Tentu saja Paul mengada-ngada. Printer-nya baik-baik saja kok. Itu cuma siasatnya agar klienku sadar diri dan pergi.
Paul memang jitu. Boleh dibilang 99% siasatnya untuk menyelamatkanku di kantor selalu sukses.
Secepatnya setelah klienku undur diri, aku langsung membereskan meja dan segera keluar dari kantor.
Sebelum memasuki mobil, sempat kulirik jam di tanganku, Sepuluh menit menuju jam dua belas. Aku sadar kalau akan terlambat sampai di tujuan.
Terpaksa mobil kukendarai agak sedikit kencang. Empat puluh tujuh mile per jam, alias tujuh mile lebih dari yang sudah ditentukan yaitu empat puluh mile per jam. Ditambah dengan berdoa agar tidak ada polisi patroli di daerah sekitar.
Setengah perjalanan, mataku tertuju pada sesuatu yang sedang bergerak-gerak di jalan.
Kura-kura! Ya kura-kura menyebrang jalan! Seolah-olah tidak peduli aku sedang dalam keadaat darurat! Oh No!
Terpaksa kuhentikan mobilku. Kutarik nafas dalam-dalam. Kucoba untuk menghembuskannya perlahan sambil terus memandangi kura-kura yang 'acuh bey-beh' menyebrang.
Tiba-tiba aku tersentak! "Gila, kalau nungguin si kur-kur ini nyebrang bakalan gak kelar-kelar!"
Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari mobil. Kuliat antrian panjang mobil-mobil di belakangku. Sementara traffic dari arah berlawanan juga mulai bermunculan.
Dengan gaya bak seorang polwan kuberi aba-aba kepada mereka untuk berhenti.