Mohon tunggu...
Widya Wahyuni
Widya Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hustle Culture: Produktif atau Toxic?

9 Juni 2022   20:50 Diperbarui: 9 Juni 2022   20:56 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memaksa diri untuk terus bekerja mencapai kesuksesan membuat tubuh lelah dan stres. Saat stres terjadi terus menerus, hormon stres (kortisol) dilepaskan dalam jumlah yang lebih tinggi. Untuk menurunkan hormon stres, hal yang harus dilakukan adalah beristirahat. Namun, perilaku hustle culture menyebabkan waktu istirahat menjadi sangat sedikit.

Dalam hidup, perlu adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Stres akibat pekerjaan yang menumpuk sering kali terbawa dalam kehidupan pribadi sehingga dapat menyinggung orang-orang di sekitar. Padahal, menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih dapat menghasilkan energi positif dan meningkatkan kreativitas.

Bekerja keras adalah hal baik. Akan tetapi, jangan sampai terbelenggu dalam perilaku hustle culture. Sebagai individu yang cerdas, kita harus dapat mengatur waktu sebaik mungkin untuk melakukan berbagai kegiatan tanpa mengesampingkan kesehatan. Pastikan bahwa kita bekerja dalam hidup, bukan hidup dalam bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun