Mohon tunggu...
Widya Apsari
Widya Apsari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi, pecinta seni, pemerhati netizen

menulis hanya jika mood

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kami Menolak Policresulen untuk Mulut

19 Februari 2018   08:27 Diperbarui: 19 Februari 2018   18:33 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: http://actual-medicina.blogspot.co.id

Sariawan….

Minggu ini dunia maya banyak dibicarakan tentang penarikan izin edar obat berbahan dasar polikresulen konsentrat 36%, yang diiklankan sebagai obat sariawan.

Mungkin beberapa orang ada yang berpendapat bahwa sariawan itu masalah sepele dan penarikan obat berbahan dasar polibresulen tersebut terkesan lebay.

Tapi tahukah Anda apa itu sariawan?
Tahukah Anda bahwa ada banyak jenis sariawan dengan berbagai macam penyebabnya?

Saat kita menyebut sariawan, sama seperti kita bicara “sakit kulit”. Sariawan hanya menyatakan terdapat masalah di kulit bagian dalam rongga mulut (mukosa), seperti halnya sakit kulit menjelaskan terdapat masalah pada kulit seseorang, tapi tidak menjelaskan dengan detil jenis dan penyebab masalah tersebut.

Dalam dunia Penyakit Mulut, sariawan bisa berupa luka karena trauma (ulkus traumatic), infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi jamur, kelainan imunologis (yang ini banyak lagi jenisnya), sampai kanker mulut. Masing-masing jenis sariawan berbeda penanganannya.

Apabila kita ingin menggunakan suatu obat untuk penanganan awal sariawan, yang belum diketahui jenis dan penyebabnya, tentunya yang kita perlukan adalah obat yang aman dan tidak memperburuk kondisi sariawan yang belum diketahui jenis dan penyebabnya tersebut.

Policresulen yang beredar kami nilai tidak memiliki faktor “aman” tersebut untuk digunakan sebagai obat bebas, apalagi menurut petunjuk pemakaian di kemasan, harus diencerkan sekian kali dan sebagainya.

Pertanyaannya, berapa persen masyarakat Indonesia yang patuh membaca dengan saksama petunjuk pemakaian obat sariawan sebelum pemakaian? Ada berapa persen masyarakat Indonesia yang sudah gemas dengan sariawannya lalu memilih mengabaikan petunjuk pemakaian? Hal ini membuat faktor keamanan obat dengan izin edar bebas menjadi isu penting.

Kenapa kami anggap tidak aman?
Hingga saat ini tidak ditemukan laporan kasus ataupun hasil penelitian yang menyatakan bahwa policresulen untuk pengobatan sariawan aman digunakan. Sementara data tersebut sangatlah penting dalam pemakaian sebuat obat. Sebuah laporan kasus di Korea menunjukkan efek chemical burn paska pemakaian policresulen pada sariawan (Chemical Burns of The Oral Mucosa Caused by Policresulen: report of a case, 2013).

Apabila ada yang kontra dengan penggunaan policresulen, tentunya ada juga yang pro. Pihak yang pro dengan penggunaan policresulen memberikan beberapa pembelaan terhadap obat berbahan dasar policresulen, di antaranya:

  • Obat sariawan berbahan dasar polikresulen sudah sangat lama beredar di seluruh dunia dan di Indonesia,
  • Apabila sariawan diobati dengan obat berbahan dasar polikresulen akan langsung hilang sakitnya,
  • Selama ini tidak pernah ada laporan efek samping obat sariawan berbahan dasar policresulen,
  • Apabila terjadi sariawan yang tidak sembuh atau bertambah parah, itu karena konsumen tidak menggunakan obat sesuai petunjuk pemakaian di kemasan,
  • Yang terjadi bukan efek samping, melainkan memang sariawan yang diderita bukan indikasi untuk pemakaian policresulen,
  • Sariawan yang bertambah parah setelah pemakaian obat berbahan dasar policresulen disebabkan pasien punya penyakit yang berat.

Kami akan mencoba menjelaskan satu per satu mengapa kami tidak mendukung penggunaan obat sariawan berbahan dasar policresulen.

  • Betul bahwa obat ini sudah sangat lama. Sudah lama beredar tidak serta merta menyatakan obat tersebut aman,
  • Betul bahwa setelah aplikasi policresulen pada sariawan dapat mengurangi rasa sakit. Sebuah penelitian (Clinical efficacy of Policresulen on Aphthous Ulcer, Dermatology and Venereology 2012) yang membandingkan antara penggunaan policresulen vs distilled water memberikan hasil policresulen secara signifikan mengurangi rasa nyeri, tetapi tidak mengurangi waktu penyembuhan. Dengan kata lain polikresulen tidak lebih baik dari distilled water untuk mempercepat waktu penyembuhan sariawan.

    Bagaimana cara policresulen secara signifikan bisa mengurangi rasa sakit pada sariawan? Policresulen bekerja dengan cara membuat vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah), vasokontriksi pembuluh darah ini membuat se-sel di jaringan yang terkena policresulen mati, sehingga membuat sariawan menjadi tdk sakit. Jadi dengan kata lain, policresulen membuat sel mati sehingga rasa nyeri menjadi berkurang, bahkan hilang.

    Apakah masyarakat tahu bahwa ada kelainan yang disebut chemical burn? Apakah masyarakat tahu bahwa kondisi tersebut dapat terjadi setelah pemakaian policresulen? Chemical burn merupakan efek samping yang banyak ditemui paska pemakaian policresulen. Tapi mengapa tidak ada laporan efek samping polikresulen selama ini?

    Hal ini disebabkan oleh mayoritas pasien membeli sendiri obat policresulen, sehingga Mereka tidak tahu bahwa setelah diberikan policresulen, sariawannya tersebut sebetulnya telah berubah menjadi chemical burn yang merupakan efek samping dari policresulen. Pasien hanya tahu setelah diberikan policresulen, berubah menjadi tidak sakit lagi. Dan rasa sakit yang hilang ini lah yang menjadi indikator kesembuhan sariawan.

    Nah, apabila efek samping policresulen yaitu chemical burn ini semakin parah dan menimbulkan rasa sakit, barulah pasien menjadi panik dan mencari bantuan ke dokter gigi spesialis penyakit mulut. Namun Berapa banyak masyarakat yang memiliki akses ke dokter gigi spesialis penyakit mulut? Bagi mereka yang tidak memiliki akses ke dokter gigi spesialis penyakit mulut, akan membiarkan sariawannya yang tidak sembuh atau bertambah parah tersebut. Sehingga Tidak ada laporan efek samping bukan berarti tidak ada efek samping, tetapi bisa karena underreporting.

  • Tahukah, dari lebih 20 kasus efek samping polikresulen yang ditemukan di Poli Penyakit Mulut RSCM, banyak yang sudah menggunakan policresulen dengan cara diencerkan dan dikumur. Kemudian pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara produsen menentukan berapa kali pengenceran yang tepat untuk mengobati sariawan? Karena tidak ditemukan data penelitian mengenai konsentrasi yang aman dari policresulen. Tidak ada data bahwa ketentuan pengenceran sekian kali adalah berdasarkan sebuah penelitian yang valid, dan tidak ada data bahwa pengenceran yang dianjurkan tersebut aman digunakan untuk sariawan.

    Siapakah yang bisa membedakan jenis sariawan? Kalau seorang dokter gigi saja masih mungkin merasa kesulitan mengenali jenis sariawan, bagaimana bisa mengharapkan masyarakat awam mampu mengenali jenis sariawannya sebelum memakai policresulen? Hal ini membuat aspek keamanan obat menjadi sangat penting. Tidak ada keterangan lebih detil pada kemasan produk mengenai jenis sariawan yang boleh dan tidak boleh. Tidak ditemukan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan polikresulen aman dan baik untuk jenis sariawan tertentu.

    Sebagian besar kasus efek samping policresulen terjadi tidak pada individu yang memiliki penyakit berat. Kasus sariawan yang menjadi parah dan berakhir viral di media sosial terjadi pada individu dengan kelainan darah. Tetapi apabila obat bebas edar yang dalam iklannya menyatakan dapat menyembuhkan semua sariawan, seharusnya aman juga untuk pasien dengan kelainan darah tersebut, yang membeli bebas obat berbahan dasar policresulen untuk mengobati sariawannya.

Menambahkan keterangan kami di atas, telah beredar luas postingan yang menyatakan bahwa penggunaan policresulen dapat menyebabkan kanker mulut. Meskipun terdapat beberapa pasien kanker mulut yang memiliki riwayat penggunaan policresulen sebelum akhirnya berobat ke Poli Penyakit Mulut RSCM, tidak bisa serta merta kita mengatakan bahwa pemakaian policresulen dapat menyebabkan kanker mulut.

Untuk dapat menyatakan bahwa suatu obat menyebabkan kanker mulut, memerlukan hasil penelitian jangka panjang. Akan tetapi pada sebuah penelitian pada hewan coba (Immunohistochemical Expression of Epithelial Cadherin in The Buccal Mucosa of Guinea Pig After Topical Application of Policresulen, 2004), ditemukan bahwa pemakaian polikresulen dapat menyebabkan terjadinya displasia (sel-sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker, NCI Dictionary of Cancer Terms) pada rongga mulut.

Banyak hal yang akhirnya mendasari penolakan terhadap penggunaan policresulen sebagai obat sariawan. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh produsen untuk dapat menyatakan bahwa policresulen merupakan obat sariawan yang efektif dan aman. Dan saya rasa pekerjaan rumah tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang untuk diselesaikan.

Endah Ayu Tri Wulandari
Widya Apsari

2018

My favorite quote: “Allah amanahkan ilmu kepada kita untuk kebaikan orang banyak”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun