Mohon tunggu...
Wildan Jauhari
Wildan Jauhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Hobi saya yaitu bernyanyi, bermain musik, nonton, dan bela diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketergantungan Media Sosial Apakah Dapat Disembuhkan?

21 Mei 2022   23:00 Diperbarui: 22 Mei 2022   00:31 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis: Wildan Jauhari, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang

PADA zaman sekarang, media sosial merupakan sarana dalam berbagai hal seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, relation, marketing, dan hiburan. Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial sangat berperan penting bagi setiap individu. Riset dari Data Reportal menunjukkan bahwa jumlah pengguna media sosial Indonesia mencapai 191,4 juta pada Januari 2022. Angka ini meningkat 12,6 persen dari tahun 2021.

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pengguna media sosial di Indonesia sangat banyak bahkan melebihi dari setengah jumlah penduduk di Indonesia. Kebanyakan dari pengguna media sosial adalah kaum muda. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu lebih dari dua jam per hari untuk mengakses media sosial. Selain beberapa hal di atas, terdapat masalah serius dalam hal media sosial yaitu ketergantungan media sosial.

Apa Itu Ketergantungan Media Sosial?

Menurut Lestari & Winingsih (2020), ketergantungan media sosial adalah gangguan psikologis di mana penggunanya menghabiskan banyak waktu untuk mengakses media sosial yang disebabkan oleh rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya kontrol diri, serta kurangnya kegiatan produktif di kehidupannya. Seseorang yang ketergantungan sosial media akan merasa nyaman di dunia maya. Hal ini mendorong mereka untuk menggunakan sosial media dalam berkomunikasi.

Apakah Dampak Ketergantungan Media Sosial?

Banyak dampak dalam ketergantungan dalam media sosial, diantaranya: 1) Merasa nyaman dalam bermedia sosial sehingga interaksi secara langsung menurun. Rasa nyaman tersebut akan berdampak pada psikologis si pengguna di dunia nyata, seperti perlahan-lahan percaya diri akan menurun, merasa gugup apabila berbicara dengan orang lain, merasa cemas apabila dipandang buruk. 2) Menghambat produktifitas dalam berkegiatan. Hal ini terjadi sebab pengguna merasa ingin selalu membuka media sosial dan menghabiskan waktu di media sosial sehingga kegiatan yang lain terabaikan, seperti tugas, belajar, kerja, dan komunikasi secara langsung. 3) Kehilangan kontrol diri. Pecandu media sosial tidak bisa memprediksi atau menentukan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membuka media sosial. 4) Kepekaan terhadap lingkungan sekitar berkurang. Ketika sudah bergantung pada media sosial, pengguna hanya akan fokus ke media sosial dan tidak mau menghiraukan atau mempedulikan lingkungan di sekitarnya karena dianggap akan mengganggu kesenangannya dalam bermedia sosial. 5) Cemas. Cemas apabila tidak membuka media sosial dan akan lebih sensitif dibanding orang normal.

Apakah Ketergantungan Media Sosial Dapat Disembuhkan?

Membuka media sosial berawal dari kebiasaan dan jika terus menerus akan menjadi sebuah gangguan psikologis. Gangguan ini tidak dapat disembuhkan dengan cepat mengingat hal ini merupakan kecanduan yang tentunya perlu waktu cukup lama untuk bisa menyembuhkannya. Dikutip dari beberapa sumber, terdapat beberapa tips untuk menyembuhkan ketergantungan media sosial, diantaranya: 1) Fokus pada orang di sekitar. Fokus ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama teman, keluarga, pasangan dan orang lain sehingga meminimalisir untuk menggunakan smartphone. 2) Matikan notifikasi. Dengan adanya notifikasi, selain sangat berpotensi untuk membuka media sosial kembali juga membuat cemas pengguna karena was-was terhadap notifikasi yang diterima. 3) Perbanyak bersosialisasi di dunia nyata. Bersosialisasi dengan orang lain akan membuat kita fokus terhadap lawan bicara kita sehingga akan menghambat untuk membuka media sosial bahkan jika kita bersosialisasi sampai ke tahap menyenangkan, kita secara otomatis melupakan media sosial. 4) Mencari kegiatan lain. Hal ini sangat membantu dalam meninggalkan mengakses media sosial karena kita sibuk untuk mencari kegiatan lain yang lebih bermanfaat seperti olahraga, memasak, bermain, beribadah, dan hal-hal lain yang dapat dikerjakan. 5) Gunakan secara bijak. Menggunakan media sosial secara bijak dapat mengurangi kecanduan dalam bermedia sosial, contohnya hanya menggunakan media sosial ketika perlu dan memberi batasan waktu dalam bersosial media.

Tidak salah kita menggunakan media sosial sebab kita tahu bahwa media sosial juga merupakan hal dan kebutuhan penting dalam era modern seperti sekarang. Namun, dalam menggunakan media sosial kita harus tahu batas dalam menggunakannya sehingga tidak berdampak terhadap kehidupan pribadi kita dan lingkungan sosial di sekitar kita. Selain itu, kita juga harus mencegah mulai sekarang kecanduan media sosial dengan cara lebih banyak bersosialisi dengan orang sekitar dan orang-orang terdekat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun