Mohon tunggu...
Widny Putri
Widny Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berlari Lampaui Batas Diri

25 Oktober 2017   22:09 Diperbarui: 25 Oktober 2017   22:33 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang mengira bila lengan yang kita miliki ternyata merupakan bentuk lengan yang mampu mengayunkan kaki dan tangan secara efektif. Bentuk kaki yang relatif panjang dan ramping apa lagi dibantu dengan pergelangan kaki yang memiliki persendian sangat memudahkan kita dalam berlari. Saat kita berlari otot betis kita akan kontraksi namun otot tendon akan elastis. Sendi yang ada pada pergelangan kaki merupakan tuas bagi kaki kita yang akan membantu menghemat setengah dari energi yang seharusnya kita keluarkan untuk melakukan langkah selanjutnya. Kita juga memiliki bahu yang lebar, pinggang yang ramping serta tulang panggul membantu pergerakan kaki ketika berlari. Kita juga beruntung memiliki lutut yang mampu membantu kita dalam menyokong tubuh saat berlari. Karena saat kita berlari, pasti salah satu kaki menjadi penyokong tubuh secara bergantian. Maka dari itu tugas telapak kaki yang sebenarnya juga merupakan tumpuan yang baik karena seolah -- olah memiliki bantalan yang akan memudahkan kita dalam berlari akan terbantu oleh adanya persendian di lutut.

Saat berlari tentu saja tubuh kita memerlukan banyak energi bahkan terjadi lonjakan permintaan energi. Lalu bagaimana tubuh kita mendapatkan energi yang sebanyak itu? Tubuh kita dapat menghasilkan energi saat terjadi katabolisme. Proses katabolisme atau sering kita kenal dengan istilah pembakaran sendiri dapat terjadi jika terdapat oksigen dan glukosa. 

Oksigen akan didapatkan dari udara di sekitar kita melalui proses bernafas, oksigen tersebut akan masuk ke paru -- paru dan terjadi respirasi di mana oksigen yang kita butuhkan akan ditukar dengan carbon dioksida yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Glukosa sendiri merupakan gula yang sudah disederhanakan oleh tubuh  di mana kita dapatkan melalui makanan yang kita makan yang telah melewati tahapan pencernaan mekanik dan kimiawi.

Oksigen akan diangkut oleh darah menggunakan bantuan hemoglobin menuju sel -- sel yang membutuhkan energi. Kemudian oksigen tersebut dipindahkan ke protein myoglobin, kemudian jika sudah benar -- benar dibutuhkan oksigen tersebut akan dipindahkan menuju mitokondria. Mitokonria sendiri merupakan organel sel yang dapat menghasilkan sel. Disinilah oksigen digunakan untuk membakar glukosa dan akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Namun ATP ini masih harus dirombak manjadi ADP dan phospogliserat agar dapat dipakai, karena dalam menggerakan otot diperlukan 2 bentuk energi tersebut dan juga kalsium. 

Namun bagaimana jika energi yang dibutuhkan sangat cepat? Tubuh kita akan mengatasinya dengan cara yang berbeda pula. Tubuh kita akan mengubah glikogen yang sebelumnya juga merupakan glukosa dengan bantuan hormon adrenalin. Glukogen ini terbentuk karena di dalam hati terdapat kelebihan glukosa yang berlebihan, kemudian diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin kemudian di simpan di dalam hati. Kemudian nafas kita juga akan terengah -- engah karena tubuh kita sangat membutuhkan oksigen dengan jumlah yang besar.  Namun tubuh kita juga akan melakukan alternatif lain saat membutuhkan banyak energi sedangkan ketersediaan oksigen dan glukosa tidak pada semestinya, yaitu dengan cara glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus kerbs, dan rantai transport elektron .

Di samping tubuh kita memang sudah dirancang untuk berlari,sebenarnya kita mampu untuk mengoptimalkan melakukan lari dengan jarak yang terbilang jauh. Namun ada beberapa hal yang dapat memaksimalkan kita saat berlari, di antaranya adalah :


Tetap pada kecepatan stabil

Saat kita sudah menempuh jarak yang cukup jauh secara otomatis kita akan merasa lelah karena memang kerja otot yang cepat dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan lelah. Kemudian kita akan merasa sangat ingin beristirahat, jika kita menuruti keinginan kita untuk berjalan yang dapat kita bilang sebagai istirahat hal itu justru mempeburuk keadaan kita dan membuat ketahanan kita berkurang. 

Meskipun jalan cepat sekalipun, jika kita terlepas dari gerakan lari akibatnya adalah kekuatan otot kita akan melemah dan untuk berlari lagi kita akan membutuhkan usaha yang lebih besar untuk menaikan kekuatan otot. Padahal jika kita berlari, kekuatan otot akan meningkan dan dengan sistem yang sedemikian akan membuat kinerja otot jantung dan kinerja paru -- paru juga bertambah. Saat kita kembali berjalan maka kita akan merasakan tubuh yang berat dan merasakan nafas yang terengah -- engah, hal itu sebenarnya dikarenakan kebutuhkan energi yang melonjak sehingga membutuhkan kerja jantung dan paru -- paru yang lebih cepat pula. Maka lebih baik kita mengurangi kecepatan berlari sebagai istirahat jika dibandingkan berjalan cepat.

Jangan meninggalkan rutinitas

Saat kita mengetahui bahwa kita akan berlari dengan jarak yang cukup jauh biasanya kita akan melakukan atau bahkan menghindari beberapa hal yang sebenarnya sudah biasa kita lakukan. Seperti halnya jika kita nantinya akan berlari, biasanya mungkin beberapa jam sebelumnya kita akan menghindari makan dan menggantikan makan tersebut beberapa jam lebih awal dari pada sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun