Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merawat Air Serupa Merawat Cinta

11 Oktober 2018   13:56 Diperbarui: 9 November 2018   15:25 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air sebagai sumber kehidupan. Sumber: pondly.com

Seperti  cinta, air juga harus dirawat agar abadi. Sebab, jika tidak dirawat  dengan baik maka pasokan 2.5% air tawar yang menjadi sumber utama  kehidupan manusia akan habis juga. Maksudnya habis bukan jumlah airnya  yang habis, melainkan kualitasnya menurun hingga tak lagi layak  dikonsumsi atau digunakan untuk menunjang aktivitas manusia. 

Merawat air adalah merawat sebuah ekosistem yang kompleks, berhulu di wilayah pegunungan yang hijau hingga lautan yang luas.  Ada banyak pihak yang harus terlibat mulai dari masyarakat dengan  berbagai profesi, pemerintah, akademisi hingga sektor swasta. 

Oh ya "Ketahanan Air Berkelanjutan" merupakan program kerjasama berbagai pihak dalam rangka konservasi  sumber daya air secara terpadu dan terintegrasi. Programnya  diprioritaskan pada pengelolaan sumber-sumber air agar terjadi  keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan. 

Misalnya, dengan  pembangunan 27 waduk tambahan pada 2019 untuk pengelolaan air Daerah  Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Citarum, Serayu, Bengawan Solo dan  Brantas. Sementara untuk konservasi di wilaya sumber air dilakukan  dengan rehabilitasi lahan kritis melalui Kesatuan Pamangkuan Hutan (KPH)  seluas 5.5 juta ha. 

kominfo.go.id
kominfo.go.id
Kalau  pembahasan diatas terkesan membuat pusing karena program nasional yang  memerlukan kerjasama berbagai pihak. Kali ini, kita akan membicarakan  bagaimana merawat air  dari hal sederhana, dimulai dari diri sendiri. Sejenis misi sederhana  lagi mulia namun berdampak hebat jika dilakukan oleh banyak orang.

"Cara  merawat air bisa dengan menahan, atau menghambat laju pemakaian air,  dan meresapkannya kembali ke tanah. Atau kita juga bisa mendaur ulang  air. Misalnya air dari kamar mandi atau cucian, kita alirkan ke satu  tempat tertentu, hanya perlu menyaring detergennya, kan? Nah setelah  disaring kita punya air bersih untuk kegunaan lain. Jadi, air tidak  terbuang percuma," Pak Nana tampak bersemangat saat menjelaskan bagaimana praktek merawat air yang telah ia lakukan di rumahnya. 

Yuk merawat air dengan cara sederhana dimulai dari diri sendiri. Foto: traveltriangle.com
Yuk merawat air dengan cara sederhana dimulai dari diri sendiri. Foto: traveltriangle.com
"Kita  juga bisa memanen air hujan. Kita buat sumur resapan untuk menampung  air saat musim hujan, agar tidak terbuang begitu saja, mengalir sampai  ke laut. Padahal air itu bisa kita tahan dan resapkan ke tanah, menjadi  cadangan air tanah." Kata Pak Nana lagi. Karena  menurutnya orang Indonesia cenderung boros air karena merasa pasokan air  melimpah dan murah. Padahal, air hujan yang tidak dipanen dan  diresapkan ke tanah akan terbuang sia-sia. 

Bahkan, jika konsep ini  dilakukan secara serempak dan terintegrasi, dapat menahan laju limpasan  air permukaan saat musim hujan sekaligus mengurangi resiko terjadinya  banjir bandang di wilayah hilir seperti Jakarta. 

Singkatnya,  merawat air seharusnya dilakukan seperti merawat diri sendiri,  dilakukan dengan penuh penghormatan, kasih sayang, ketelatenan dan rasa  syukur kepada Tuhan atas anugerah penciptaan. 

Karena tubuh kita terdiri  dari 70% air dan kita membutuhkan air bersih untuk hidup, maka mau tak  mau kita harus merawat air entah itu sumber air, sungai, danau, selokan,  air hujan, bahkan air cucian dari rumah kita sendiri. Merawat air adalah merawat sumber kehidupan berkelanjutan, bahan baku utama tubuh kita sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun