Pernahkah kamu berada di sisi seseorang yang sedang sakit, lalu merasa serba salah? Ingin menghibur, tapi takut salah kata. Ingin menguatkan, tapi bingung harus mulai dari mana. Saat-saat seperti itu membuat saya menyadari, bahwa kehadiran sederhana ternyata bisa lebih berarti daripada rangkaian kata yang sulit dirangkai.
Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti pelatihan tentang perawatan paliatif. Dari sana, saya mendapat pengalaman berharga merawat seseorang bukan hanya soal obat dan tindakan medis, tapi juga tentang keberanian untuk hadir dengan tulus.
Saya belajar bahwa obat memang bisa meredakan nyeri fisik, tetapi empati mampu menjangkau sisi yang lebih dalam luka batin. Ilmu memberi kita pengetahuan tentang perawatan yang tepat, namun hati mengingatkan pentingnya ketulusan saat membersamai orang lain. Dari situlah saya paham, bahwa merawat sejatinya adalah bagian dari kemanusiaan, bukan semata-mata peran tenaga kesehatan.
Saya juga menyadari, sering kali orang yang sakit tidak benar-benar membutuhkan jawaban atau solusi instan. Yang mereka butuhkan hanyalah didengarkan tanpa dihakimi. Ditemani dalam diam. Diberi senyuman tulus. Atau cukup diyakinkan dengan kalimat sederhana, "Aku ada di sini untukmu."
Pengalaman itu membuat saya mengerti, bahwa siapa pun bisa menjadi "perawat" dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita mendengarkan cerita sahabat tanpa menyela, menemani keluarga melewati masa sulit, atau memberi pelukan hangat di tengah kesedihan itulah empati yang bekerja.
Empati memang terlihat sederhana, tetapi dampaknya sungguh luar biasa. Ia membuat seseorang merasa tidak sendirian, bahkan ketika berada di titik paling rapuh. Mungkin saya belum bisa menyembuhkan siapa pun, apalagi karena saya masih belajar. Tapi saya percaya, kadang yang paling dibutuhkan bukan kesembuhan, melainkan kekuatan. Dan sering kali, empati adalah "obat" yang sesungguhnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI