![[media] Menyalakan Harapan di Tengah Badai, Bersama Media yang Berintegritas](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/01/mhsiswa2-68b5a080c925c4498c7d9902.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Omjay sangat menyadari potensi besar blog sebagai alat rekam yang ajaib untuk mendokumentasikan pemikiran, pengalaman, dan gagasan seputar dunia pendidikan.Â
Sejak saat itu, Omjay rutin menulis setiap hari, mengubah kebiasaan sederhana menjadi sebuah gerakan literasi yang masif. Tulisannya sangat mudah dicari di internet dengan menuliskan kisah Omjay di mesin pencari seperti Google.com.
Panggung Virtual untuk Pendidik
Melalui platform seperti Kompasiana dan blog pribadinya, Omjay tak hanya membagikan artikel tentang tips mengajar atau pemanfaatan teknologi, tetapi juga mengangkat isu-isu pendidikan yang relevan.
Omjay banyak mengajak para guru se-Indonesia untuk berani berpendapat dan berkontribusi. Omjay mengajaknya dalam bentuk tulisan dan menjadi sebuah karya ilmiah yang bermanfaat buat orang banyak.
Tulisan-tulisannya, yang sering kali menggunakan bahasa sederhana namun penuh makna, telah menyentuh hati banyak pembaca, terutama para pendidik yang haus akan inspirasi.
Namun, pengaruh Omjay tak berhenti di ranah digital saja. Omjay adalah seorang guru pendiri berbagai komunitas. Ada Komunitas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) dan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN). Ada juga komunitas guru TIK dan Informatika yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ketiga komunitas ini menjadi wadah bagi ribuan guru di seluruh Indonesia untuk belajar, berlatih, dan saling menyemangati dalam menulis. Omjay juga membuka kelas bicara dan kelas informatika yang berhubungan dengan Koding dan kecerdasan buatan.
Melalui bimbingan Omjay, dan Tim Solid Omjay (TSO) dkk banyak guru yang tadinya tidak percaya diri, akhirnya berani menerbitkan tulisan bahkan hingga menjadi buku yang ber-ISBN.
Omjay telah membuktikan bahwa dengan niat dan konsistensi, setiap guru bisa menjadi penulis yang produktif. Apalagi dengan adanya kecerdasan buatan atau akal imitasi. Orang barat menyebutnya artificial intellegence (AI).
