Mohon tunggu...
Wilda Annisa Jamilatun
Wilda Annisa Jamilatun Mohon Tunggu... budak corporate

Wilda—pecinta matcha, si minuman hijau yang katanya rasa rumput tapi harganya bisa bikin dompet mikir dua kali. Lulusan hukum yang lebih sering berdamai dengan pasal-pasal daripada drama. Saya suka menulis, merenung, dan kadang menertawakan hal-hal serius biar hidup nggak terlalu tegang. Dalam diam, saya percaya: keadilan bisa lahir dari kata-kata yang tenang, dan perubahan itu seperti matcha—pahit di awal tapi nagih kalau sudah terbiasa, ngga percaya?? coba aja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Negara Ada di Dalam Kotak Makan Mahasiswa

9 Juni 2025   07:14 Diperbarui: 9 Juni 2025   07:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pernah buka kotak makan sendiri, lalu tiba-tiba terpikir: 

"Kok ini kayak negara ya?"

Kalau belum pernah, yuk kita buka bareng-bareng. Karena ternyata, politik, hukum, bahkan rakyat kecil semua ada di sana --- tepat di kotak makan sederhana anak kos.

Nasi Putih: Rakyat yang Sering Terabaikan

Nasi putih adalah rakyat. Jumlahnya paling banyak, jadi fondasi negara ini. Tapi juga yang paling sering dianggap biasa. Nasi itu sederhana, kadang hambar, tapi tanpa nasi, kamu bakal kelaparan.

Rakyat adalah fondasi, tapi jarang dipuji. Mereka kerja keras, membayar pajak, ikut pemilu, tapi sering diabaikan. Rakyat adalah yang menanggung beban kebijakan dan perubahan, tapi jarang dilibatkan dalam keputusan besar.

Lauk: Elite yang Beraneka Rasa

Nah, lauknya itu elite. Kadang menggoda, kadang mengecewakan.

Ada lauk yang enak banget --- seperti pemimpin inspiratif yang memberi harapan dan solusi. Mereka yang membuat rakyat merasa dihargai, yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

Tapi ada juga lauk yang amis dan keras --- mirip oknum koruptor yang menggerogoti kepercayaan, mengutamakan kepentingan diri sendiri, dan meninggalkan rakyat dalam kelaparan dan penyesalan.

Sayur dan Sambal: Aturan dan Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun