Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"I Have Done My Good for the Day, How About You?"

13 Oktober 2020   04:01 Diperbarui: 13 Oktober 2020   04:19 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/@rayhennessy

Sekilas kusentuh layar telepon genggam yang tergeletak di meja kerjaku. Sebelas lewat empat puluh menit. Begitu waktu yang tertera di sana.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Sementara pikiranku berputar mencari siasat bagaimana caranya agar bisa keluar secepatnya dari kantorku.

Ya, aku cuma punya waktu dua puluh menit untuk membereskan meja kerja dan pergi ke tempat klienku selanjutnya. Namun yang menjadi halangan, klien di hadapanku tak juga mau beranjak.

Aku tidak lagi mempedulikan apa yang sedang dibicarakannya.. "Yeah, I see his lips moving, but what I hear are just bla..bla..bla..bla.." (Yeah aku lihat bibirnya bergerak-gerak, tapi yang aku dengar hanyalah bla..bla..bla..)

Darah ketimuranku memang masih kental. Senyum di bibir selalu terpasang, walau dalam hati geregetan. Aku memang tipe yang sering tidak bisa "straight-forward" kepada orang lain, terutama klien.

Membangun hubungan dengan klien memang penting, dan hubungan tersebut sering terbentuk melalui perbincangan yang tidak melulu harus berhubungan dengan bisnis.

Cuma seringnya mereka kebablasan. Mungkin terlalu nyaman bercerita kepadaku. Hingga kesannya seperti TMI atau Too Much Information.

Tapi di kantor untungnya aku punya Paul, yang selalu bersedia jadi penyelamatku dari klien yang kadang suka tidak tahu diri dan waktu.

Sambil tersenyum mendengarkan klien yang aku sudah tidak tahu lagi sedang bicara apa, kukirim pesan singkat ke Paul. "Help! Save me!"

Seperti kilat, tiba-tiba Paul sudah mengetuk pintu ruang kerjaku.

"Excuse me, can I borrow Widz for a sec? I have an issue printing my docs!" --- "Maaf, boleh saya  pinjam Widz sebentar? Saya punya masalah mencetak dokumen-dokumen saya"

Tentu saja Paul mengada-ngada. Printer-nya baik-baik saja kok. Itu cuma siasatnya agar klienku sadar diri dan pergi.

Paul memang jitu. Boleh dibilang 99% siasatnya untuk menyelamatkanku di kantor selalu sukses.

Secepatnya setelah klienku undur diri, aku langsung membereskan meja dan segera keluar dari kantor.

Sebelum memasuki mobil, sempat kulirik jam di tanganku, Sepuluh menit menuju jam dua belas. Aku sadar kalau akan terlambat sampai di tujuan.

Terpaksa mobil kukendarai agak sedikit kencang. Empat puluh tujuh mile per jam, alias tujuh mile lebih dari yang sudah ditentukan yaitu empat puluh mile per jam. Ditambah dengan berdoa agar tidak ada polisi patroli di daerah sekitar.

Setengah perjalanan, mataku tertuju pada sesuatu yang sedang bergerak-gerak di jalan.

Kura-kura! Ya kura-kura menyebrang jalan! Seolah-olah tidak peduli aku sedang dalam keadaat darurat! Oh No!

Terpaksa kuhentikan mobilku. Kutarik nafas dalam-dalam. Kucoba untuk menghembuskannya perlahan sambil terus memandangi kura-kura yang 'acuh bey-beh' menyebrang.

Tiba-tiba aku tersentak! "Gila, kalau nungguin si kur-kur ini nyebrang bakalan gak kelar-kelar!"

Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari mobil. Kuliat antrian panjang mobil-mobil di belakangku. Sementara traffic dari arah berlawanan juga mulai bermunculan.

Dengan gaya bak seorang polwan kuberi aba-aba kepada mereka untuk berhenti.

Dengan perasaan geli campur takut, kudekati si kura-kura, kubungkukkan badan sambil kuangkat tempurungnya. Mungkin karena kaget, ia langsung menarik kepalanya masuk ke dalam tempurung.

Kupegang kura-kura itu dengan kedua tanganku yang memanjang ke depan menjauhi badan. Takut kalau-kalau ia berontak dan melemparkan dirinya ke arahku. Walau aku tahu itu cuma perasaanku saja.

Kubawanya ke sebrang jalan, ke arah yang ia tuju. Lalu kuletakkan ia di atas rumput. Kulihat kepalanya langsung menyembul keluar dan kembali meneruskan perjalanannya menuju ke kanal di sana.

Setelah yakin ia aman aku setengah berlari aku menuju ke mobilku.

"Good Job!" Terdengar teriakan dari seseorang dalam mobil di belakang mobilku. Acungan jempol juga kulihat dari mobil di belakang mereka.

Aku jadi tersipu, tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Orang-orang di sini memang expressive.

Kutoleh pandanganku ke arah lalu lintas yang berlawanan di depanku. Seorang wanita paruh baya dengan telpon genggam ditangannya.

Mungkin telah mengabadikan peristiwa si kura-kura tadi. Mungkin juga akan disebarkan di medsosnya. Entahlah.

Yang jelas saat kembali berada di dalam mobil, perasaan stress karena bakalan akan terlambat bertemu dengan klien tiba-tiba hilang.

Dalam hidup ini kebaikan sekecil apapun, memang seringkali memberikan pengaruh yang besar, entah itu untuk diri kita sendiri ataupun orang lain.

" I have done my good deed for the day, how about you?" --- "Saya sudah berbuat sesuatu yang baik untuk hari ini, bagaimana denganmu?"

Oh ya, foto di atas itu bukan kura-kura yang bersangkutan ya, tapi minta ke mbah gugel, maklum tadi lagi buru-buru jadi tidak mungkin selfi dengan si kur-kur.

Salam kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun