Permasalahan sampah rumah tangga, terutama sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran, menjadi perhatian utama dalam program ini. KKN 24 menghadirkan solusi berbasis lingkungan melalui budidaya maggot (larva dari lalat Black Soldier Fly / BSF) sebagai metode alternatif pengelolaan sampah sekaligus penghasil pakan ternak dan burung.
Program ini disosialisasikan ke seluruh RT di Desa Sidorahayu, dengan fokus utama kepada warga yang memelihara burung kicau, ayam, atau ikan, karena maggot dikenal sebagai pakan alami tinggi protein yang sangat bermanfaat. Sosialisasi dilakukan secara langsung melalui pertemuan warga di tiap RT, serta demonstrasi cara membuat budi daya maggot skala rumahan yang mudah dan murah.
Mahasiswa KKN 24 juga memberikan edukasi tentang manfaat ekonomi dan ekologis dari budidaya ini. Selain mengurangi timbunan sampah, maggot juga bisa dijual sebagai pakan atau dijadikan kompos alami dari sisa media pembiakan. Respon warga sangat positif, terutama dari kalangan penghobi burung, yang merasa terbantu dengan ketersediaan pakan berkualitas rendah biaya.
Program kerja berikutnya adalah pembuatan lilin aromaterapi dari limbah kulit jeruk, sebagai upaya memanfaatkan limbah non-organik menjadi produk bernilai ekonomi. Kegiatan ini diarahkan kepada kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Sidorahayu, sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi perempuan dan pengembangan UMKM lokal. Kegiatan ini diarahkan kepada kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Sidorahayu, sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi perempuan dan pengembangan UMKM lokal. Limbah kulit jeruk yang biasanya dibuang begitu saja kini diolah menjadi produk bernilai jual tinggi yang ramah lingkungan dan memiliki daya tarik pasar.
Mahasiswa KKN 24 memberikan pelatihan langsung mengenai proses pembuatan, mulai dari ekstraksi aroma kulit jeruk, pencampuran bahan dasar lilin, pewarnaan alami, hingga teknik pencetakan dan pengemasan yang menarik. Selain itu, juga diberikan edukasi mengenai strategi pemasaran sederhana seperti promosi melalui media sosial dan pemanfaatan pasar lokal.
Dalam kegiatan sosialisasi, mahasiswa KKN 24 memberikan pelatihan langsung tentang cara mengolah kulit jeruk menjadi esens alami, mencampurkannya dengan lilin berbahan dasar parafin atau beeswax, dan mencetaknya menjadi produk lilin aromaterapi siap pakai. Proses ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan produk yang bisa dijual sebagai souvenir, produk relaksasi, atau pelengkap interior rumah.Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari para ibu PKK. Beberapa di antaranya bahkan langsung tertarik untuk memproduksi ulang di rumah dan menjadikannya sebagai produk UMKM. KKN 24 juga membantu dalam pembuatan label sederhana, kemasan produk, hingga ide pemasaran melalui media sosial atau bazar desa.
Kedua program kerja ini tidak hanya berdampak pada lingkungan dan ekonomi warga, tetapi juga membuka wawasan baru tentang pentingnya inovasi berbasis potensi lokal. Dengan pendekatan edukatif, praktis, dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, KKN 24 berharap inisiatif ini dapat berlanjut bahkan setelah masa KKN selesai.
"Kami ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tapi juga memiliki keterampilan dan kesadaran baru yang berkelanjutan. Budidaya maggot dan lilin aromaterapi adalah langkah awal yang sederhana namun punya dampak besar jika dikelola serius," ujar salah satu mahasiswa KKN 24.
Dengan semangat kolaborasi dan antusiasme warga, program-program ini diharapkan mampu menjadi bagian dari perubahan positif di Desa Sidorahayu, baik dari sisi lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI