Pasar Lama Tangerang: Tempat Belanja Sekaligus Tempat Kenangan
Oleh: Widodo, S.Pd.
Pendahuluan
Saya memiliki satu tempat favorit untuk berbelanja bulanan bersama keluarga---terutama jika kami bisa berkumpul lengkap bersama anak-anak. Tempat itu adalah Pasar Lama Tangerang, sebuah kawasan belanja yang ikonik dan kaya kenangan. Dari masa saya masih muda, baru bekerja dan berbapacan, hingga kini menjadi orang tua dengan dua anak, Pasar Lama tetap menjadi tujuan kami.
Setiap kali berkunjung, saya selalu teringat momen-momen sederhana namun bermakna: membeli jajanan tradisional di pinggir jalan, memilih pakaian anak di toko-toko kecil, atau sekadar menyusuri lorong sempit sambil bercakap-cakap ringan. Kadang saya bertemu teman sesama guru, bahkan orang tua murid yang menyapa hangat. Pasar ini bukan sekadar tempat berbelanja, tapi juga ruang sosial yang hidup dan penuh cerita.
Pasar Lama Tangerang: Sejarah, Cita Rasa, dan Budaya
Pasar Lama Tangerang bukanlah pasar biasa. Kawasan ini adalah perpaduan antara sejarah panjang, kekayaan kuliner, dan pesona budaya Tionghoa yang kental. Terletak di jantung Kota Tangerang, pasar ini menjadi pusat aktivitas sejak abad ke-15. Pada masa penjajahan Belanda, tempat ini berfungsi sebagai pasar tradisional yang menjual sayur dan ikan.
Setelah direvitalisasi pada tahun 2012, kawasan ini tumbuh menjadi destinasi wisata kuliner dan budaya. Jalan Kisamaun yang menjadi nadi kawasan ini kini dipenuhi oleh pedagang kaki lima, toko-toko kecil, dan deretan bangunan tua yang penuh karakter. Klenteng Boen Tek Bio, yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu, menjadi penanda spiritual dan budaya yang tidak bisa dipisahkan dari identitas Pasar Lama.
Daya Tarik yang Tak Pernah Habis
1. Kuliner yang Menggoda Selera
Pasar Lama menyajikan beragam kuliner dari yang legendaris hingga kekinian. Siapa yang bisa menolak kelezatan sate ayam Haji Ishak, boci nyeblak prasmanan, es podeng nenek, atau cempedak goreng hangat? Kami sekeluarga punya kebiasaan duduk lesehan menikmati jajanan sambil bercerita.