Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Seharusnya Kita Bangga Kepada Ibu Megawati, Bukan Mencaci Makinya.

25 Januari 2011   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 2735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca komentar teman-teman ditulisan saya terdahulu yang berjudul "Megawati Calon Presiden yang akan Memang di 2014, membuat saya terinspirasi membuat sebuah postingan baru. Bukan karena saya ingin mengkampanyekan ibu Megawati sebagai presiden kembali di 2014, tetapi kita hendaknya memahami cara berpikir seorang negarawan seperti ibu Megawati Soekarnoputri. Kalau kita memahaminya, maka kita akan bangga kepada ibu Megawati, Calon Presiden di 2014.

Beliau adalah seorang Srikandi Indonesia yang berani mencalonkan kembali dirinya menjadi presiden 2014. Seadangkan yang lain? Belum ada yang seberani beliau. Seharusnya kita bangga kepada beliau, bukan justru mencaci makinya. Sebab sampai saat ini beluam ada satu orang pun selain beliau yang berani mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2014.

Terlepas dari kekurangan beliau menjadi pemimpin, kita tentu tahu bahwa kepemimpinan beliau penuh dengan pro dan kontra.

Menurut Prof. Dr. Imam Suprayogo dalam Blognya, seorang pemimpin itu harus punya modal. Modal itulah yang membuat dia berhasil atau gagal dalam memimpin.

Seorang tatkala sedang menjadi pemimpin menginginkan agar kepemimpinannya berhasil. Namun ternyata tidak semua pemimpin berhasil meraihnya. Ada saja pemimpin yang gagal, walaupun yang bersangkutan tidak menghendakinya. Seorang pemimpin dikatakan berhasil, manakala semua atau sebagian besar yang dipimpin merasa senang atas kemajuan yang diraih secara bersama-sama.

Sedikitnya ada empat modal yang harus dimiliki hingga seorang pemimpin berhasil atas kepemimpinannya. Pertama, seorang pemimpin harus benar dan dipercaya oleh mereka yang dipimpinnya. Kepercayaan itu tumbuh oleh karena ketulusan seorang pemimpin. Seorang pemimpin akan diikuti bukan hanya karena kata-kata yang diucapkannya, melainkan adanya kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukannya.

Semakin dipercaya, seorang pimpinan akan semakin mudah menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya. Berbekalkan kepercayaan itu akan lahir loyalitas, integritas, dan kerelaan semua pihak untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Seringkali orang mengira bahwa loyalitas akan tumbuih manakala imbalan yang diterimanya mencukupi. Pada kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak orang mau bekerja jika yang diikuti menunjukkan ketulusan, diberlakukan secara adil, dan apa yang dikerjakan mendapatkan apresiasi dari orang lain.

Tidak sedikit orang yang mendapatkan imbalan cukup, dan bahkan berlebih, akan tetapi tetap saja tidak memiliki etos kerja yang memadai. Bahkan, mereka bekerja hanya tatkala diberi imbalan tambahan, atau insentif. Jika tidak, maka mereka juga tidak bekerja maksimal. Pemimpin yang tulus akan diikuti oleh para bawahannya melebihi pemimpin yang hanya sanggup memberi sesuatu berupa material.

Kedua, adalah memiliki kemampuan merumuskan dan sekaligus menjelaskan tentang gambaran ideal yang akan diraih bersama. Gambaran itu adalah terkait dengan hal-hal yang bersifat ideal, mulia, dan memberi manfaat bagi banyak orang. Tujuan jangka pendek dan hanya menguntungkan sebagian dari semua yang dipimpin, tidak akan melahirkan semangat, kerja keras, dan kebersamaan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun