Akun @digeeembok bahkan menyajikan informasi bahwa salah seorang pramugari misalnya mendapatkan transfer senilai Rp. 10 juta sebanyak 30 kali alias Rp. 300 juta dalam sebulan, serta transferan Rp. 200juta di waktu yang lain, dan ia memiliki saldo rekening Miliaran Rupiah tanpa ada tagihan kartu kredit dan tagihan pembelian bawang mewah.Â
Dengan gaji pramugari yang maksimal Rp. 20 juta per bulan, maka akun @digeeembok mengajak publik mempertanyakan asal muasal uang dengan jumlah WOW dalam rekening si pramugari. Bisa jadi, ia sedang mengajak kita untuk mengulik soal praktek pencucian uang atau gratifikasi seksual lintas BUMN jika memang benar ada.
Jika praktek pencucian uang ini memang benar adanya, mengapa tak langsung menyasar dengan menyebutkan nama-nama para bos di lintas BUMN tersebut? Jawabannya adalah: karena dengan melibatkan perempuan, segala isu kontroversial menjadi lebih menarik. Terlepas dari benar atau tidaknya keterlibatan si perempuan dalam sebuah skandal, namun menggunakan perempuan membuat mata publik menjadi lebih melek dan penasaran.Â
Dalam skandal semacam ini perempuan menjadi 'hidangan' empuk untuk ditelanjangi, dikuliti, dihina, dicaci, dimaki, dijadikan contoh buruk, disebut-sebut sebagai pelacur, dan sebutan buruk lainnya.Â
Mainan ini bukan barang baru, sejak abad pertengahan yang gelap gulita dari ilmu pengetahuan, perempuan memang selalu dikorbankan terlepas dari posisi di perempuan sebagai pihak yang benar atau salah. Bahkan, jika perempuan merupakan korban prostistusi, ia akan tetap diberi label sebagai pelacur seakan-akan ia yang menyerahkan dirinya untuk melacur.Â
Dalam skandal Garuda Indonesia yang melibatkan sejumlah pramugari yang disebut gundik atau pelacur oleh akun @digeeembok tersebut, kita tidak pernah tahu apakah mereka bertiga hasil prostitusi paksa oleh germo internal atau memang melacurkan diri tanpa paksaan dari siapapun.
Sebagai publik, kita harus berpandangan objektif dan fair. Mengapa? Karena seluruh informasi dikendalikan oleh akun @digeeembok dan kita tidak mendapatkan informasi penyeimbang dari pihak-pihak yang misalnya memang dirugikan oleh sejumlah pramugari yang disebutkan sebagai gundik dan pelacur.Â
Pandangan terkait pramugari yang sering diidentikkan dengan perempuan gampangan sebenarnya telah pula ditulis oleh Mbak Leya Cattleya dalam tulisan berjudul "Pramugari, Korban Seksis, Ketimpangan Relasi Kuasa, dan Eksploitasi Profesi." Bahwa, informasi terkait pramugari dan segala tindak tanduknya seringkali dibesar-besarkan media, melebihi kasus utama.Â
Karena memang benar, sejumlah nama lelaki yang disebutkan dalam skandal Garuda Indonesia tidak sampai menyasar ke banyak ranah privat seperti soal baju, sepatu, merek kaos-kemeja-celana, tempat tinggal, hingga aksesori yang digunakan. Padahal kukira, lelaki pun menyukai barang-barang branded sebagaimana perempuan, dan bisa jadi menjalani operasi plastik.
Skandal Garuda Indonesia adalah tentang blunder masalah menahun nan akut dalam internal perusahaan. Tetapi, dengan menggoreng skandal perselingkuhan apakah benar pihak yang berada dibalik akun @digeeembok akan membawa pihak berwenang benar-benar menelusuri masalah sebenarnya? Kemanakah kita akan dibawa?Â
Apakah kita akan dibawa hingga ke kasus kematian Munir pada 2004 yang ganjil dan misterius? Ataukah hanya soal orang-orang tertentu dalam internal perusahaan yang hendak menyingkirkan orang-orang tertentu yang kebetulan terciduk terlibat skandal perselingkuhan?