Sholat Berjamaah dan Kultum di Masjid Baitul Ilmi: Menanamkan Iman, Ilmu, dan Akhlak di SMP Labschool Jakarta. Inilah kisah Omjay kali ini di kompasiana tercinta.
Pukul 12.00 siang, bel tanda istirahat berbunyi di SMP Labschool Jakarta. Namun, tak ada siswa yang berlarian menuju kantin atau sibuk bermain di lapangan.Â
Justru, pemandangan yang terlihat sungguh menenangkan: para siswa berjalan rapi menuju Masjid Baitul Ilmi, sebagian sudah berwudhu, sebagian lain sedang bersiap melepas alas kaki dan menata sandal di rak yang disediakan.
Di tengah gedung sekolah yang modern dan dinamis, Masjid Baitul Ilmi berdiri sebagai jantung spiritual sekolah. Namanya tak sekadar simbol --- "Baitul Ilmi" berarti rumah ilmu, tempat berkumpulnya pengetahuan yang berpadu dengan keimanan.
Suasana yang Mengundang Kedamaian
Masjid ini tidak terlalu besar, namun selalu terasa lapang. Dindingnya berwarna lembut, karpetnya empuk, dan aroma wangi yang menenangkan menyambut siapa pun yang masuk.Â
Ketika adzan Dzuhur berkumandang melalui pengeras suara, semua aktivitas di sekolah seperti berhenti sejenak. Semua orang pergi menuju masjid. Kecuali yang beragama non muslim.
Siswa dan guru berkumpul, menyatukan shaf. Di masjid ini, tak ada sekat antara guru dan murid. Semua berdiri sejajar, memandang arah yang sama, merendahkan hati di hadapan Allah.
Sholat Berjamaah: Disiplin yang Menyatukan
Di SMP Labschool Jakarta, sholat berjamaah bukan hanya agenda keagamaan, tapi juga pelajaran disiplin yang nyata. Waktu sholat menjadi penanda penting dalam keseharian, melatih siswa untuk menghargai waktu.
Imam sholat biasanya dipimpin oleh guru Pendidikan Agama Islam, namun terkadang siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an yang baik diberi kesempatan menjadi imam.Â
Momen ini menjadi kebanggaan tersendiri, sekaligus membangun rasa percaya diri.
Kultum: Kuliah 7 Menit yang Menginspirasi
Usai sholat, dilanjutkan dengan kultum (kuliah tujuh menit). Materinya selalu berbeda setiap hari.Â
Suatu ketika tentang kisah Nabi Muhammad yang penuh kasih sayang, di lain waktu membahas pentingnya menjaga lisan, atau manfaat ilmu yang bermanfaat setelah mati.
Menariknya, kultum sering dibawakan oleh siswa yang telah dijadwalkan. Mereka berdiri di depan jamaah, memegang mikrofon, dan mulai berbicara.Â
Mungkin awalnya suara bergetar, tangan sedikit gemetar, namun lambat laun mereka belajar berbicara lantang dan meyakinkan.
"Pertama kali saya kultum, rasanya deg-degan sekali. Tapi setelah selesai, saya merasa bangga dan ingin mengulang lagi," ujar Farhan, siswa kelas VIII yang pernah membawakan kultum tentang berbakti kepada orang tua.
Dampak Nyata di Kehidupan Siswa
Para guru dan orang tua sepakat, kegiatan ini membawa perubahan besar. Anak-anak menjadi lebih sopan, lebih menghargai waktu, dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar.Â
Beberapa siswa bahkan mulai terbiasa mengajak keluarganya sholat berjamaah di rumah.
Menurut Pak Mazlan, guru Pendidikan Agama Islam, kegiatan ini adalah bagian dari misi sekolah untuk membentuk generasi berilmu sekaligus berakhlak.
"Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan akademik, tapi juga menanamkan nilai. Sholat berjamaah dan kultum ini adalah cara kami melatih disiplin, kepemimpinan, dan kesadaran spiritual," jelasnya.
Kebersamaan yang Menjadi Warisan
Bagi siswa yang lulus dari SMP Labschool Jakarta, kenangan sholat berjamaah dan kultum di Masjid Baitul Ilmi adalah sesuatu yang membekas.Â
Mereka akan mengingat suasana damai itu, suara adzan yang merdu, tawa kecil saat menunggu imam, dan momen-momen refleksi diri setelah mendengar kultum.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pembelajaran sejati tidak hanya berlangsung di dalam kelas dengan buku dan papan tulis, tetapi juga di masjid, melalui ibadah dan nasihat yang penuh hikmah.
Penutup
Sholat berjamaah dan kultum di Masjid Baitul Ilmi bukan hanya sekadar rutinitas. Ia adalah investasi spiritual dan moral yang akan dibawa siswa hingga dewasa.Â
Di sinilah iman ditanamkan, akhlak dipupuk, dan kebersamaan diperkuat. SMP Labschool Jakarta telah membuktikan bahwa membangun karakter siswa tidak selalu memerlukan metode yang rumit --- cukup dengan konsistensi, keteladanan, dan suasana yang menumbuhkan cinta pada ibadah.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI