Di Balik Gerobak Malam: Cerita Perempuan Tangguh Seturan

"Aku nggak pengen jadi beban keluarga. Kalau bisa malah bantu. Alhamdulillah, dari jualan ini bisa bantu bayar listrik, beli beras, sampai jajan adik," katanya lirih tapi penuh makna.

Saat kutanya apa mimpinya ke depan, dia nggak muluk-muluk. "Pengen punya tempat jualan yang tetap, ada atapnya, jadi nggak kehujanan atau kepanasan. Terus pengen bisa lanjut kuliah lagi," jawabnya sambil masi sibuk dengan menggoreng sempol untukku. Impian yang sangat sederhana, tekad yang luar biasa bukan?

Aku yang dengar jadi ikut diam. Di balik gerobak sederhana, semangatnya begitu besar. Di usia muda, dia udah tahu rasanya berjuang demi keluarga. Dan dari sempol hangat yang ia jual, ada ketulusan yang terasa sampai ke hati.

Seturan mungkin dikenal sebagai pusat tongkrongan dan tempat anak muda cari makan. Tapi kalau kamu jeli, di balik keramaian itu ada kisah-kisah hebat yang nyaris tak terdengar. Kak Anisa adalah satu di antaranya. Perempuan muda yang menggoreng harapan setiap malam, demi keluarga dan masa depan yang lebih baik. 

Kak Anisa bukan selebgram, bukan artis, bukan tokoh terkenal. Tapi kisahnya layak untuk diketahui lebih banyak orang. Ia adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan cinta untuk keluarga bisa menjadi bahan bakar untuk terus semangat dan tetap bertahan.

Sempol yang ia jual bukan sekadar makanan ringan. Di dalamnya, ada rasa tanggung jawab, cinta, dan impian yang terus digoreng setiap malam di pinggir jalan Seturan.

Lain kali kalau kamu cari sempol malam-malam, coba mampir ke gerobak Kak Anisa. Di situ, kamu bukan cuma dapat camilan enak, tapi juga bisa merasakan sedikit hangat dari perjuangan seorang kakak yang luar biasa.