Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Guru, Tentara, dan Pengusaha (Kisah Pemilihan Ketua RT)

5 Februari 2012   21:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesempatan orasi kedua diberikan kepada pak tentara. ” Wahai adinda yang cantik rupawan” Begitulah pak tentara membuka awal pidatonya. ” Pilihlah saya menjadi ketua RT. Di jamin tak ada laki-laki yang berani mengganggu adinda. Bila adinda membutuhkan, saya akan lekas hadir di relung hati adinda yang terdalam” Begitulah rayuan maut pak tentara kepada janda kembang itu.

Kini tibalah pak guru yang mendapatkan kesempatan berorasi. Pak guru terdiam sejenak, walaupun hatinya juga dag dig dug sambil memandangi wajah sang janda yang cantik jelita itu.  “Ibu Siti yang cantik rupawan. Saya mohon ibu tak memilih saya menjadi ketua RT 005 (Semua orang terheran-heran dibuatnya). Saya tak ingin menjadi orang yang inkonsistensi. Saya harus konsisten dari apa yang telah saya ucapkan sebelumnya bahwa saya memang tidak berniat menjadi ketua RT. Sudah terlalu banyak beban derita yang saya tanggung sebagai guru, apalagi menjelang sertifikasi guru ini. Saya harus mempersiapkan portofolio saya agar dapat lulus menjadi guru profesional. Saya juga harus menghadapi penilaian kinerja guru. Saya mempersilahkan ibu Siti memilih pak tentara atau pak pengusaha untuk menjadi ketua RT”.

Rupa-rupanya sang janda cantik ini tahu, kalau dalam kompetensi guru ada kompetensi yang mengharuskan para guru juga aktif dalam kegiatan masyarakat. Maka bicaralah sang janda kembang.

”Saya memilih pak guru untuk menjadi ketua RT agar bisa lulus sertifikasi guru. Dengan beliau jadi ketua RT, ada kompetensi yang bisa beliau pakai agar dapat lulus sertifikasi guru. Karena itu, saya memilih Pak guru yang dengan tulus ikhlas membina anak negeri.” Begitulah kata si janda cantik mengakhiri bicaranya. Warga lainnya pun bersorak tanda setuju, dan membopong pak Guru untuk tampil di mimbar.

Melihat itu, pak tentara dan pak pengusaha pun tersadarkan. Mereka tak berambisi lagi menjadi ketua RT. Mereka pun akhirnya setuju mendukung pak guru menjadi ketua RT yang baru.

Dalam sambutan pengangkatannya pak guru berpidato:


” Guru bekerja untuk rakyat, Tentara bekerja untuk rakyat, Pengusaha bekerja untuk rakyat, dan Semua profesi bekerja untuk rakyat. Karena kita adalah bagian dari rakyat”. HIDUP RAKYAT.

Wijaya Kusumah, Guru, Tentara, dan Pengusaha

(Sebuah kisah yang diambil dari pemilihan ketua RT di daerah kami yang disampaikan dengan gaya humor, dan mohon maaf bila ada yang tersinggung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun