Mohon tunggu...
Wiji Nurul
Wiji Nurul Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi 24107030027

Pendiam sama orang baru, berisik kalo udah akrab. Kalo ada waktu luang buat nonton film atau nongkrong. Suka seblak plus ngemil es batu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Instagram Ala Anak Gen Z: Antara Akun First, Secc, dan Curhat di Fake Akun

13 Juni 2025   19:58 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:58 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: screenshot pribadi (contoh akun first)
sumber: screenshot pribadi (contoh akun first)
sumber: screenshot pribadi (contoh akun second)
sumber: screenshot pribadi (contoh akun second)
Instagram bukan cuma tempat pamer OOTD atau update instastory kopi kekinian. Buat anak-anak Gen Z, Instagram udah kayak dunia kedua. Isinya bukan cuma foto cantik dengan caption aesthetic, tapi juga tempat buat ekspresi diri, curhat, nyari validasi, bahkan jadi pelarian dari dunia nyata yang kadang nggak seindah feed Instagram.

Kalau ditelusuri, satu orang Gen Z bisa punya lebih dari satu akun Instagram. Minimal dua, maksimal... ya tergantung kebutuhan hidup, sih

Akun "First" Buat Tampil Rapi dan Berkelas

Akun utama atau yang sering disebut sebagai "first account" itu ibarat CV digital kita. Akun ini yang biasanya dikasih ke orang tua, dosen, guru, bahkan nanti kalau udah lulus kuliah, bisa jadi referensi portofolio ke HRD tempat kita melamar kerja. Jadi ya, gak heran kalau isi feed-nya lebih tertata, tone warnanya senada, dan fotonya hasil milih berkali-kali sampai yang paling estetik dan angle-nya pas.

Isinya pun biasanya hal-hal yang "aman", seperti foto jalan-jalan, unggahan saat ikut seminar atau organisasi, prestasi yang dicapai, atau sekadar OOTD yang kece. Caption-nya nggak asal nulis juga kadang bisa sampai buka aplikasi catatan dulu buat mikir kalimat yang puitis tapi nggak lebay. Karena memang tujuan dari akun ini adalah membangun personal branding yang positif, kelihatan produktif, aktif, dan... terkontrol.

Kalau ada yang follow akun ini, pasti mereka bakal mikir, "Wah, hidupnya kayaknya lancar-lancar aja ya." Padahal, ya siapa yang tahu kalau habis upload foto senyum manis di cafe, sebenarnya lima menit sebelumnya nangis dulu gara-gara tugas deadline atau habis patah hati? Tapi itu semua gak kelihatan, karena di "first", semuanya harus kelihatan baik-baik aja.

Akun "Secc" (Second) Buat Nunjukin Diri Sendiri yang Lebih Jujur

Nah, akun secc (second account) biasanya jadi tempat paling nyaman buat jadi diri sendiri. Kebanyakan anak gen z pasti punya akun secc. Isinya bisa foto random bareng teman atau pasangan, story isengatau post meme yang lucu, atau unggahan tanpa filter dan tanpa mikir aesthetic. Di sini, kita bisa upload foto lagi makan mie di kos, selfie capek abis kuliah, atau video TikTok bareng temen yang ngaco.

Beda dari akun utama yang serba terkonsep, akun secc justru jadi ruang bebas buat mengekspresikan diri tanpa takut dinilai. Pengikutnya juga biasanya cuma temen deket atau orang-orang yang emang ngerti kita dan tentuunya kebanyakan akun privat, jadi bisa memilih mana pengikut yang emang bener bener boleh liat keseharian kita. Makanya, rasanya lebih aman buat nulis caption aneh, curhat receh, atau upload momen konyol tanpa takut dibilang "nggak pantes".

Fake Akun: Tempat Pelarian Saat Hati Nggak Tau Mau Kemana

Nah, ini yang agak sensi dikit. Di balik senyum dan tawa di akun first dan second, kadang Gen Z juga punya akun rahasia alias fake account. Isinya bisa apa aja: curhatan sedih, kegelisahan yang nggak bisa ditulis di akun manapun, atau sekadar posting ulang quotes galau yang relatable banget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun