Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ibuku, Guru Pertamaku yang Mengenalkan Angka dan Huruf

12 April 2012   21:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13342733151221762650

Sedang asyik menonton acara televisi tentang "istri simpanan bang Maman" yang masuk dalam pelajaran atau Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas 2 SD, saya melihat istriku sangat sibuk menjawab pertanyaan anak-anaknya. Intan anak pertamaku (13thn) bertanya, " apakah mama istri simpanan ayah?" Istrikupun kaget mendengarkan pertanyaan yang tiba-tiba itu, dan segera menjelaskan dengan bijak apa itu istri simpanan, sedangkan anak keduaku Berlian (8thn) sedang pusing mengalikan angka-angka. Katanya sulit sekali menghafal perkalian. Istrikupun membimbingnya dengan penuh kesabaran.

[caption id="attachment_171355" align="aligncenter" width="500" caption="Ibuku Guru Pertamaku membaca dan menulis"][/caption]

Aku menjadi teringat kembali ketika aku kecil. Ibukulah yang pertama kali mengajarkan membaca dan menulis. Ibukulah yang mengenalkan angka dan huruf. Terkadang aku sangat sulit untuk menuliskan angka 5 dan huruf b yang seringkali terbalik menuliskannya. Ibukulah yang membimbingku dan memegang tanganku dengan kasih sayangnya. Dipegang erat jari tanganku, dan dengan penuh kelembutan ibu membantuku menuliskan angka dan huruf dengan benar.

Ibuku adalah orang yang biasa-biasa saja. Tetapi bagiku ibu adalah orang yang sangat luar biasa. Ibuku adalah kartiniku. Beliau setia menemaniku untuk mampu membaca dan menulis. Beliau inspirasiku terus menerus bermanfaat buat orang banyak. Dimataku, ibu adalah orang yang istimewa.

Ketika pelajaran membaca, ibu membimbingku di rumah dengan penuh kesabaran. Waktu itu aku sulit sekali bisa membaca dan mengenal huruf-huruf. Bahkan untuk bisa membaca "ini ibu budi" saja, aku perlu satu jam untuk membaca dengan benar. Aku sulit sekali mengeja huruf demi huruf pada saat itu.

Ibu tak pernah memarahiku ketika aku kesulitan dalam mengenal huruf dan angka. Ibu justru tersenyum dan memberikan senyum termanisnya. Aku menjadi semangat untuk belajar membaca dan menulis dengan baik dan benar. Pak Abdul Majid, guru SD-ku juga membimbingku dengan sabar dan kebapakan. Tapi bagiku, ibuku jauh lebih utama daripada guruku. Sebab ibu jauh lebih sabar dari guru manapun di dunia ini.

Sampai suatu ketika aku menangis karena soal essayku disalahkan oleh guruku. Waktu itu aku tuliskan ibuku pergi ke kantor, sedangkan guruku mengatakan ibuku pergi ke pasar.

Kata guruku jawaban yang benar dari soal essay itu adalah ibuku pergi ke pasar bukan ke kantor, sedangkan yang aku lihat sehari-hari ibuku pergi ke kantor. Jiwaku berontak dan hanya bisa menangis ketika aku sampaikan pada ibuku.

Ibuku memang makhluk Tuhan yang paling sabar. Ketika mendengar ceritaku dia langsung tersenyum dan mengatakan kalau jawabanku itu benar, dan pak guru juga tak bisa disalahkan karena kebanyakan ibu-ibu pergi ke pasar dan bukan ke kantor. Walaupun ibuku sebenarnya tahu ada yang salah dalam pelajaran atau kurikulum di sekolahku sehingga para guru kurikulum hanya berdasarkan teksbook saja dan tidak lagi berdasarkan realita yang ada.

Ketika ibu berhenti dari pekerjaannya di kantor aku senang sekali. Sebab ibu bisa setiap saat bersamaku. Aku bisa bertanya lebih banyak kepada ibuku. Bagiku ibu adalah perpustakaan utamaku. Otaknya persis seperti mesin pencari google di internet yang bisa segera menjawab berbagai pertanyaan dariku.

Waktu itu aku sempat bertanya pada ibu. Kenapa kita yang beragama Islam perlu sholat 5 waktu. Ibuku menjelaskannya dengan panjang lebar bahkan lebih hebat dari guru agamaku di sekolah. Ibuku mencontohkan nikmatnya sholat 5 waktu, dan membuatku akhirnya tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu karena penjelasan ibuku yang begitu lengkap tentang manfaat sholat dalam kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun