Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Lama Tangerang: Tempat Belanja Sekaligus Tempat Kenangan

3 Agustus 2025   14:03 Diperbarui: 3 Agustus 2025   14:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Pasar Lama Tangerang: Tempat Belanja Sekaligus Tempat Kenangan

Oleh: Widodo, S.Pd.

Pendahuluan

Saya memiliki satu tempat favorit untuk berbelanja bulanan bersama keluarga---terutama jika kami bisa berkumpul lengkap bersama anak-anak. Tempat itu adalah Pasar Lama Tangerang, sebuah kawasan belanja yang ikonik dan kaya kenangan. Dari masa saya masih muda, baru bekerja dan berbapacan, hingga kini menjadi orang tua dengan dua anak, Pasar Lama tetap menjadi tujuan kami.

Setiap kali berkunjung, saya selalu teringat momen-momen sederhana namun bermakna: membeli jajanan tradisional di pinggir jalan, memilih pakaian anak di toko-toko kecil, atau sekadar menyusuri lorong sempit sambil bercakap-cakap ringan. Kadang saya bertemu teman sesama guru, bahkan orang tua murid yang menyapa hangat. Pasar ini bukan sekadar tempat berbelanja, tapi juga ruang sosial yang hidup dan penuh cerita.

Pasar Lama Tangerang: Sejarah, Cita Rasa, dan Budaya

Pasar Lama Tangerang bukanlah pasar biasa. Kawasan ini adalah perpaduan antara sejarah panjang, kekayaan kuliner, dan pesona budaya Tionghoa yang kental. Terletak di jantung Kota Tangerang, pasar ini menjadi pusat aktivitas sejak abad ke-15. Pada masa penjajahan Belanda, tempat ini berfungsi sebagai pasar tradisional yang menjual sayur dan ikan.

Setelah direvitalisasi pada tahun 2012, kawasan ini tumbuh menjadi destinasi wisata kuliner dan budaya. Jalan Kisamaun yang menjadi nadi kawasan ini kini dipenuhi oleh pedagang kaki lima, toko-toko kecil, dan deretan bangunan tua yang penuh karakter. Klenteng Boen Tek Bio, yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu, menjadi penanda spiritual dan budaya yang tidak bisa dipisahkan dari identitas Pasar Lama.

Daya Tarik yang Tak Pernah Habis

1. Kuliner yang Menggoda Selera
Pasar Lama menyajikan beragam kuliner dari yang legendaris hingga kekinian. Siapa yang bisa menolak kelezatan sate ayam Haji Ishak, boci nyeblak prasmanan, es podeng nenek, atau cempedak goreng hangat? Kami sekeluarga punya kebiasaan duduk lesehan menikmati jajanan sambil bercerita.

2. Wisata Sejarah dan Budaya
Selain makanan, kawasan ini juga menyimpan banyak nilai sejarah. Bangunan bergaya kolonial, jalanan sempit berbatu, serta Museum Benteng Heritage mengajak pengunjung menelusuri jejak masa lalu Kota Tangerang.

3. Suasana yang Unik dan Hangat
Suasana khas jalanan kecil, ramainya suara penjual, aroma makanan, serta lampu-lampu malam menciptakan pengalaman yang sulit dilupakan. Bahkan di tengah hiruk pikuk, terasa ada kehangatan yang menyelimuti.

Tips Berkunjung ke Pasar Lama

  • Waktu Terbaik: Sore hingga malam hari, terutama saat akhir pekan, adalah waktu paling hidup.
  • Transportasi: Cukup mudah dijangkau, terutama dengan KRL---turun di Stasiun Tangerang, tinggal jalan kaki.
  • Uang Tunai: Bawa uang tunai secukupnya karena sebagian besar penjual belum menerima pembayaran digital.
  • Keamanan: Tetap waspada dengan barang bawaan, terutama saat ramai.

Manfaat Pasar Lama bagi Masyarakat

Seperti pasar pada umumnya, Pasar Lama memiliki fungsi sosial dan ekonomi yang penting:

  1. Tempat bertemunya penjual dan pembeli, menjaga roda ekonomi tetap berputar.
  2. Menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, baik bahan pokok maupun kebutuhan lain.
  3. Menjadi tempat penentu harga yang wajar, dengan tawar-menawar yang sehat.
  4. Mendorong produksi lokal, terutama makanan, pakaian, dan kerajinan.
  5. Membuka lapangan kerja, dari pedagang hingga pengelola parkir.
  6. Sumber pendapatan daerah, lewat retribusi dan pajak.
  7. Sarana interaksi sosial, tempat bertemu teman lama, menyapa murid, bahkan mempererat hubungan keluarga.

Pasar Lama dalam Tiga Wajah

1. Sebagai Pasar Tradisional
Pasar Lama tetap mempertahankan jiwa pasar rakyat: tawar-menawar, hubungan akrab antara penjual dan pembeli, serta barang-barang kebutuhan sehari-hari.

2. Sebagai Ruang Modern
Beberapa toko dan kios sudah beradaptasi dengan cara pelayanan yang lebih praktis dan teratur.

3. Sebagai Pasar Digital
Kini banyak penjual di Pasar Lama memanfaatkan media sosial dan layanan pesan antar. Bahkan beberapa makanan khasnya bisa dipesan lewat aplikasi online.

Penutup

Pasar Lama Tangerang bukan hanya pasar biasa. Ia adalah ruang hidup yang menyatu dalam keseharian saya dan keluarga---sejak dulu hingga kini. Ia adalah tempat berbelanja, berbagi, dan bernostalgia. Dalam hiruk pikuknya, tersimpan kehangatan dan kebersamaan yang tak tergantikan oleh pusat perbelanjaan modern manapun. Karena di sana, kami bukan hanya membeli barang, tapi juga merawat kenangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun