita para pengguna media sosial dan media digital agar menjaga marwah alat yang diciptakan ini untuk kebaikan umat manusia. Hacker, janganlah membohongi orang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun