Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ketika Masa Lalu Menyapa Bagian Kedua

19 Juli 2025   07:15 Diperbarui: 17 Juli 2025   17:23 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Masa Lalu Menyapa

Bagian Kedua 

Oleh: Widodo, S.Pd.

4. Menyapa di Ujung Sapa yang Tertahan

Aku sering bermimpi, bertemu orang-orang dari masa lalu. Kadang teman sepermainan, kadang sahabat masa kuliah, kadang juga cinta lama. Tapi kali ini berbeda.

Aku bertemu seseorang yang pernah menjadi musuhku. Ya, musuh dalam arti kanak-kanak. Namanya Rahmat.

Kami duduk sebangku saat kelas lima SD. Tapi bukan berarti akrab. Rahmat sering berkata kasar. Suka mengejek. Suka menghina. Kadang karena warna kulitku, kadang karena pakaianku yang tak baru. Aku tahan-tahan. Sampai satu hari, aku tak tahan lagi.

Kami berkelahi. Di belakang sekolah. Di bawah pohon jambu. Guling-guling di tanah, cakar mencakar, sampai baju sobek dan tangan berdarah. Guru pun datang memisahkan. Kami dimarahi, dijewer, disuruh salaman.

Lucunya, setelah itu kami seolah tak pernah berkelahi. Anak-anak memang seperti itu. Marah sebentar, lalu bermain bersama lagi seperti tak terjadi apa-apa. Tapi tidak benar-benar akrab. Ada jarak yang tetap tersisa, semacam garis tak kasatmata yang membelah dua sisi bangku panjang di kelas.

Puluhan tahun berlalu. Hidup membawa kami ke arah yang berbeda. Aku menjadi guru, tinggal di kota kecil. Rahmat---kudengar---menjadi pengusaha bahan bangunan di kota sebelah. Aku tidak terlalu peduli.

Sampai suatu hari, saat aku sedang menunggu angkot di tepi jalan pasar, aku melihatnya. Rahmat. Berjalan sambil menenteng plastik belanja. Rambutnya sudah menipis, perutnya buncit, dan jalannya agak perlahan. Tapi wajah itu... masih bisa kutebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun