Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saat Musik Berhenti, Kopi Bicara: Transformasi Hobi Menjadi Kopiis

3 September 2025   15:28 Diperbarui: 3 September 2025   16:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Jenis Kopi : Sumber Gambar Pixabay 

Rekomendasi Kopi Asal Daerah (Varietas Nusantara)

  1. Excelso Kalosi Toraja -- kopi Toraja khas dengan rasa tebal, aftertastenya seperti dark chocolate. Nibble
  2. Tagetto Coffee Arabika Aceh Gayo -- kopi Gayo dengan rasa nutty dan buttery, aroma rempah. Nibble
  3. Otten Coffee Flores Bajawa -- Arabika Bajawa dengan aroma nutty dan tembakau. Nibble
  4. Spice Roastery Papua Wamena -- kopi Wamena terkenal dengan cokelat, tobacco, kacang. Nibble
  5. JJ Royal 100% Pure Luwak Robusta -- kopi luwak lembut dengan keasaman rendah. Nibble
  6. JJ Royal Arabica Coffee Bali -- Arabika Bali dengan sensasi citrus. Nibble
  7. Philo Coffee Tendangan Espresso -- blend robusta Garut & Arabika Flores Bajawa. Nibble
  8. Excelso House Blend -- gabungan robusta dan arabika, aroma rempah, bunga, buah kering. Nibble
  9. Kopi Excelsa Temanggung -- harum buah nangka, unik dan eksotis. klasika.kompas.id
  10. Kopi Menoreh (Kulon Progo) -- aroma bunga, clean taste, keasaman sedang. klasika.kompas.id
  11. Kopi Sidikalang -- robusta Sumatra Utara dengan rasa tebal dan bitter yang nikmat. klasika.kompas.id
  12. Kopi Gunung Karang Banten -- rasa kacang panggang, karamel, sentuhan citrus. klasika.kompas.id
  13. Kopi Kintamani (Bali) -- kopi arabika bali dengan aroma jeruk, asam segar. Tekun IndonesiaJasa Maklon Minuman Serbuk Instankooliner.com
  14. Kopi Bajawa (Flores) -- arabika Flores manis dengan vanila & tembakau aroma. Jasa Maklon Minuman Serbuk Instankooliner.com

B. Wawancara dengan Penjual Kopi Kecil dan Kedai Kopi Mewah

Pengalaman saya tidak hanya berhenti di rumah atau di internet. Saya melangkah ke pasar-pasar tradisional, berbincang dengan penjual kopi kecil yang menjajakan kopi bubuk kemasan plastik sederhana. Lalu, saya juga mengunjungi kedai kopi mewah di pusat kota yang menjual kopi dengan harga sepuluh kali lipat lebih mahal. Dari sana, saya belajar: setiap cangkir kopi punya cerita dan pembelinya masing-masing. Yang murah tetap punya pelanggan setia, yang mahal tetap punya peminat setia. Pasar kopi di Indonesia itu luas, tinggal bagaimana kita menemukan segmen yang tepat.

C. Menjadi "Kopiis"

Menjadi kopiis ternyata bukan sekadar mengoleksi bungkus kopi. Ada aspek edukasi, promosi, bahkan potensi bisnis. Setiap bungkus kopi yang saya kumpulkan bisa menjadi katalog rasa Nusantara. Dari koleksi itu, saya bisa membuat rekomendasi, membuka lapak kecil untuk menjual kopi sachet unik, atau bahkan meracik paket "Parade Kopi Nusantara" untuk hadiah atau oleh-oleh.

Istilah kopiis juga bisa menjadi gerakan: mengajak masyarakat mengenal kopi daerahnya, mendukung petani kopi lokal, dan mempopulerkan kopi Nusantara di era digital.

D. Menemukan Kepuasan

Dalam budaya Jawa, ada pepatah: jer basuki mowo beo, yang artinya keberhasilan memerlukan pengorbanan. Dalam hobi pun demikian. Saya mengorbankan waktu, sedikit biaya, dan ruang untuk menyimpan koleksi kopi. Namun, kepuasan yang saya temukan jauh lebih besar: menemukan teman sesama pecinta kopi, mengeksplorasi rasa-rasa baru, dan berkreasi dengan ide-ide segar di dunia perkopian.

Dalam diri saya terus muncul pertanyaan: "Ada kopi apa lagi ya di masa yang akan datang?" Pertanyaan ini menjadi bahan bakar untuk terus belajar, berinovasi, dan mungkin suatu saat benar-benar membuka usaha kopi sendiri.

Penutup

Parade kopi Nusantara adalah cermin kekayaan budaya Indonesia yang tiada habisnya. Dari Aceh hingga Papua, dari sachet seribuan hingga kemasan premium, kopi selalu punya cara menyatukan orang. Menjadi kopiis hanyalah langkah awal saya untuk lebih dekat dengan dunia ini. Siapa tahu, dari sekadar hobi, lahir usaha baru yang menguntungkan sekaligus membanggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun