Kita tentu berharap pejabat di bidang pendidikan benar-benar menjadi teladan membaca. Bukan hanya hadir di seminar literasi, tetapi juga menghidupi bacaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika pejabat aktif membaca, ia akan lebih bijak dalam membuat kebijakan. Jika pejabat terbiasa membaca, ia akan lebih mudah memahami suara rakyat yang ditulis dalam berbagai karya.
Gemes dengan Flexing, Bukan Reading
Fenomena flexing pejabat di media sosial semakin marak. Mobil mewah, jam tangan mahal, liburan ke luar negeri---semua dipamerkan. Namun, hampir tak ada pejabat yang pamer sedang membaca buku. Inilah yang membuat kita gemas. Padahal, buku jauh lebih layak dijadikan kebanggaan daripada barang-barang konsumtif.
Flexing bukanlah gaya hidup yang membangun bangsa. Reading---itulah yang menumbuhkan peradaban.
Â
Penutup
Darurat baca pejabat adalah panggilan bagi kita semua. Penulis, guru, penerbit, murid, bahkan masyarakat luas memiliki peran penting untuk menjadikan membaca sebagai gaya hidup. Buku yang bermutu harus menemukan jalannya ke tangan pembaca, dari kelas hingga kursi pejabat.
Membaca bukan sekadar hobi, melainkan kebutuhan. Dan di era penuh flexing ini, mari kita lebih lantang menggemakan reading.
Â
Oleh: Widodo, S.Pd.
Tangerang, 26 September 2025
Â